FTSE vs MSCI. Part 1: 3 Kriteria Saham Masuk FTSE

Banyak investor hanya fokus pada MSCI, padahal ada 1 lagi indeks yang sering digunakan sebagai acuan ETF raksasa yaitu FTSE. Kalau penerbit MSCI berbasis di New York, maka FTSE berbasis di London. Apa saja beda FTSE vs MSCI?

MSCI : Morgan Stanley Capital International.
FTSE : Financial Times Stock Exchange.

Financial Times adalah koran di Inggris, masih beredar hingga saat ini dan warnanya amat sangat khas. FT bekerja sama dengan bursa menerbitkan FTSE, semacam Kompas100 kalau di Indonesia.

Seiring berjalanya waktu, FTSE dikelola oleh FTSE International dan Russell Investment Index Division yang merupakan anak perusahaan London Stock Exchange Group (LSEG). Makanya FTSE juga suka disebut dengan nama FTSE Russell. Bisnisnya sama dengan MSCI, menyediakan indeks acuan.

Secara umum, FTSE dan MSCI mirip-mirip, namun tetap ada perbedaan. Seleksi Likuiditas MSCI menggunakan Annualized Trading Value Ratio (ATVR) periode 3 bulan dan 12 bulan (bisa baca post sebelumnya). FTSE menggunakan Median Daily Trading Volume (MDTV) bulanan

Median Daily Trade: angka median transaksi harian per bulan selama 12 bulan. Contoh transaksi BRMS Oktober 2025 sebagai berikut :

Diurutkan, kemudian karena total data 23, maka median ada di urutan 12 (11 ke bawah dan 11 ke atas). Kalau genap misalkan 24, rata-rata 12 dan 13.

Angka Median 625.944.200 kemudian dibagi dengan total lembar saham beredar yaitu 141.784.040.338 diperoleh angka 4.4148%. Untuk bisa masuk FTSE, angka bulanan minimal adalah 5% selama 10 dari 12 bulan masa pemantauan. Jika sudah anggota, minimal 4% selama 8 dari 12 bulan.

FTSE : MDTV Min 5% selama 10 dari 12 bulan untuk inclusion.
MSCI : ATVR min 15% periode 3 bulan dan 12 bulan untuk inclusion.

Tidak hanya cara hitungnya unik, cukup repot juga karena harus dihitung bulanan. Kalau mau cepat, bisa dengan bantuan program atau rumus Median di Excel.

Ketentuan Free Float
MSCI pakai acuan > 15%
Jika < 15% maka ketentuan untuk masuk (inclusion) menjadi 1.8x normal
Jika <5%, ada aturan tidak tertulis akan dikeluarkan

FTSE pakai acuan > 5%
Jika < 5%, baru bisa masuk ketentuan 10x normal

Cut Off Date
Periode evaluasi MSCI adalah tiap 3 bulan sekali dengan 2 kali evaluasi besar dan 2 kali evaluasi kecil. Begitu pula dengan FTSE tiap 3 bulan dengan 2 kali evaluasi besar dan 2 kali evaluasi kecil. Yang berbeda cuma bulannya, dengan tabel sebagai berikutb :

Jika MSCI baru saja November lalu, FTSE akan ada perubahan di Desember ini yang sifatnya minor dengan ketentuan :
– Tanggal Cut Off harga dan lembar saham : Akhir Oktober 2025
– Tanggal Pengumuman : Rabu Minggu I ~ 3 Des 25
– Tanggal Efektif : Senin Minggu III ~ 15 Desember 2025

3 Kriteria Utama FTSE
MSCI secara spesifik mencantumkan berapa minimal Total Market Caps dan Free Float Market Caps untuk bisa masuk.
Contoh: MSCI Nov 2025, asumsi kurs Rp 16.700, ketentuannya Total Market Caps minimal Rp 55.74 T untuk standar dan Rp 8.58 T untuk Small Caps

FTSE menggunakan 3 kriteria yang sangat “samar” bagi suatu saham untuk bisa masuk yaitu:
1. up to 68% Large, up to 86% Mid, dan 98% Small.
2. Minimal 0.05% vs Total Free Float Small Cap region yang digunakan.
3. Khusus Large Caps, Minimal 0.04% vs Total Market Caps Regional

Up to 68% maksudnya semua saham dalam emerging market yang memenuhi kriteria likuiditas dan free float, selanjutnya dikumpulkan dalam 1 universe. Contoh emerging market ada 22 negara, 10 negara Asia termasuk Indonesia, 5 negara Amerika, 1 Eropa, 4 Timur Tengah dan 3 Afrika

Semua saham dihitung Total Market Caps kemudian diurutkan dari terbesar ke terkecil, ranking 1-68% = Large Cap, ranking 68 – 86% = Mid Cap, dan 86 – 98% Small Caps. Setelah lolos kriteria 1, lalu ke kriteria 2 yang menggunakan Free Float Market Caps. Asumsi BRMS masuk Large 68%

Angka Free Float Market Caps BRMS kemudian dibagi Total Free Float Market Caps dari Small Caps, dengan syarat minimal 0.05%.
Contoh estimasi Total FF Caps Small Caps = USD 3 Triliun x 0.05% x Rp 16.700 = Rp 25 T.
BRMS FFMcaps = Rp 62 T, lebih besar sehingga memenuhi.

Syarat ketiga, khusus untuk large caps saja. Maka total Market Caps BRMS dibagi Total Market Caps Regional dalam hal ini FTSE All-World Asia Pacific ex-Japan dimana tempat Indonesia berada, dengan syarat minimal 0.04%. Estimasi untuk Total untuk region ini sekitar USD 13 T.

USD 13T x 0.04% x 16.700 = Rp 86.8 T.
Total Market Caps BRMS = Rp 131 T, memenuhi.
Apabila 3 kriteria sudah terpenuhi, maka selanjutnya baru eligible masuk ke Large Caps FTSE.
Sekali lagi, ini hanya asumsi.
Saya mengerti cara hitungnya, tapi untuk mendapatkan data, susah sekali.

Berbeda dengan MSCI yang angkanya sudah diberikan sehingga kita bisa menghitung kemungkinan masuk atau tidak, FTSE dengan sengaja tidak memberitahukan angka tersebut. Entah supaya orang langganan atau menghindari praktek emiten sengaja mengangkat harga supaya bisa masuk.

Angka Total Free Float Small Caps yang sekitar USD 3 Triliun dan Total Market Caps FTSE All-World Asia Pacific ex-Japan yang sekitar USD 13 Triliun adalah murni estimasi yang dibuat dengan bantuan ChatGPT. Untuk menghitung pasti, itu harus ada akses data saham dari seluruh dunia.

Demikian pembahasan kriteria saham masuk FTSE.

referensi https://www.lseg.com/content/dam/ftse-russell/en_us/documents/ground-rules/ftse-global-equity-index-series-ground-rules.pdf

Di bagian 2, akan membahas Studi Kasus ETF FTSE dan MSCI, dari daftar saham hingga estimasi angka kriteria tersebut.

Have a nice day
BUKAN REKOMENDASI BUY SELL HOLD

Rudiyanto

Tinggalkan komentar

  1. avatar Tidak diketahui
  2. avatar Tidak diketahui
  3. avatar Tidak diketahui
  4. avatar Tidak diketahui
  5. avatar Tidak diketahui