Analisa Teknikal dan Reksa Dana

Apa kabar para pembaca, kali ini saya ingin sharing tentang Analisis Teknikal dan Reksa Dana.

Analisis teknikal merupakan salah satu metode analisis yang umumnya digunakan oleh investor saham selain metode analisa fundamental. Secara umum Analisis Fundamental yang sering dipergunakan adalah analisis yang mendasarkan keputusan jual beli atas instrumen investasi berdasarkan hal-hal sebagai berikut antara lain:

1. Nilai buku perusahaan (Total Aset dikurangi Kewajiban) dan atau;

2. Keuntungan Bersih yang dihasilkan oleh perusahaan saat ini dan atau;

3. Keuntungan bersih yang “akan” dihasilkan oleh perusahaan pada masa mendatang dan atau;

4. Perbandingan antara harga saham dengan nilai buku atau keuntungan antara suatu perusahaan (atau negara) dengan lainnya

Berdasarkan faktor-faktor di atas, investor dan analis biasanya akan mencermati faktor-faktor makro seperti Suku Bunga (karena mempengaruhi biaya operasional dan keuntungan bersih perusahaan), perkembangan ekonomi makro (kalau ekonomi ga berkembang darimana perusahaan bisa untung??), harga komoditas dan inflasi (yang turut berpengaruh terhadap kinerja perusahaan). Selama ini, jenis analisa fundamental yang lebih sering dipakai dan dipergunakan oleh para ahli, ekonom, riset dan saya sendiri dalam menjelaskan outlook mengenai reksa dana.

Analisa teknikal sendiri lebih berfokus pada pergerakan harga dan volume dari transaksi suatu saham.  Dalam asumsi analisis teknikal, semua faktor (baik ataupun buruk) sudah tercermin ke dalam faktor harga. Analisis teknikal menyakini bahwa pergerakan harga instrumen investasi akan membentuk pola tertentu. Dari pola-pola tersebut, para analis teknikal mencoba untuk memperkirakan arah pergerakan harga ke depan.

Jenis analisa ini semakin populer belakangan ini. Banyak figur-figur bermunculan yang memperkenalkan bagaimana kesaktian mereka meramal pasar dengan menggunakan metode analisis teknikal. Ada yang menggunakan metode-metode yang sudah tersedia, ada pula yang mengembangkan metode analisa tersendiri karena kini alat-alat analisa teknikal sudah tersedia baik gratis ataupun berbayar dan makin canggih dari hari ke hari.

Meski demikian, metode analisa teknikal (sepengatahuan saya) hampir tidak pernah digunakan pada reksa dana.  Seringnya digunakan pada Forex, Komoditas dan harga saham. Apakah metode analisa Teknikal tidak aplikabel pada reksa dana?

Sebelum membahas lebih jauh, berikut saya perkenalkan beberapa jenis analisa teknikal yang ada.

1. Analisa teknikal Klasik.

Adalah analisa teknikal yang dibuat dengan cara manual. Analis dan investor, berdasarkan pergerakan harga suatu instrumen investasi, kemudian menarik garis atau pola-pola tertentu. Pola-pola tersebut antara lain seperti Triangle, Slope, dll. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:

2. Analisa Candlestick

Merupakan metode analisis yang melihat pola-pola yang dibentuk bentuk batang lilin (candlestick) yang diolah dari harga Open, High, Low dan Close suatu saham. Nama pola-pola tersebut sangat banyak dan terus terang bukan topik yang saya kuasai. Tapi secara umum adalah sebagai berikut:

3. Analisa Teknikal Modern

Merupakan metode analis teknikal yang paling saya pahami karena lebih sederhana dan tidak terlalu membutuhkan keahlian individual yang tinggi dalam menginterprestasikan hasilnya. Pada dasarnya analisa teknikal modern menghitung suatu rasio tertentu. Metode perhitungan rasio tersebut ada bermacam-macam seperti MACD (Moving Average Convergence Divergence), Relative Strength Index (RSI), William %R, Parabolic SAR dll. Cara bacanya juga sederhana, ketika menyentuh titik tertentu, atau memotong dari arah tertentu maka artinya beli atau jual. Salah satu contohnya adalah sebagai berikut:

Kembali ke pertanyaan awal, apakah analisa teknikal aplikabel jika digunakan pada reksa dana ?

Jika berdasarkan pola harga, investor ingin menemukan kapan waktu yang tepat (menurut analisa teknikal) untuk menjual atau membeli reksa dana, maka metode analisa teknikal yang aplikabel adalah metode analisa teknikal klasik dan metode analisa teknikal modern. Anda tinggal menggrafikkan reksa dana dan kemudian mencoba membaca pola yang ada dan membuat aplikasi yang mampu membuat perhitungan (baik Excel ataupun program) untuk melakukan analisis teknikal pada reksa dana.  Metode candlestick tidak dapat dipergunakan karena dalam reksa dana tidak terdapat harga Open, High, Low dan Close.

Penggunaan analisa teknikal memang dapat bermanfaat bagi investor dalam mendapatkan informasi mengenai kapan waktu yang tepat (menurut suatu analisa teknikal) dalam menjual atau membeli reksa dana. Meski demikian, analisa teknikal umumnya bukan analisa yang cocok jika ingin digunakan untuk melakukan investasi jangka panjang. Penggunaan metode ini dapat menyebabkan investor reksa dana menjadi lebih sering keluar masuk yang tidak didasarkan pada kondisi fundamental dan tujuan keuangan dan hal ini sebetulnya tidak terlalu baik jika anda benar-benar adalah investor yang berorientasi jangka panjang.

Meski demikian bukan berarti hasil investasi yang diperoleh dengan analisis teknikal lebih rendah dibandingkan fundamental. Semua itu kembali pada keahlian investor dalam memanfaatkan metode tersebut. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda semua. Atas perhatiannya, saya mengucapkan banyak terima kasih.

Penyebutan produk investasi di atas (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Investasi adalah kegiatan yang mengandung risiko, investor dan calon investor harus sepenuhnya menyadari bahwa dengan berinvestasi, risiko yang dihadapi adalah dapat kehilangan sebagian atau seluruh nilai pokok investasinya.

“Melakukan copy & paste artikel berita ini dan atau mendistribusikan ulang dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis adalah melanggar Hak Cipta / Copyright ©”

11 thoughts on “Analisa Teknikal dan Reksa Dana

  1. Kalau saya melihat secara umum, grafik Reksadana Saham hampir (sama) mendekati grafik IHSG, apakah bisa seandainya untuk analisa teknikal, grafik RDS secara umum diwakili dengan grafik IHSG, mungkin lebih mudah untuk melakukan analisa teknikal?

    Like

  2. sekedar sharing….menurut saudara2 sekalian, A Teknikal mana yg pling cocok n pas?? mengapa??

    menrut saya, lebih cenderung di Moving average 5 harian dan 2 harian, untuk BUY SELL kira2 dalm 2-6 bulanan…

    bagmana dgn saudra2??

    Like

  3. @tukiwul
    Yth Tukiwul dan NBS,

    William %R di atas di set di 14, standar di Infovesta. Tapi bisa diubah sekaligus juga dengan batasan buy dan sellnya. Angkanya bisa berbeda-beda setiap saham, yang paling penting adalah akurat (Ketika merekomendasikan buy dan sell anda untung).

    Mengenai apakah cocok untuk invest, saya tidak tahu karena setiap investor memiliki preferensi yang berbeda. Namun pada dasarnya ketika berinvestasi reksa dana, biasanya saya lebih suka menggunakan dasar fundamental sebagai alasan untuk beli atau jual. Analisa teknikal baru saya gunakan ketika saya ingin “Trading” saham bukan investasi di saham.

    Like

  4. @summarecon
    Yth Summarecon,

    Analisa Teknikal yang paling pas adalah ketika rekomendasikan buy dan sell keluar, anda untung dan tingkat akurasinya mencapai 100% (setiap kali rekomendasi pasti benar).

    Nah, kalau sudah menemukan analisa teknikal tersebut maka itu yang paling cocok.

    Like

  5. Ok Pak, thanks…saya melihat William%R lebih cepat memberi signal dibanding stochastic dgn period yg sama..apalagi MACD..satu metode dapat mengkonfirm metode lain.
    tapi ya itu lagi, balik ke psikologis…karena penyakit fear saat pasar jatuh dan greed saat pasar naik sangat2 menular dan mematikan..kl gini biasanya sdh gak mikir technical..he he

    Like

  6. @tukiwul
    Yth Pak Tukiwul,

    Saya kalau dalam melihat saham kebanyakan menggunakan metode William%R. Cuma lama-lama kalau saya perhatikan, metode ini cocok untuk memberikan kapan saat yang tepat untuk masuk tapi selalu terlalu cepat memberikan kapan waktu untuk keluar. Seringnya abis rekomendasi jual, ternyata harga saham malah naik jauh lebih tinggi terutama saham yang bluechip. Sudah saya coba segala macam adjustment, tapi sepertinya memang lebih cocok pakai analisa fundamental.

    Tapi kalau senang menggunakan teknikal ya monggo.

    Like

  7. saya kira, untuk reksadana,harga sepenuhnya faktor fundamental karena tidak diperdagangkan, demand banyak atau sedikit tidak akan berpengaruh, underlying investmentnya yg menentukan 100%
    jadi analisa teknikal adalah irrelevant di sini…
    mohon koreksinya Guru

    Like

Leave a comment