Panduan Menghitung Yield dan Harga Wajar Obligasi Melalui Microsoft Excel

Laptop showing a spreadsheet and a paper

Dalam investasi obligasi, dikenal dengan istilah Yield to Maturity (YTM). Secara sederhana, YTM adalah tingkat keuntungan tahunan yang diperoleh investor obligasi dari kupon yang dibagikan ditambahkan dengan selisih harga apabila memegang obligasi tersebut hingga jatuh tempo. Rumus untuk menghitung besaran YTM obligasi bisa ditemui dengan mudah di berbagai buku tentang investasi dan manajemen keuangan, namun permasalahannya rumus tersebut mengasumsikan kita berinvestasi pada tanggal perdana atau tanggal pembagian kupon.

Apabila pembelian dilakukan di antara tengah-tengah pembagian kupon, menurut saya perlu dilakukan penyesuaian terhadap rumus yang digunakan. Sayangnya sampai saat ini saya belum menemukan buku yang membahas tentang hal tersebut sehingga adalah lebih praktis untuk menghitung YTM obligasi menggunakan rumus yang tersedia dalam program Microsoft Excel. Selain menghitung YTM, Microsoft Excel juga dapat membantu penggunanya untuk menghitung harga obligasi berdasarkan tingkat keuntungan yang diharapkan.

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menghitung YTM dan Harga Obligasi menggunakan Excel.

Untuk melakukan perhitungan, yang pertama kali harus dilakukan adalah melengkapi seluruh kebutuhan data profil obligasi yang diperlukan agar perhitungan bisa dilakukan. Untuk mencari tahu profil  data obligasi di Indonesia ada 2 sumber website yang bisa anda akses yaitu KSEI dan IBPA. Berikut contohnya :

Data Obligasi Pemerintah dan Korporasi di KSEI

Data Obligasi di KSEI

Sumber : Website KSEI

 

Sumber Data Obligasi Indonesian Bond Pricing Agency (IBPA)

Data Obligasi di Website IBPA

Sumber : Website IBPA

Untuk contoh saya akan menggunakan masing-masing 1 obligasi pemerintah dan 1 obligasi korporasi.

Security name : Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0050
Issuer : Pemerintah Republik Indonesia
ISIN Code : IDG000008301
Short Code : FR0050
Type : Government Bonds
Listing Date : 25 Januari 2008
Stock Exchange : IDX
Status : Active
Nominal : 15,661,000,000,000.00
Current Amount : 15,686,000,000,000.00
Mature Date : 15 Juli 2038
Interest/Disc Rate : 10.5%
Interest Type : FIXED
Interest Frequency : SEMI-ANNUAL
Currency : IDR
Form : Electronic
Effective Date ISIN :
Day Count Basis :  Actual / Actual (dari IBPA)
Number of Securities : (Total)

Sumber : KSEI

Dari data yang tersedia, terdapat 1 komponen yang kurang yaitu Day Count Basis. Sepengetahuan saya informasi ini dulu tersedia, namun bisa dicari di website IBPA yaitu Actual / Actual.

Security name : OBLIGASI BKLJT II BANK PANIN TAHAP II TAHUN 2016
Issuer : BANK PAN INDONESIA TBK, PT
ISIN Code : IDA000076707
Short Code : PNBN02CN2
Type : Straight Bonds
Listing Date : 28 Oktober 2016
Stock Exchange : IDX
Status : Active
Nominal : 2,125,000,000,000.00
Current Amount : 0.00
Mature Date : 27 Oktober 2021
Interest/Disc Rate : 8.75%
Interest Type : FIXED
Interest Frequency : 3 MONTHS
Currency : IDR
Form : Electronic
Effective Date ISIN :
Day Count Basis :  30 / 360 (dari IBPA)
Activity Sector : BANK
Number of Securities : (Total)

Sumber : KSEI

Setelah informasi yang dibutuhkan telah lengkap, langkah selanjutnya adalah membuat Excel Spreadsheet untuk perhitungan harga. Asumsi yang digunakan adalah investor membeli obligasi tersebut pada hari Selasa tanggal 12 Desember 2016. Untuk obligasi FR0050 dibeli dengan harga 105 sementara untuk obligasi Bank Panin dibeli dengan harga 95. Apabila anda menggunakan Microsoft Excel versi 2010 ke atas, setahu saya cukup mengetikkan =YIELD( input data ). Contoh sbb :

Perhitungan Yield Obligasi Menggunakan Excel

Hasilnya Yield sebesar 9.93%

Perhitungan Yield Obligasi Korporasi Melalui Microsoft Excel

Hasilnya Yield sebesar 10.06%

Yang dimaksud dengan Yield sebesar 9.93% pada FR0050 adalah apabila anda membeli obligasi pada harga 105, mendapatkan kupon 10.5 per tahun dari sekarang hingga 15 Juli 2038 dan pada saat jatuh tempo dikembalikan 100 sehingga rugi 5 dari selisih harga, maka keuntungan yang diterima adalah setara 9.93% per tahun. Hal yang sama juga berlaku untuk obligasi Bank Panin dimana tingkat keuntungan yang diterima adalah setara 10.06% per tahun.

Dengan mengganti harga, anda bisa mendapatkan seberapa besar pengaruh harga terhadap perubahan Yield Obligasi. Bagusnya dari Excel adalah tanggal transaksi bisa disesuaikan dengan kondisi riil sehingga apabila transaksi dilakukan tidak pada tanggal pembagian kupon, tetap bisa dilakukan perhitungan.

Menghitung Harga

Selain menghitung yield, Excel juga memungkinkan bagi investor untuk menghitung harga dengan memasukkan imbal hasil yang diinginkan. Asumsinya jika investor mau untung sekian persen, maka berapa harusnya harga yang dia harus tawar. Perhitungan Excel dilakukan dengan menginput =PRICE( data ). Contohnya sebagai berikut :

Menghitung Harga Obligasi Dengan Excel

Harga = 114.16

Pada prakteknya, jika anda bekerja di institusi pengelola dana, mungkin rumus Price yang lebih sering digunakan. Sebab perusahaan memiliki target imbal hasil yang harus dicapai sehingga mereka perlu mengetahui berapa harga yang harus mereka beli agar target tersebut bisa terpenuhi.

Berapa Harga Yang Wajar ?

Setelah mengetahui rumus untuk menghitungnya, PR selanjutnya adalah mengetahui berapa harga yang wajar untuk suatu obligasi. Untuk itu, anda bisa menggunakan layanan berbayar seperti Infovesta atau IBPA, tapi ada juga beberapa referensi bersifat gratis yang bisa anda gunakan. Dengan melanjutkan contoh sebelumnya untuk FR0050 dan Obligasi Bank Panin, caranya adalah sebagai berikut.

Pertama-tama, kita perlu menghitung berapa lama Time To Maturity (TTM) dari masing-masing obligasi. Intinya dari tanggal kita beli hingga tanggal jatuh tempo itu berapa tahun. Angka tersebut bisa dicari di website IBPA atau menggunakan rumus YEARFRAC di Excel. Contoh :

Menghitung Time To Maturity Dengan Excel

Hasilnya adalah 21.59 Tahun. Untuk Bank Panin adalah 4.87 tahun

Selanjutnya adalah mencari tahu, untuk obligasi yang jatuh temponya 21.5 tahun itu kira-kira yield yang wajar itu berapa. Untuk itu, kita bisa menggunakan Yield Curve. Informasi Yield Curve yang tersedia untuk publik bisa diakses melalui koran harian ekonomi seperti Bisnis Indonesia, Kontan dan Investor Daily. Bisa juga di website IDX. Bentuknya adalah sebagai berikut :

Yield Curve IBPA di Website IDX

Sumber : IDX

Sepertinya ada sedikit kesalahan dalam penyajian data IBPA di atas. Untuk tenor, biasanya tidak dalam bentuk tanggal tapi yang benar adalah tahun. Jadi 2-jan-00 adalah 2 tahun dan 3-jan-00 adalah 3 tahun dan seterusnya. Mungkin petugas yang membuat tampilan di atas ada error di komputernya sehingga lupa diformat.

Cara baca Yield Curve adalah sebagai berikut. Misalkan untuk 16 tahun adalah 8.1104, maka Yield yang wajar untuk obligasi dengan jatuh tempo 16 tahun adalah 8.1104%. Jadi kalau anda membeli obligasi dengan jatuh tempo 16 tahun, sebisa mungkin mendapatkan yield di atas harga tersebut. Perlu menjadi perhatian adalah bahwa Yield Curve di atas hanya berlaku untuk Obligasi pemerintah.

Untuk kasus FR0050 dengan jatuh tempo 21.59 tahun, maka kita bisa ambil antara 21 dan 22 tahun yaitu 8.2389 dan 8.2631. Misalkan digunakan 8.25, dengan menggunakan kalkulator di atas, diperoleh harga yang wajar adalah

Menghitung Harga Wajar Obligasi Dengan Excel

Bagaimana dengan Obligasi Korporasi ?

Obligasi korporasi dianggap memiliki risiko yang lebih dari obligasi pemerintah sehingga perlu ada spread. Besaran spread yang wajar bisa diperoleh melalui IBPA yaitu sebagai berikut

Spread Obligasi Korporasi

Sumber : IBPA

Dari website IBPA diperoleh Rating Obligasi bank Panin adalah idAA. Untuk itu, besaran yield yang wajar dengan TTM 4.87 tahun adalah :

  • Yield Pemerintah 4 Tahun = 7.4054
  • Yield Pemerintah 5 Tahun = 7.5005
  • Spread AA 4 Tahun = 218.40 basis atau 2.18%
  • Spread AA 5 tahun = 223.77 basis atau 2.23%

Dengan menggunakan pendekatan 4.87 tahun = 7.45 ditambah spread yang wajar 2.2%, maka Yield yang wajar untuk obligasi dengan Rating AA jatuh tempo 4.87 tahun adalah 9.65%.

Jika dihitung dengan menggunakan rumus, maka harga yang wajar untuk Obligasi Bank Panin adalah

Perhitungan Harga Wajar Obligasi Korporasi Excel

Apakah Yield Curve dan Bond Spread adalah Mutlak dalam penilaian harga dan yield wajar obligasi ?

Kalau menurut saya tidak. Yield Curve adalah grafik yang menunjukkan harga “pasaran” sesuai dengan tanggal dibuatnya yield curve tersebut. Harga “pasaran” bukan berarti harga pasar. Sebab yang namanya harga obligasi bisa juga ditentukan dari berbagai sebab seperti suku bunga sedang naik atau turun, apakah penjualnya sedang Butuh Uang atau tidak, obligasinya likuid atau tidak, investor asing sedang dalam posisi mau kembalikan dananya ke luar negeri atau tidak, mata uangnya sedang bagus atau tidak, dan dalam kasus obligasi korporasi, apakah sedang ada risiko gagal bayar atau tidak.

Dalam kondisi normal, yang paling mempengaruhi harga obligasi adalah faktor suku bunga. Dan karena investasi baik saham dan obligasi sering disebut sebagai leading indicator (indikator yang mendahului), terkadang ketika yield obligasi sedang naik tinggi bisa diterjemahkan sebagai pasar sedang mengantisipasi suku bunga dinaikkan dan sebaliknya. Dengan kata lain, adalah sangat mungkin suatu harga obligasi ditransaksikan jauh menyimpang dari yield curve dan bond spread obligasi.

Pengelolaan investasi obligasi sama halnya seperti saham dan reksa dana adalah “seni” bukan ilmu pasti. Untuk itu, berbagai teori bisa digunakan, tapi tidak ada acuan mutlak cara apa yang paling baik atau sesuai. Pada akhirnya kinerja dalam jangka panjanglah yang menunjukkan keputusan kita di masa lalu tepat atau tidak.

Demikian, semoga bermanfaat bagi anda dalam melakukan analisa obligasi.

Penyebutan produk investasi  (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

Facebook : https://www.facebook.com/rudiyanto.blog

Twitter : https://twitter.com/Rudiyanto_zh

Sumber Gambar : Istock Photo dan Microsoft Excel

Sumber Data : KSEI, IBPA dan IDX

26 thoughts on “Panduan Menghitung Yield dan Harga Wajar Obligasi Melalui Microsoft Excel

  1. Dear Pak Rudiyanto, terima kasih atas panduannya dalam menghitung obligasi. Sangat membantu saya sebagai pemula yang masih harus belajar banyak. Mohon izin bertanya juga pak. Menurut analisa bapak, dari 3 obligasi di bawah ini yang mana yang paling worth it ya pak?

    Issuer 1 – Spread A 5 tahun (3.93%) dengan YTM 12.94%
    Issuer 2 – Spread AAA 3 tahun (1.91%) dengan YTM 7.8%
    Issuer 3 – Spread A 5 tahun (3.93%) dengan YTM 7.14%

    Terima kasih.

    Like

  2. Selamat malam pak, maaf mengganggu waktu Pak Rudiyanto.
    Saya masih baru di dalam dunia obligasi dan sedang melakukan suatu proyek yang berhubungan dengan obligasi. Saya ingin bertanya mengenai ilustrasi yang telah diberikan oleh Pak Rudiyanto pada saat menghitung harga yield dari masing-masing obligasi. Pada ilustrasi tersebut, Pak Rudiyanto mengatakan bahwa terdapat investor yang membeli obligasi pada tanggal 12 Desember, namun pada di dalam excel, tanggal transaksi dari investor tersebut adalah tanggal 13 Desember. Saya ingin menanyakan apakah yang dimaksud dari tanggal transaksi adalah satu hari setelah dari pembelian atau bagaimana ya Pak?

    Terima kasih dan sekali lagi maaf mengganggu waktu bapak.

    Like

    1. Malam Lia,

      Sebenarnya artikel di atas sudah cukup lama sehingga perlu disesuaikan dengan kondisi saat ini.

      Harga Atau Yield IBPA dalam praktek pengelolaan investasi baru ada pada sore harinya. Sehingga untuk transaksi yang dilakukan itu biasanya mengacu ke hari kerja 1 hari sebelumnya
      Dalam transaksi obligasi, ada Trade Date dan Settle Date. Kalau Trade Date tanggal 15 Des, maka Yield IBPA yang jadi acuan adalah tanggal 14 Des. Sementara settle Date utk obligasi itu bebas. Bisa hari yang sama, bisa juga 2, 3, 7 hingga kapan saja sesuai kesepakatan pembeli dan penjual.

      Semoga bermanfaat

      Like

  3. Harga wajar yang diatas pakai rumus apa pak? Karena saya coba pakai rumus price tdk sesuai hasilnya spt contoh yang bapak buat, mohon penjelasan. Terima kasih

    Like

      1. selamat malam pak rudy, terima kasih atas edukasinya.
        saya ingin bertanya pak, saya mencoba dengan obligasi fr87, dengan keterangan sebagai berikut :
        settle 21 juli 2021
        mature 15 feb 2031
        coupon 6.5%
        harga 101.35%
        freq 2
        basis 0
        yield 5.042
        ttm 9.57
        avg ibpa tenor 9-10 = 6.41
        menghasilkan fair value 69.51, apa benar seperti ini ya pak? spreadnya jauh sekali ya.

        terima kasih

        Like

  4. Terimakasih banyak atas tulisannya..

    Saya ingin bertanya
    Nilai redemption atau nilai obligasi pada saat jatuh tempo.. di contoh nilainya 100.. itu maksudnya dan dapet dari mana ya?

    Kalo ada obligasi nilai pokok awal (minimal pembeliannya) 1jt… berarti nilai 1jt itu apakah dimasukkan sebagai redemption? Atau 1 jt dimasukkan sebagai harga?
    Mohon bantuan penjelasannya, saya bingung di kolom redemption dan harga untuk mencari YTM 🙏🏼

    Terimakasih banyak pak

    Like

    1. Sore bu Nurul,

      Dalam konteks Excel, obligasi selalu dalam persentase. Kalau nominal beli 1 juta, jatuh tempo juga 1 juta itu angkanya 100% diinput 100

      Semoga bermanfaat

      Like

  5. Salam lgi pak Rudy,
    Setelah saya lakukan sendiri ternyata rumus Price yg bapak buat di excel tdk menghasilkan YTM yg sebenarnya, tpi itu hanya Current Yield dri sebuah obligasi. Kemudian saya pake rumus PV yg ternyata lebih akurat menampilkan nilai YTM yg sebenarnya. Menurut bapak bgmn?
    Thanks.

    Like

    1. Salam pak Hartono,

      Darimana bisa diketahui angka YTM “yang sebenarnya” ? Bukankah rumus Price memang utk menghitung harga, bukan YTM?

      Akan lebih baik lagi ada contoh dgn angka yg spesifik. Misalkan data ini, berdasarkan rumus Price sekian berdasakan PV sekian

      Like

      1. Salam pak Rudi,
        Mohon maaf pak saya salah. Maksud saya adalah rumus Price ketika menggunakan asumsi YTM sekian persen dibanding rumus PV ketika menggunakan asumsi “rate” yg sama dgn asumsi “YTM” pada rumus Price akan menghasilkan harga obligasi yg berbeda.
        Pada contoh kasus di atas pada FR0050 bapak menggunakan asumsi ytm 8,25% dengan menggunakan rumus Price maka bapak mendapat harga 122 sekian. Namun klo saya menggunakan rumus PV dengan asumsi yg sama dengan bapak, maka harga yg saya peroleh lebih tinggi dri 122. Setelah saya cek, ternyata ytm 8,25% yg bapak pakai adalah “current yield” yaitu pembagian antara kupon dengan harga saat ini.
        Demikian pak.

        Like

        1. Selamat siang,

          Dalam menghitung Price, angka ytm yang dimasukkan adalah tingkat keuntungan yang diinginkan oleh investor.

          Mau 10%, 2%, 5%, atau kebetulan sama dengan current yield itu terserah ama investornya.

          Menggunakan rumus PV utk menghitung harga wajar obligasi memang bisa, tapi bagaimana dengan waktunya? Sebab jika transaksi dilakukan tidak pada waktu pembagian kupon, apakah faktor kupon tidak full sudah dipertimbangkan? Lebih spesifik contoh perhitungan di atas menggunakan tanggal transaksi yang sudah pasti tidak terima full kuponnya.

          Semoga bermanfaat

          Like

  6. Salam pak Rudi,
    Berdasarkan literasi mengenai obligasi, YTM itu juga mengasumsikan bahwa kupon yg didapat hrus diinvestasikan lgi dgn tingkat bunga yg sama dgn ytm obligasi saat transaksi sehingga memunculkan risiko yg disebut “reinvestment risk”. Menurut bpk apakah ytm msih aplikatif dlm dunia riil dmn tingkat suku bunga saja bergejolak, sehingga reinvestment risk tdk dpt dihindarkan?
    Trims. 🙏

    Like

    1. Selamat siang pak Yusuf,

      Secara teoritis, memang ada unsur reinvestasi pada suku bunga sebesar YTM.

      Secara praktek, pada dasarnya YTM merupakan Dollar Weighted Return yang dihitung dari arus kas.
      Misalkan suatu obligasi memiliki harga 95, kupon 8%, jatuh tempo 5 tahun dan YTM (asumsi) 10%. Maka berdasarkan arus kas
      Anda mengeluarkan
      Rp 95 saat ini
      Mendapatkan
      Rp 8 per tahun selama 5 tahun
      Rp 100 pada saat jatuh tempo.

      Sehingga digambarkan
      Tahun ( Cashflow )
      0 ( -95 )
      1 ( +8 )
      2 ( +8 )
      3 ( +8 )
      4 ( +8 )
      5 ( +8 +100 )

      Yang jika dihitung IRRnya setara 10%. IRR inilah YTM dalam obligasi.
      Apakah ada reinvestasi? dalam tabel cashflow di atas tidak ada. Hanya keluar uang berapa dan dapat uang berapa.

      Terlepas dari ada tidaknya reinvestment risk, karena seluruh dunia menggunakan rumus perhitungan YTM yang sama untuk obligasi, maka kegunaannya lebih kepada menunjukkan berapa persen imbal hasil obligasi atas harga yang ditawarkan.

      Dalam konteks laporan keuangan perusahaan, yang dicatat sebagai income hanya pendapatan kupon sebagai realized gain dan selisih naik turun harga obligasi sebagai unrealized gain atau loss.

      Jika harganya diamortisasi, maka realized gain dari kupon dan unrealized gain dari selisih harga kurang lebih akan mendekati angka YTM.

      Kemudian jika mau lebih riil lagi, sebetulnya atas obligasi juga dipotong pajak. Dimana untuk kasus di atas, setiap terima kupon 8, akan dipotong pajak 15%, dan waktu jatuh tempo ada capital gain sebesar 5 yang juga akan dipotong pajak 15%.

      Semoga dapat menjawab pertanyaan anda.

      Terima kasih

      Like

      1. Salam pak Rudi,
        Berarti dlm contoh bapak tersebut sebetulnya ytm hanya mengasumsikan apakah harga obligasi dibeli at discount atau at premium ya pak dan tdk pake asumsi reinvestasi kupon, krn faktanya juga ga mempengaruhi ytm, contohnya ketika harga at par, kupon dan ytm adalah sama. Bukan begitu pak?
        Thanks.

        Like

          1. Salam pak Rudi,
            Saya msih ada pertanyaan ganjil nih terkait hubungan antara harga obligasi dgn sisa jatuh temponya (time to maturity). Pada yield curve biasanya kan yg tenor lebih pendek memiliki yield yg lebih kecil jika dibanding yg tenor panjang. Nah seandainya saya beli obligasi 10 th kmudian saya hold sampai 1 th kemudian, sehingga berubah jdi obligasi 9th, apakah artinya saya untung ya pak? Krn kan yield’a turun, sehingga klo yield turun harga naik (hubungan terbalik), atau logikanya seperti apa ya pak?
            Thanks.

            Like

            1. Selamat malam pak Yusuf,

              Ketika anda sudah berinvestasi di obligasi, faktor eksternal seperti Yield dan suku bunga sudah tidak relevan lagi.

              Cukup anda keluarkan uang berapa untuk beli obligasi tersebut, saat ini harganya berapa (untung atau rugi), ditambah dengan akumulasi kupon yang sudah didapatkan baik yang sudah dibayarkan ataupun masih terutang menunggu jadwal pembayaran.

              Semoga bermanfaat

              Like

Leave a comment