Kelebihan Reksa Dana dibandingkan Saham, Obligasi dan Emas

Belakangan ini mindset bahwa pentingnya investasi semakin berkembang di tengah masyarakat Indonesia. Seiring dengan hal tersebut, jumlah investor reksa dana juga terus meningkat dari waktu ke waktu. Di sisi lain, instrumen investasi juga semakin bervariasi. Tidak hanya reksa dana, sekarang investor bisa memilih berbagai instrumen investasi lain seperti saham, obligasi, emas, forex dan futures atau investasi sektor riil seperti property dan franchise. Masing-masing instrumen investasi tentu memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri.

Pertanyaannya, apa sebenarnya keunggulan reksa dana dibandingkan instrumen-instrumen di atas? Bagaimana menempatkan reksa dana ditengah2 instrumen investasi yang semakin banyak dan tidak kalah menariknya ini?

Bagi anda, investor perorangan yang baru ingin memulai investasi, dibandingkan instrumen lainnya reksa dana memiliki keunggulan antara lain

  1. Minimum investasi relatif kecil mulai dari Rp 500 rb atau Rp 1 juta. Hal ini menjadi salah satu keunggulan bagi investor yang mungkin dana investasinya relatif terbatas. Misalnya suatu saham papan atas seperti Astra Internasional dan Gudang Garam memiliki harga per lembar hingga Rp 60.000 – Rp 70.000. Dengan harga tersebut minimum pembelian adalah 1 lot (500 lembar) sehingga uang yang harus dikeluarkan adalah Rp 30 – 35 juta. Untuk ORI dan Sukuk meski per lembar Rp 5 juta, umumnya pembelian di bank yang disyaratkan berkisar antara Rp 25 – 50 juta. Emas memang bisa dibeli 1 gram, namun umumnya harga per gram untuk 1 gram jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan membeli 100 gram. Memang belakangan ada opsi membeli emas dengan pinjaman, memang harga yang didapatkan menjadi lebih murah, namun kalau bayar bunga, jadi  sama saja kan?
  2. Likuid dan Mudah ditransaksikan. Reksa Dana dapat ditransaksikan setiap saat karena Manajer Investasi berkewajiban untuk menjual kepada investor atau membeli kembali dari investor setiap perintah jual beli dilakukan dengan batas maksimum T+7. Instrumen saham ada yang likuid (bisa ditransaksikan setiap saat) ada pula yang kurang. Ketika investor membeli saham yang relatif kurang likuid ada kemungkinan pencairan dana sulit dilakukan. ORI dan Sukuk sulit untuk dibeli setiap saat. Umumnya investor bisa memperoleh instrumen tersebut pada saat penawaran awal saja. Setelah itu, memang bisa dibeli pada pasar sekunder, namun hal ini tidak semudah transaksi reksa dana. Komoditas emas memang mudah untuk dijual, namun sulit untuk dibeli karena kuota yang ditawarkan kepada investor terbatas. Meskipun bisa diperoleh di toko emas, harga yang diperoleh investor bisa berbeda-beda. Belum lagi ketersediaan faktor ketersediaan stok.
  3. Transparansi dan Satu Harga. Apabila prosedur pembelian atau penjualan reksa dana yang dilakukan tepat, bisa dipastikan investor akan mentransaksikan reksa dana pada harga yang sama tidak melihat besar kecilnya dana yang diinvestasikan. Harga reksa dana hanya ada 1, dipublikasikan keesokan harinya dan berlaku untuk perintah transaksi yang dijalankan sebelum jam 12.00 WIB atau jam 13.00 WIB. Harga saham meski ada harga penutupan, harga yang diperoleh investor bisa berbeda tergantung pada bid dan offer, harga obligasi kurang transparan karena kurang likuid, hanya instrumen emas yang memiliki kesamaan harga jual karena dipublikasikan oleh ANTAM. Namun bagi investor yang datang ke toko emas, seringkali harga yang diperoleh berbeda dengan harga di ANTAM.
  4. Pengelolaan Profesional.Pada dasarnya investasi reksa dana dilakukan karena investor tidak memiliki waktu, kemampuan, akses dan jumlah dana untuk melakukan investasi pada saham dan obligasi. Namun bagi investor profesional yang memiliki kemampuan baik secara finansial dan SDM untuk melakukan investasi pada instrumen tersebut, maka bisa melakukan investasi langsung karena tidak menutup kemungkinan bisa memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dikelola melalui reksa dana. Sementara jika dirasakan kemampuan untuk melakukan investasi sendiri langsung masih kurang, maka bisa dilakukan melalui reksa dana.

Kesimpulan di atas adalah dibandingkan instrumen investasi seperti emas, saham dan obligasi, reksa dana memiliki keunggulan antara lain minimum investasi kecil, likuid, transparansi satu harga, dan pengelolaan profesional. Namun bukan karena keunggulan tersebut, menjadikan reksa dana sebagai instrumen yang paling baik. Baik buruknya suatu instrumen menurut saya sangat tergantung pemahaman kita mengenai instrumen tersebut.

Demikian sharing pendek kali ini, semoga bermanfaat bagi anda semua.

Penyebutan produk investasi  (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang.

13 thoughts on “Kelebihan Reksa Dana dibandingkan Saham, Obligasi dan Emas

  1. Yth Bpk Rudiyanto,
    Menurut saya pribadi, reksadana saham lebih “well diversified” (terdiversifikasi lebih optimal) ketimbang main saham sendiri, jadi risiko lebih terjaga (walau tidak menutup kemungkinan terjadi hal sebaliknya).

    Like

  2. @Chrispinus
    Setuju Bpk Chrispinus.
    Kalau bahasa bapak Well Diversified, bahasa saya geraknya kurang lebih sama dengan IHSG. Jadi naik turunnya lebih ketakar. Sementara untuk saham, terkadang naik turunnya jauh lebih fluktuatif namun di satu sisi bisa menjadi peluang untuk mendapatkan gain lebih besar.

    Like

  3. Salam kenal Bpk Rudiyanto,
    saya berencana membeli RDS Schroder dana prestasi plus dan BNP paribas Ekuitas dengan tujuan investasi 5th. namun dengan keadaan krisis ekonomi global (eropa dan amerika) sangat menghawatirkan. bagaimana kira-kira pandangan RDS pada tahun 2012. atau kah lebih baik saya bagi di RDPT dan RDC?
    mohon saran dan informasinya. terima kasih

    Like

  4. Dear pak Rudyanto,
    Saya ingin beli saham pada IPO Greenwood Sejahtera Tbk, kisaran harga @ 275-325 rph. Mohon info ratio pemesana sampai hari ini (terkhir besok 25/XI/11), dan apa nantinya saat listing harga tidak jatuh?

    Terima kasih & salam,
    Yacob (palambayacob@yahho.com)

    Like

  5. terima kasih atas artikel yang diberikan pak.

    hari ini saya sudah mementapkan hati untuk membeli RDS schroder dan bnp paribas. dengan pertimbangan sbb, melihat dua hari ini ihsg berada pada kisaran 2600an. saya yakin akhir tahun akan ada gejolak windows dressing. rencana jangka waktu investasi lumayan panjang. selain itu saya sudh punya free risk invest yakni deposito.

    mungkin nanti rencana akan saya review pada januari untuk melihat perkembangannya. bisa untuk mengambil keputusan switch ke RDPT. atau membeli lagi untuk pembagian prtofolio investasi.

    saya tunggu artikel-artikel menarik selanjutnya, terima kasih

    Like

  6. trim pencerahan p rudiyanto mhn saya juga kalau berkenan untuk reksadana di infovesta saya bisa dikirimkan brosur atau modul yang berkenaan dengan reksadana ini alamat saya AGOES SOEGIARTO SMPN I PARUNG JL TULANG KUNING NO 68 PARUNG BOGOR 16330 TRIM sekali lagi

    Like

  7. Salam pak Rudi

    Bagaimana tanggapan pak Rudi terhadap investor saham yang relatif awam, yang melakukan “mirroring” terhadap komposisi RD saham yang biasa ditampilkan bulanan oleh MI? apakah strategi ini seharusnya lebih banyak berhasil (return mengalahkan RD saham yang ditiru) karena fee transaksi yang lebih rendah, ataukah gagal (return kalah dari RD saham yang ditiru)? Apakah strategi ini disarankan mengingat adanya diversifikasi dan pemilihan saham2 yang termasuk tepat/baik sesuai strategi MI (value atau growth)?

    Terima kasih sebelumnya, pak Rudi.

    Like

  8. @Budi
    Salam Pak Budi,

    Kalau tanggapan saya silakan dicoba saja, kalau memang berhasil mengalahkan IHSG atau kinerja reksa dana yang ditirunya itu adalah strategi yang baik. Kalau tidak ya tidak baik. Saya tidak tahu itu bakal berhasil atau tidak, tapi yang jelas kalau ingin dibuktikan ya harus dilakukan secara konsisten. Sebagai contoh bulan Januari dilihat ada saham A, kemudian bulan Februari saham tersebut hilang. Ketika investor meniru strategi tersebut, saham A hilang, maka tetap harus dijual meskipun posisinya rugi. Jika mampu melakukan secara konsisten, maka baru bisa dijawab akan lebih baik atau tidak.

    Terima kasih.

    Like

  9. @Prawira
    Selamat Malam pak Prawira,

    Gampang pak, langsung saja datang ke bank yang menjual reksa dana, bawa dokumen lengkap seperti KTP dan NPWP. Selanjutnya anda bisa berkonsultasi dengan petugas customer service untuk menanyakan detail lebih lengkap.

    Semoga bermanfaat.

    Like

Leave a comment