Mengenal Benchmark Reksa Dana Yang Apple to Apple

Dalam menentukan baik atau tidak baiknya kinerja reksa dana, diperlukan suatu pembanding. Dengan adanya pembanding, kita dapat mengetahui tinggi rendahnya return dan risiko reksa dana. Reksa dana dikatakan memberikan return tinggi apabila returnnya di atas return pembanding. Sebaliknya reksa dana dikatakan berisiko rendah apabila risikonya lebih kecil dibandingkan risiko pembanding. Instrumen yang dianggap sebagai pembanding itulah disebut dengan Benchmark.

Benchmark sangat penting dalam menentukan kinerja suatu reksa dana, oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk bisa menentukan benchmark yang tepat. Benchmark yang tepat adalah benchmark yang apple to apple. Pemilihan benchmark yang tidak tepat, dapat mengaburkan penilaian terhadap kinerja suatu reksa dana sehingga keputusan investasi yang diambil juga menjadi tidak tepat. Salah satu contohnya adalah misalnya membandingkan kinerja reksa dana pendapatan tetap dengan Deposito.

Reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang berinvestasi pada instrumen berbasis pendapatan tetap lebih tepatnya obligasi. Deposito sendiri memiliki karakterisitik yang mirip dengan obligasi yaitu memberikan kupon secara tetap namun memiliki perbedaan terutama pada masa jatuh tempo, besaran kupon dan cara kerjanyanya. Masa jatuh tempo deposito biasanya di bawah 1 tahun, sementara masa jatuh tempo obligasi di atas 1 tahun. Dengan jatuh tempo yang lebih panjang, umumnya obligasi juga memberikan imbal hasil (kupon) yang lebih tinggi dibandingkan bunga deposito. Perbedaan utama ketiga adalah obligasi bisa ditransaksikan sedangkan deposito tidak, hal ini menyebabkan Obligasi memiliki “harga” yang bisa naik turun sementara nilai deposito selalu tetap.

Dengan adanya perbedaan di atas, maka perbandingan antara Reksa Dana Pendapatan Tetap dengan Deposito adalah perbandingan yang tidak apple to apple. Investor membutuhkan benchmark yang lebih spesifik agar bisa menilai kinerja reksa dana secara lebih objektif. Seperti apa benchmark reksa dana itu?

Benchmark Reksa Dana

Dalam menentukan Benchmark reksa dana, ada 2 cara yang dapat digunakan oleh investor.

Pertama, menggunakan Investment Universe dari instrumen yang menjadi portofolio reksa dana. Sebagai contoh, jika reksa dana berinvestasi pada saham-saham yang tergabung dalam kategori saham yang mengikuti prinsip syariah, maka bisa dipilih Jakarta Islamic Index (kumpulan 30 saham usaha perusahaan memenuhi prinsip syariah) sebagai Benchmark. Jika reksa dana berinvestasi pada saham-saham yang likuid maka dapat dipilih Index LQ-45 (Kumpulan 45 saham yang transaksinya paling likuid). Namun jika pilihan investasi sahamnya terlalu luas, maka bisa menggunakan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang merupakan cerminan kinerja seluruh saham yang ada di bursa. Selain indeks di atas, ada juga indeks lain yang dikembangkan baik oleh institusi pemerintah maupun swasta seperti : Indeks Kompas 100, Indeks Bisnis 27, Indeks Sri Kehati 25, dan Indeks PEFINDO 25.

Permasalahan dalam penggunaan investment universe di atas adalah jika penilaian kinerja dilakukan pada reksa dana yang berbasis obligasi. Sebab indeks yang mencerminkan kinerja obligasi masih belum terlalu dikenal di Indonesia. Untuk membantu investor, maka tim riset infovesta mengembangkan suatu indeks obligasi yang dapat digunakan oleh investor untuk membandingkan kinerja reksa dana berbasis pendapatan tetap. Ada 3 Indeks Obligasi yang dikembangkan infovesta yaitu :

  1. Infovesta Government Bond Index (IGBI) –> Mencerminkan pergerakan harga Obligasi Pemerintah berbasis Kupon Tetap
  2. Infovesta Corporate Bond Index (ICBI) –> Mencerminkan pergerakan harga Obligasi Korporasi berbasis Kupon Tetap
  3. Infovesta Syariah Bond Index (ISBI) –> Mencerminkan pergerakan harga Obligasi Korporasi Syariah berbasis Kupon Tetap (Ijarah)

Indeks Obligasi adalah Indeks yang dikembangkan oleh tim riset Infovesta untuk memberikan perbandingan yang lebih baik untuk reksa dana pendapatan tetap. Setiap perubahan dari Indeks Obligasi ini telah mencerminkan:

  • Bobot masing-masing obligasi sesuai dengan Nominal Jumlah beredar.
  • Perubahan Harga Obligasi
  • Accrued Interest Obligasi (kupon obligasi yang dihitung secara harian)
  • Reinvestasi accrued interest obligasi pada tingkat suku bunga sebesar YTM (Yield To Maturity) Obligasi

Manfaat dari Indeks ini adalah menjadi Benchmark dari Obligasi seperti halnya IHSG yang digunakan dalam perbandingan reksa dana saham. Kinerja dari ketiga Indeks adalah sebagai berikut:

Meski indeks ini dikembangkan, masalah tetap ada ketika kita ingin membandingkan kinerja reksa dana campuran yang terdiri dari kombinasi Obligasi dan Saham. Salah satu caranya adalah dengan membuat indeks tersendiri yang komposisinya sesuai dengan komposisi reksa dana campuran seperti 50% IHSG dan 50% Indeks Obligasi Pemerintah. Dalam istilah manajemen investasi, benchmark yang diperoleh dari Investment Universe ini disebut sebagai Market. Jika kinerja reksa dana lebih baik dari Benchmark ini maka disebut reksa dana Outperform dibandingkan market dan sebaliknya jika lebih buruk disebut Underperform dibandingkan market. Penggunaan market ini juga sering diaplikasikan dalam perhitungan CAPM (Capital Asset Pricing Model).

Kedua, yaitu membandingkan reksa dana dengan rata-rata reksa dana sejenis. Salah satu kendala yang dihadapi ketika menggunakan cara pertama di atas adalah tidak seluruh reksa dana mampu mengalahkan benchmarknya. Sebagai contoh pada tahun 2010, dari 65 reksa dana saham, hanya ada 5 reksa dana saham yang kinerjanya lebih baik dibandingkan dengan IHSG. Apakah hal ini berarti 60 reksa dana saham lainnya pasti jelek? Tidak juga. Secara historis, sangat sulit untuk menemukan reksa dana yang mampu mengalahkan kinerja secara konsisten setiap tahun. Meski demikian, reksa dana dianggap perform bila mempu menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan sesamanya. Untuk itulah tim riset di http://www.infovesta.com mengembangkan benchmark yang kedua yaitu Indeks Reksa Dana.

Hingga saat ini, ada 3 indeks reksa dana yang telah dikembangkan yaitu :

  1. Indeks Reksa Dana Saham –> yang merupakan rata-rata dari seluruh reksa dana saham
  2. Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap –> yang merupakan rata-rata dari seluruh reksa dana pendapatan tetap
  3. Indeks Reksa Dana Campuran –> yang merupakan rata-rata dari seluruh reksa dana campuran

Kinerja dari ketiga indeks adalah sebagai berikut:

Dengan adanya Indeks Reksa Dana, maka investor dapat menggunakan indeks ini untuk membandingkan apakah kinerja reksa dana telah lebih baik dibandingkan sesamanya atau tidak. Bisa saja reksa dana tidak mampu mengalahkan market, tapi jika reksa dana tersebut lebih baik dibandingkan dengan sesamanya, maka sebetulnya dari seluruh produk yang underperform, reksa dana tersebut yang kinerjanya paling bagus.

Sebagai informasi, Indeks Reksa Dana dan Indeks Obligasi dapat didownload di Homepage http://www.infovesta.com bagian bawah bagi rekan-rekan yang berniat menggunakan indikator ini untuk kepentingan penelitian atau perbandingan investasi. Demikian semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi anda.

55 thoughts on “Mengenal Benchmark Reksa Dana Yang Apple to Apple

  1. Mohon maaf pak Rudi mau bertanya terkait benchmark yg sesuai untuk reksadana terproteksi apa ya pak? Apakah sama dengan reksadana pendapatan tetap atau sama dengan reksadana campuran?

    Like

  2. @Roisatun
    Siang bu Roisatun,

    Reksa dana terproteksi karakteristiknya berbeda dengan reksa dana lain karena hanya bisa dibeli di awal saja dan dipegang hingga jatuh tempo. Tingkat imbal hasil yang diberikan tergantung pada saat kapan reksa dana ini diterbitkan (pada waktu itu pasaran obligasi kuponnya berapa) dan seberapa besar risiko yang diambil dalam hal pilihan emiten obligasinya apakah rating tinggi atau rendah.

    Jadi reksa dana ini tidak cocok jika mau diukur dan dibandingkan kinerjanya.

    Semoga bermanfaat

    Like

  3. Selamat malam pak Rudi,

    Saya ingin bertanya,

    saya ingin mengevaluasi beberapa reksadana saham syariah.

    pertanyaan saya, dalam reksadana syariah, apakah kita perlu mengubah Market risk (Rm) dengan acuan JII. dan Risk free rate (Rf) dengan acuan SBIS ?
    begitupula dengan betanya,yang acuannya JII?

    Terimakasih banyak pak.

    nb: Terimakasih, blog bapak sangat membantu saya dalam mengenal reksadana.

    Like

  4. @kani
    Selamat pagi Ibu Kani,

    Menurut saya memang lebih tepat jika acuan Market dan Risk Free disesuaikan dengan instrumen yang syariah.
    Hanya saja kelemahannya membuat angka perhitungan yang kamu lakukan menjadi tidak compareable.
    Misalkan beta kamu hitung dengan market JII itu 1,5. Tidak bisa serta merta kamu katakan lebih high risk dibandingkan reksa dana yang besaran betanya 1,2 karena beta tersebut dihitung dengan market IHSG.

    Semoga bermanfaat

    Like

Leave a comment