Mengenal Lebih Dalam Return dan Risiko Investasi (2)

Selamat Tahun Baru 2013, semoga semua resolusi dan target yang anda susun pada tahun ini bisa tercapai semua.

Pada artikel sebelumnya tentang Risk and Return Investasi kita sudah belajar mengenai istilah Yield. Secara prinsip Yield lebih banyak digunakan dalam menggambarkan hasil pengembalian obligasi meskipun belakangan istilah Yield juga digunakan dalam saham yaitu Earning Yield. Dalam saham dan reksa dana, sekalipun jenis reksa dananya adalah reksa dana pendapatan tetap yang berisi obligasi, istilah yang digunakan untuk menggambarkan tingkat pengembalian adalah Return.

Mengapa digunakan Return ?

Istilah Yield lebih sering digunakan pada obligasi karena hasil dari obligasi berbentuk uang tambahan yang tidak mengurangi nilai pokoknya. Dalam investasi saham, memang terkadang ada pembagian dividen, namun bagi yang sudah berpengalaman, tentu sudah tahu bahwa pendapatan utama dari saham dihasilkan dari kenaikan harga. Karena keuntungan bisa berasal dari pembagian dividen dan juga dari kenaikan harga, maka berkembang istilah Return yang artinya “Pengembalian”. Kata pengembalian mencakup seluruh pendapatan investasi yaitu dari dividen dan selisih kenaikan harga.

Metode Perhitungan Return

Perhitungan return cukup sederhana, yaitu dari Harga Jual – Harga Beli + Dividen kemudian hasilnya dibagi dengan Harga Beli. Misalkan suatu saham dibeli dengan harga Rp 10.000. Setahun kemudian harga saham naik menjadi Rp 15.000 dan investor menjualnya. Dalam periode tersebut saham juga sudah membagikan dividen sebesar Rp 1000 yang sudah dinikmati oleh investor. Sehingga perhitungan return adalah Rp 15.000 – Rp 10.000 + Rp 1000 = Rp 6000. Kemudian dibagi dengan Rp 10.000 = 60%. Jadi return dengan berinvestasi pada instrumen tersebut adalah sebesar 60%. Karena kesamaan karakteristik antara saham dengan reksa dana, maka istilah return juga sering digunakan dalam reksa dana.

Seiring dengan perkembangan ilmu investasi, mulai muncul banyak istilah return seperti Total Return, Compounded Return, Annualized Return, Return yang dihitung dengan rata-rata Aritmatik dan Return yang dihitung dengan rata-rata Geometric.

Sebenarnya istilah Return itu sama dengan Total Return. Kata Total menekankan pada keseluruhan namun secara prinsip sebetulnya sama. Namun ketika dibandingkan dengan Annualized Return atau Compounded Return istilah total return menjadi berbeda. Sebagai contoh saya berikan ilustrasi suatu reksa dana yang memiliki harga sebagai berikut:

  • Harga Akhir Tahun 2008 Rp 1000
  • Harga Akhir Tahun 2009 Rp 1200
  • Harga Akhir Tahun 2010 Rp 1500
  • Harga Akhir Tahun 2011 Rp 1725
  • Asumsi selama tahun2 tersebut tidak ada pembagian dividen.

Istilah Return atau Total Return digunakan ketika kita menanyakan,

  • Berapa total return tahun 2009 (Artinya beli di akhir 2008 jual di akhir 2009)
  • Berapa pula total return tahun 2010 dan 2011 ?
  • Berapa total return selama 3 tahun (beli di akhir 2008 dan jual di akhir 2011)?

Dengan menggunakan rumus return di atas maka diperoleh:

  • Return Tahun 2009 = Rp 1200 – Rp 1000 = Rp 200 dibagi Rp 1000 = 20%
  • Return Tahun 2010 = Rp 1500 – Rp 1200 = Rp 300 dibagi Rp 1200 = 25%
  • Return Tahun 2011 = Rp 1725 – Rp 1500 = Rp 225 dibagi Rp 1500 = 15%
  • Total Return selama 3 tahun = Rp 1725 – Rp 1000 = Rp 725 dibagi Rp 1000 = 72.5%

Menghitung Rata-rata Return

Pertanyaan selanjutnya, adalah bagaimana menghitung rata-rata return per tahun? Dari sini kemudian berkembanglah 2 cara yaitu Arithmetic Mean dan Geometric Mean.

Metode Arithmetic Mean atau dalam bahasa Indonesia disebut Rata-rata Return Aritmatik atau Rata-rata Return Biasa menggunakan cara yang sederhana yaitu dengan membagi total return tersebut dengan jumlah tahunnya. Dengan menggunakan contoh di atas dimana:

  • Return Tahun 2009 = 20%
  • Return Tahun 2010 = 25%
  • Return Tahun 2011 = 15%
  • Return 2008 – 2011 = 72.5%

Maka perhitungan Annualized Return dengan cara Rata-rata Aritmatik bisa dilakukan dengan cara:

  • 20% + 25% + 15% = 60% kemudian hasilnya dibagi 3 karena tiga tahun menjadi 20% per tahun

Geometric Mean atau Rata-rata Return Geometrik dengan menggunakan data di atas dihitung dengan cara

  • (1+20%) x (1+25%) x (1+15%) Hasilnya kemudian di akar pangkat 3 (sesuai jumlah tahun) kemudian hasilnya dikurangi 1. Hasil yang diperoleh adalah 19.9305%

Bagi investor yang awam, ketika melihat harga beli 1000, harga jual 1725, periode 3 tahun, untuk menghitung rata-rata return digunakanlah logika sebagai berikut:

  • langsung Total Return selama 3 tahun yaitu 72.5% dibagi dengan 3 sehingga diperoleh 24.1667% per tahun

Karena ada 3 angka dengan hasil yang berbeda, pertanyaan tentu manakah angka yang paling benar:

  • Arithmetic Mean = 20% ?
  • Geometric Mean = 19.9305% ?
  • Atau Logika = 24.2667% ?

Untuk mengetahui hal tersebut digunakanlah pembuktian dengan menggunakan metode bunga berbunga (compounding)

Dari tabel di atas, dengan menggunakan contoh AM (Arithmetic Mean) kita bisa melihat bahwa nilai Rp 1000 dibungakan 20% akan menjadi Rp 1200 pada tahun selanjutnya. Rp 1200 dibungakan 20% lagi akan menjadi 1440, dan kemudian dibungakan lagi 20% menjadi Rp 1728. Dari contoh soal di atas diperoleh fakta bahwa pada akhir 2011, NAB/Up reksa dana adalah 1725. Dengan menggunakan cara yang sama pada Geometric Mean dan  rata-rata yang dihitung dengan menggunakan Logika, hasil yang sama persis dengan angka 1725 adalah dengan Geometric Mean (Tampilan di atas ada koma karena saya menggunakan pembulatan, jika digunakan semua angka akan sama persis) yaitu 19.9305%.

Sementara perhitungan dengan cara logika sudah jelas salah karena akan menghasilkan angka yang jauh lebih besar dari seharusnya. Bahkan tidak ada nama ilmiah untuk cara ini.

Karena hasil Geometric Mean per tahun yang sama persis dengan Total Return selama 3 tahun, maka Geometric Mean juga disebut sebagai Annualized Return (Return yang Disetahunkan) atau sering juga disebut Compounded Return (karena jika bunga ber bunga, maka hasilnya sama dengan Total Returnnya).

Apakah hal ini berarti Arithmetic Mean yang digunakan salah? Tidak juga, perhitungan rata-rata AM digunakan pada analisa statistika lebih lanjut seperti pada perhitungan standar deviasi dan lainnya, Namun AM tidak tepat digunakan dalam menampilkan kinerja historis suatu produk investasi karena lebih besar dari seharusnya. Tampilan kinerja historis yang disetahunkan harus selalu memperhitungkan faktor bunga berbunga. Pada perhitungan di atas, selisih memang tidak jauh, namun jika digunakan periode yang lebih panjang, selisihnya bisa menjadi besar sekali.

Bagaimana Praktek Tingkat Return Di atas?

Pada website http://www.infovesta.com atau website Manajer Investasi yang menampilkan performa reksa dana seperti Panin Asset Management di bawah ini:

Tampilan perform yang digunakan adalah TOTAL RETURN atau RETURN saja. Return tidak memiliki ketentuan waktu, bisa 1 hari, 1 bulan, 1 tahun, year to date, 3 tahun, 5 tahun dan seterusnya.

Sementara tampilan kinerja yang berbasis luar negeri / asing seperti Bloomberg :

Dengan menggunakan contoh, Return Panin Dana Maksima selama 5 tahun adalah 244.24% (Total Return) adalah sama dengan 28.01% (Annualized Return / Geometric Mean menurut Bloomberg). Sebenarnya saya agak aneh dengan website bloomberg, karena jika dihitung secara matematis, angka yang paling precise adalah 28.05%, namun ini mungkin saja disebabkan karena perbedaan pembulatan atau sistem yang digunakan.

Total Return lebih familiar bagi investor Indonesia dan investor awam karena dengan mudah menggambarkan tingkat pengembalian historis dalam jangka panjang. Misalkan return 5 tahun 200%, artinya jika kita menginvestasikan uang Rp 1 juta 5 tahun yang lalu, maka sekarang sudah menghasilkan keuntungan Rp 2 juta. Sementara istilah Annualized Return lebih sering digunakan investor asing atau investor yang lebih sophisticated. Hal ini tidak terlepas, bahwa baik buruknya kinerja tidak hanya digambarkan dengan return saja namun juga oleh volatilitas dan perbandingan terhadap risk free. Dalam prakteknya Volatilitas (Standar Deviasi) dan Risk Free dinyatakan dalam tahunan sehingga tingkat return juga disetahunkan. Sebagai investor, cukup gunakan Total Return, namun sebagai akademisi / researcher, saran saya gunakan Annualized Return.

Demikian artikel kali ini, semoga bermanfaat bagi anda. Oh ya, sebagai informasi, salah satu resolusi saya tahun ini adalah mencoba melakukan kultwit tahun ini secara berkala. Semoga niat ini kesampaian dan bisa memberikan manfaat bagi anda semua.

Penyebutan produk investasi  (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

86 thoughts on “Mengenal Lebih Dalam Return dan Risiko Investasi (2)

    1. Salam Teguh,
      Saya juga baca2 dari website. Singkatannya Kuliah Twitter (mohon bisa dikoreksi jika salah). Intinya, saya akan memberikan kuliah singkat tentang investasi dalam bentuk twitter. Selama ini, twitter saya kurang begitu diaktifkan, mudah2an di tahun ini saya bisa aktif sharing melalui blog dan juga twitter.

      Like

  1. Salam Pak Rudyanto,
    bagaimana cara membandingkan performa return reksadana-reksadana yang berbeda tahun penerbitannya? Apakah cukup adil jika kita membandingkannya hanya dengan annualized return saja? Terima kasih sebelumnya.
    Salam.

    Like

  2. Selamat siang pak Rudiyanto,
    Salam kenal dan salam sejahtera.

    Saya mau nanya nich, apakah bapak juga punya resolusi untuk menulis sebuah buku mengenai dunia investasi yang membahas misalnya soal reksadana, MI, sekuritas dll.

    Saya merasa blog bapak ini sangat informatif dan bermanfaat sekali, pembahasannya sangat mendalam. Saya banyak belajar dari blog bapak.

    Berharap banget bapak mau menulisnya.

    Terima kasih.

    Like

  3. @Hendra
    Salam Hendra,

    Reksa Dana harus dibandingkan dengan menggunakan periode yang sama. Sebetulnya bukan harus, tapi lebih fair. Cara ini akan menyebabkan reksa dana yang usianya lebih pendek tidak dapat dibandingkan, namun ya apa boleh buat. Makanya dalam melakukan penelitian, metode dan batasan yang dipergunakan harus jelas. Semoga bermanfaat.

    Like

  4. @Suyono Saputra
    Salam Suyono Saputra,

    Untuk menulis buku dibutuhkan energi dan komitmen yang luar biasa besar. Saat ini level komitmen saya masih belum cukup sehingga meski sudah memiliki resolusi sejak beberapa tahun yang lalu, bukunya belum jadi2. Yah mudah2an, kalau energi dan komitmennya cukup, baru saya akan mencoba untuk fokus membuat buku lagi.

    Tapi terima kasih atas perhatiannya, semoga kelak kalau bukunya jadi.

    Salam

    Like

  5. Pak Rudyanto,
    saya ingin bertanya ttg return:
    Saya telah beli RD 3 bulan yl, bagaimana menghitung prediksi return nya jika disetahunkan?
    Apakah bisa dgn cara:
    (NAB beli – NAB sekarang) / 3 bulan x 12 bulan ?

    terima kasih sebelumnya.

    Like

  6. @gunawan
    Salam Gunawan,

    Secara matematis bisa, namun secara konsep, return hanya boleh disetahunkan apabila lebih dari 1 tahun. Jika kurang dari 1 tahun dan disetahunkan maka akan menghasilkan angka yang sangat fluktuatif. Katakan dalam 1 bulan ternyata kenaikan reksa dana 4%, apakah anda akan mengatakan reksa dana tersebut untung 48% per tahun? Sama juga, misalnya reksa dana turun 4%, apakah anda akan mengatakan rugi 48% per tahun?

    Dan kalaupun mau disetahunkan, metode yang digunakan menggunakan konsep compounding. Konsep compounding tidak hanya dapat diterapkan dalam data tahunan, namun juga data bulanan bahkan harian. Silakan baca2 di http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2013/01/01/mengenal-lebih-dalam-return-dan-risiko-investasi-2/ dan coba belajar juga tentang konsep Effective Annual Rate.

    Semoga bermanfaat.

    Like

  7. Pak, untuk Geometric Mean saya mengerti mengapa harus akar pangkat 3 karena kita mau merata2kan hasil selama 3 tahun. Namun, mengapa persentase itu harus ditambah satu semua [(1+20%) x (1+25%) x (1+15%)] sebelum dikali, lalu hasil akhirnya kembali dikurang satu?

    Like

  8. @William Mamudi
    Dear William,

    Terkait pertanyaan anda, pertama memang rumusnya Geometric Mean, cara perhitungannya seperti itu. Jika kelak saya menemukan rumus yang tanpa harus menggunakan + / – 1, saya akan menamakannya Rudiyanto Mean. Sayang sekali, ilmu saya belum sampai ke sana. he he

    Kedua, secara konsep, Geometric Mean merupakan pengembangan dari konsep bunga berbunga, yang kalau tidak salah dikemukakan oleh Albert Einstein sebagai keajaiban dunia ke 8. Nah, dalam konsep bunga berbunga, secara matematis hanya bisa dihitung dengan meminjam +/- 1. Sebab hal ini akan menghindarkan anda dari kesimpulan yang salah jika ada salah satu returnnya yang negatif. Coba angka 1nya kamu tidak gunakan, dan salah returnnya negatif, hasilnya akan menyesatkan karena semua angka jika di kuadrat akan menjadi positif. Dengan adanya +1, faktor return yang negatif dapat diperhitungkan.

    Demikian william, semoga bermanfaat.

    Like

  9. @Rudiyanto
    Oh, ya ya. Cukup jelas Pak. Berarti memang kita mau menghitung dulu total dana kita di akhir2 periode dan baru dikurang dengan dana di awal sekali. Masuk akal sekarang.

    Like

  10. pak saya mau tanya bagaimana menghitung return saham dalam 1 thn jika menggunakan data harga saham bulanan? apakah divari rata-ratanya trus dikali 12 gt pak? atau hanya dicari rata-ratanya saja?
    mohon bantuannya…

    Like

  11. @Ayu
    Salam Ayu,

    Kalau mau menghitung return bulanan ya pakai data bulanan. Kalau mau return tahunan ya pakai data tahunan. Kalau datanya sudah 1 tahun kan ga perlu lagi dikali 12. Lagipula, kalau kamu kali 12 apakah hasilnya sama?

    Coba baca2 di arsip artikel. saya pernah membahas tentang topik ini. Semoga bermanfaat.

    Like

  12. Salam pak rudiyanto,

    Perkenalkan nama saya charles, saya baru mw “terjun” ke dunia reksa dana nh.

    Dari penjelasan bapak diatas, saya masih bingung antara return 5 tahun di website infovesta dan bloomberg.

    Bagaimana cara perhitungan untuk 28,01% y pak, atau tepatnya 28.05 %..

    Mohon penjabaran rumusnya pak..

    Tks..

    Like

  13. @charles
    Dear Charles,

    Anda bisa coba google rumus Geometric Mean.
    Atau bisa juga menggunakan konsep Future Value Present Value.
    Dimana Present Value adalah (katakan) Rp 1 juta
    Future Value adalah hasil pengembangan dari Rp 1 juta setelah 5 tahun menjadi berapa (dikalikan 1+Total Return)
    N = 5 tahun.

    Yang dicari adalah i-nya.

    Selamat mencoba semoga berhasil.

    Like

  14. Salam Pak Rudyanto,
    Saya sedang menyusun tugas akhir, jd saya memiliki data return saham masing-masing 14 perusahaan tahun 2011. Bagaimana cara menghitung rata2 return saham keseluruhan 14 prusahaan itu slm thn 2011 ya pak?

    Ilustrasi :
    Return Saham (2011)
    1. PT A 6,25
    2. PT B x
    3. PT C. x
    4. PT D. x
    5. PT E. x
    .
    .
    .
    14. PT Z. x

    Terimakasih sebelumnya pak.

    Like

  15. @Rezka
    Salam Rezka,

    Kalau pertanyaan itu adalah pertanyaan sangat mendasar yang bahkan menurut saya bisa kamu baca di buku investasi yang ada di kampus. Jadi saran saya, kamu bisa baca lebih detail buku2 berkaitan dengan mata kuliah investasi yang ada dulu. Terima kasih.

    Like

  16. selamat siang pak rudy.
    saya mau bertanya, perbedaan return obligasi sama yield obligasi itu bagaimana pak? bila harga obligasi naik, return juga aik. namun bila harga naik justru yield turun. bukannya keduannya tersebut memiliki arti pendapatan/keuntungan. terimakasih pak.

    Like

  17. Selamat siang pa rudy..

    Saya mau tanya klo kita mau menghitung VAR 1 minggu dan 1 bulan dari data harian, proses perhitungannya seperti apa ya pa..

    terimkasih

    Like

  18. Siang pak rudy,

    Pertanyaan bodoh. (sory) Contoh di atas 28.05%, apa bisa dibilang bahwa “Rata-Rata return dari Panin Dana Maksima selama 5 tahun adalah 28.05% p.a ?”

    Like

  19. Selamat siang Pak Rudy..
    Kalau menghitung rata-rata suku bunga sbi menggunakan arithmetic mean atau geometric mean itu bisa atau tidak pak, jika data sbi nya bulanan?

    Terima kasih..

    Like

  20. @Fudianto
    Siang Pak Fudianto,

    Mohon maaf seperti comment anda terlewatkan. Angka historis 28.05% adalah benar seperti yang anda kemukakan. Cuma perlu ditambahkan bahwa itu return geometrik (bunga berbunga / compounding) dan tidak pasti akan terulang di masa mendatang.

    Terima kasih

    Like

  21. @ria
    Malam Ria,

    Tergantung arah risetnya. Aritmatik untuk tujuan prediktif, sementara geometrik untuk evaluasi kinerja masa lalu.

    Semoga bermanfaat.

    Like

  22. Selamat siang pak rudi.
    Terima kasih atas tanggapannya di twitter pak.
    saya sedang menyusun skripsi tentang pengaruh karakter eksekutif terhadap tax avoidance (penghindaran pajak) pak.
    untuk karakter eksekutif saya menggunakan proxy risiko perusahaan.
    saya sudah membaca beberapa referensi cara untuk menghitung risiko perusahaan, diantara dengan menggunakan rumus standar deviasi dari EBIT (earning before interest and tax) dibagi dengan total aset perusahaan, namun setelah saya melakukan analisis regresi linier berganda hasilnya tidak berpengaruh pak, padahal teori yang mendukung penelitian saya menyatakan bahwa semakin risk taker seorang eksekutif perusahaan maka akan semakin besar pula tingkat penghindaran pajak nya yang diindikasikan dengan nilai Cash Effective Tax Rate nya.
    pertanyaan saya apakah ada cara lain untuk menghitung risiko perusahaan selain cara diatas pak?
    Mohon bantuannya pak.

    Terima kasih pak.

    Like

  23. @Calvin
    Salam Calvin,

    Itu pertanyaan yang sulit dijawab karena saya belum pernah meneliti topik tersebut sebelumnya.

    Namun saya agak bingung, apakah standar deviasi dari EBIT dibagi total aset = Cash Effective Tax Rate ? Trus terang rumus tersebut masih asing bagi saya.

    Kalau secara logika, EBIT itu kan dari kegiatan operasional. Namanya juga operasional, maka tergantung karakteristik bisnisnya seperti perusahaan komoditas yang bisa fluktuatif tergantung musim panen dan musim tanam, perusahaan manufaktur yang cenderung stabil dan lainnya.

    Semakin besar standar deviasi bukan berarti semakin dia menghindari pajak atau sebaliknya bukan? Bisa saja karena secara bisnis memang fluktuatif sehingga tingkat keuntungan perusahaan juga ikut fluktuatif.

    Kalau menurut saya, seharusnya proses itu dibalik. Cari perusahaan yang jelas2 melakukan penghindaran pajak dan lakukan penelitian pada berbagai rasio keuangan perusahaan tersebut. Dengan demikian baru bisa ditemukan rasio apa yang paling mewakili. Sebagai contoh, metode Altman Z-Score yang digunakan untuk menilai potensi kebangkrutan perusahaan juga lahir dari proses seperti ini.

    Semoga bermanfaat. Terima kasih.

    Like

  24. pak, saya sedang menyusun skripsi mengenai simulasi penyusunan portofolio saham,. tp sy bingung mengambil data u skripsi saya dr mana ya pak? sy memerlukan data kenaikan saham, dana reksa, properti, obligasi, dll. apakah ada saran pak? jika bapak berkenan, saya ingin meminta alamat email bapak untuk konsultasi mengenai investasi, terimakasih banyak pak, artikel2 bapak sangat membantu saya…

    Like

  25. @tikha
    Dear Tikha,

    Mencari data merupakan bagian dari pembelajaran. Saran saya, kalau memang sudah mengambil topik tersebut ya harus siap dengan pencarian datanya. Kalau belum siap ya bisa ganti judul yang lain.

    Untuk konsultasi, mohon maaf saya tidak menyediakan layanan konsultasi via email. Pertanyaan bisa diajukan via blog ini.

    Terima kasih.

    Like

  26. selamat pagi Pak Rudiyanto,semester ini saya mengampu mata kuliah matematika keuangan, yg akan saya tanyakan, bagaimana saham bisa dikatakan berada dalam kondisi normal standart dan tidak standart, Bapak?
    Trimakasih penjelasannya.

    Like

  27. @Rahma
    Selamat siang Rahma,

    Tergantung definisi normal standar dan tidak standar yang anda buat sendiri atau didefinisikan dalam mata kuliah tersebut. Baru dari definisi tersebut kamu lihat apakah standar atau tidak.

    Semoga bermanfaat.

    Like

  28. Selamat sore pak, saya mengadakan penelitian mengenai pengaruh karakter eksekutif dan penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan, sama dengan pertanyaan sebelumnya,hanya saja saya ganti variabel dependen nya dengan nilai perusahaan. tapi saya masih bingung pak untuk menghitung dan mengubungkan kedua variabel independen saya dengan nilai perusahaan, dan saya juga masih sedikit bingung teori apa yang mendasari penelitian ini, tp kemarin saya sudah sempat mencoba mengaitkan penelitian ini dengan teori agency.
    Saya mohon sedikit bantuan sekira nya bapak ada sedikit ilmu bisa d sharing sehingga sedikit membantu penelitian saya. terima kasih pak ^^

    Like

  29. @Febri Ratna
    Selamat Sore Febri,

    Pertanyaan sebelum yang mana ya?
    Dan kemudian, kalau untuk mengidentifikasi atau menghitungnya saja sudah sulit, mengapa tidak mencari topik lain yang lebih mudah diidentifikasi dan mudah dihitung?

    Like

  30. @Febri Ratna
    Malam Ibu Febri,

    Kalau sudah terlanjur, berarti harus berusaha sampai titik darah penghabisan untuk bisa menyelesaikan skripsi tersebut. Pada dasarnya saya percaya proses pencarian dan pengolahan data secara otodidak akan berperan besar dalam meningkatkan kemampuan pembuatnya. Minimal, kamu akan sangat menghargai hasil skripsi yang kamu buat karena dibuat dengan keringat dan air mata. he he.

    Semoga berhasil.

    Like

  31. Mas, bagaimana cara menghitung saham harian pada hari sabtu dan minggu yang sebenarnya tidak ada penjualan (close) saham, misalnya:
    return hari sabtu = close hari sabtu – close hari jumat/close hari jumat, dan
    return hari minggu = close hari minggu – close hari sabtu/close hari sabtu.
    Untuk mengisi variabel close hari sabtu dan minggu sebaiknya menggunakan close berapa atau menggunakan close hari sebelumnya (hari kamis) karena dianggap sama atau menggunakan hari senin (sabtu) dan selasa (minggu)?
    thanks before

    Like

  32. pak mau tanya kalo indeks pasar valuta asing itu ada nggak ya ? kalo indeks pasar saham kan ihsg. kalo buat valuta asing apa ya pak ? terus kalo kita mau analisis pake metode capm datanya valuta asing bisa nggak ya pak ? soalnya saya belum nemu indeks pasar valuta asing. mohon bantuannya .terimakasih .

    Like

  33. Pak saya mau bertanya kalo indeks pasar valuta asing itu apa ya ? Kalo indeks pasar saham kan ihsg ? Kalo valuta asing apa ya ? Terus jika ingin mencari nilai expected return capm datanya valas apakah bisa tanpa indeks pasar ? Terimakasih .mohon bantuannya pak .

    Like

  34. Pak saya mau bertanya kalo indeks pasar valuta asing itu apa ya ? Kalo indeks pasar saham kan ihsg ? Kalo valuta asing apa ya ? Terus jika ingin mencari nilai expected return capm datanya valas apakah bisa tanpa indeks pasar ? Terimakasih .mohon bantuannya pak .

    Like

  35. @agnes
    Salam Agnes dan Firdaus,

    Pertama-tama, tidak perlu bertanya berkali-kali kalau belum saya jawab. Saya akan mereply kalau sudah sempat, kalau memang belum sempat tetap tidak akan saya balas.

    Kemudian berkaitan dengan pertanyaan anda, indeks valuta asing bisa anda cari di google.
    Mengenai apakah bisa menghitung CAPM tanpa indeks pasar, silakan cek kembali rumus CAPM tersebut, apakah memungkinkan atau tidak.

    Semoga bermanfaat.

    Like

  36. pak saya ingin bertanya bagaimana cara menghitung return bulanan sbi? saya sudah mendapatkan data mentahnya namun saya binggung untuk menghitung return bulanan sbi pak mohon bantuannya pak karena saya sedang penyusunan skripsi dan berikan saya contohnya pak terimakasih.

    Like

  37. @lisa ayu
    Salam Lisa Ayu,

    Return bulanan itu, kamu bayangkan saja kalau kamu taroh uang di Bank dengan bunga SBI. Setelah 1 bulan uang kamu jadi berapa. Trus bandingkan jumlah uang kamu dengan dana awal, nah dari situlah diperoleh return 1 bulan.

    Selamat mencoba, semoga bermanfaat.

    Like

  38. pak saya sedang membuat skripsi ttg analisis kinerja reksadana saham menggunakan metode sharpe treynor jensen dan M-square. saya sedang bingung untuk mencari standar deviasi yang digunakan untuk menghitung, apakah standar deviasi dari nilai NAB atau bagaimana. oiya saya menggunakan data NAB bulanan. terimakasih

    Like

  39. @kha
    Saran saya anda bisa membaca kembali buku referensi anda tentang cara perhitungan standar deviasi. Saya yakin caranya ada di buku manajemen keuangan, manajemen investasi, dan buku statistik anda.

    Semoga bermanfaat.

    Like

  40. Salam pak rudiyanto .. saya lagi nyusun skripsi sekarang jadi d variabel independen saya pakai karakter eksekutif trus d proksikan dengan rumus devasi standar yg menggunakan ebitda .. tpi saya blum mngerti d annual report perusahaan yg d maksud ebitda yg mna trus cra mncari rumus deviasi standar nya itu gmn .. makasih sbelumnya pak .. maaf klo kpanjangan .. 😀

    Like

Leave a reply to William Mamudi Cancel reply