Saham Masuk MSCI, Apa Syaratnya?

MSCI adalah salah satu acuan utama bagi reksa dana dan ETF di seluruh dunia dalam menyusun portofolio. Bagi yang berhasil masuk, saham berpotensi mendapatkan inflow ratusan miliar hingga puluhan triliun dari investor asing.

Apa syarat saham masuk MSCI?

Studi Kasus BRMS

MSCI sendiri mempublikasikan metodologi lengkap di situs https://t.co/DJUFqFEEXc. Jumlahnya ada sekitar 209 halaman, kemudian dirangkum menjadi sebagai berikut

Ketentuan di bawah adalah untuk MSCI Standard atau yang Utama, karena uang terbesar ada sini

Tweet image 1

Indonesia masuk dalam kategori Emerging Market (Negara Berkembang), untuk itu ketentuannya
Syarat Masuk dan Tetap dalam MSCI :
A. Full Market Caps USD 2,965 Juta (Rp 49.5 T)
B. Free Float Market Caps USD 1,482 Juta (Rp 24.7 T)
C. 15% Annualized Traded Value Ratio (ATVR)

Untuk lebih jelasnya, bisa menggunakan studi kasus sebagai berikut

Contoh BRMS
Full Market Caps 715 x 141.784.040.438
= Rp 101,3 T > Rp 49.5 T✅

Free Float Market Caps 715 x 57.854.518.406
= Rp 41,3 T > Rp 24.7 T ✅

Tweet image 1

Minimal 15% ATVR ada 2 yaitu 3 bulan dan 1 tahun
Yang dihitung dari Free Float Market Caps

ATVR 3 bulan
Transaksi (Turnover) 3 bulan = Rp 29.8 T
Disetahunkan Rp 29.8 x 4 =Rp 119.2 T

ATVR 1 tahun
Transaksi 1Y = Rp 95.5 T
Tidak perlu disetahunkan lagi

Tweet image 1
Tweet image 2

ATVR = Nilai Transaksi Tahunan / Free Float Market Cap

3 Bulan
Rp 119.2 T / Rp 24.7 T = 481% > 15% ✅

1 Tahun
Rp 95.3 T / Rp 24.7 T = 385% > 15% ✅

Berdasarkan 3 kriteria di atas, seandainya dilakukan penilaian, maka BRMS masuk dalam kriteria MSCI Standard

Selain emiten, ada penilaian untuk pasar modal seperti pada poin C
C.1 Openness to foreign ownership
C.2 Ease of capital inflows / outflows
C.3 Efficiency of operational framework
C.4 Availability of investment instrument
C.5 Stability of the institutional framework

Maksud poin C : Apakah kepemilikan asing dibatasi, konversi USD mudah atau tidak, repatriasi dividen mudah, Settlement T+2, apakah Delivery vs Payment, bisa short selling, apakah ada reksa dana indeks dan ETF yang AUM besar, ketersediaan derivatif, pengawasan OJK, dans ebagainya.

Selanjutnya dalam penentuan bobot, kombinasi aspek kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif, saham yang masuk diproposionalkan sesuai dengan Free Float Market Caps untuk mengetahui bobot dalam indeks.

Misalkan total Free Float Market Caps 100, saham 3, maka bobotnya 3%

Ada aspek kualitatif, yang dalam dokumen disebut Foreign Inclusion Factor (FIF) yang ditentukan oleh MSCI. Faktor seperti misalkan TLKM termasuk industri strategis sehingga kepemilikan asing dibatasi, bisa membuat bobotnya lebih kecil, Foreign Room – misalnya kepemilikan asing maks 40% dan sudah 38% dimiliki asing sehingga sisa 2%, Kepemilikan oleh investor strategis seperti keluarga, institusi besar, pemerintah, hingga kenaikan harga saham yang terlalu signifikan bisa membuat bobotnya mengalami penyesuaian. Jadi misalkan dengan Free Float Market Caps, bobotnya 3%, tapi dengan FIF karena berbagai faktor tersebut bisa tinggal 1.5% atau lebih kecil lagi.



Apakah ada standar Large Caps, Medium Caps, dan Small Caps untuk MSCI?
Secara umum hanya ada MSCI Standard dan MSCI Small Caps. MSCI Standard mewakili 85% kapitalisasi dari pasar saham suatu negara. Dimana urutan 1-70% dianggap Large Caps dan 70 – 85% dianggap Medium Caps, tidak ada angka pemisah yang jelas karena sesuai urutan. Sementara untuk Small Caps mewakili sisa 15%nya.

Cara hitung untuk MSCI Small Caps sama dengan di atas cuma:
Market Caps USD 400 juta (Rp 6.68 T)
Free Float Market Caps 200 juta (Rp 3.34 T)

Kapan rebalancing MSCI?
Ada 2 , yaitu Rebalancing Semi Annual – Mei dan November dan Rebalancing Quarterly – Februari dan Agustus. Rebalancing Semi Annual = Mayor artinya ada saham yang keluar masuk dan bobotnya disesuaikan. Sementara Rebalancing Quarterly = Minor hanya penyesuaian bobot saja. Yang ditunggu-tunggu orang adalah Rebalancing Mayor di Mei dan November.

Tweet image 1

Emiten yang di luar MSCI Standard dan berusaha untuk masuk, periode berikutnya adalah Mei 2026. Dimana perhitungan secara kuantitatif sama dengan di atas, cuma dari periode Mei ditarik 1 tahun ke belakang.

Semoga bermanfaat

Penyebutan Saham BUKAN REKOMENDASI BUY SELL HOLD

Rudiyanto

Tinggalkan komentar

  1. avatar Tidak diketahui
  2. avatar Tidak diketahui
  3. avatar Tidak diketahui
  4. avatar Tidak diketahui
  5. avatar Tidak diketahui