Blackrock adalah Manajer Investasi terbesar di dunia, mengelola sekitar USD 13.4 T ~ Rp 223.780 T. Vanguard ada di urutan no 2 dengan USD 11 T ~ Rp 183.700 T. Mereka berdua pengguna MSCI dan FTSE.
Apa saja saham Indonesianya?

Diperkirakan 2/3 dari AUM Blackrock berbentuk reksa dana pasif (indeks / ETF), sementara Vanguard sekitar 82%. Jadi meski Blackrock lebih besar, tapi Vanguard lebih fokus di indeks / ETF. Hanya saja untuk Indonesia lebih mengenal Blackrock dan CEOnya Larry Fink dibandingkan Vanguard.
ETF Blackrock yang menggunakan MSCI dan memiliki porsi saham Indonesia adalah iShares MSCI Emerging Markets ETF (EEM) yang berinvestasi pada saham Standard (large dan mid caps). Dan iShares MSCI Emerging Markets Small-Cap ETF (EEMS) yang berinvestasi pada Small Caps.
Per Oktober 2025
EEM mengelola USD 21 M ~ Rp 351 T.
Bobot Indonesia 1.12% ~ Rp 3.9 T pada 18 saham.
EEMS mengelola USD 409 juta ~ Rp 6.8 T.
Bobot Indonesia 2.1% ~ Rp 142 M pada sekitar 44 saham.
Berdasarkan publikasi MSCI, yang seperti EEM ada sekitar USD 380 M pada akhir 2024 atau 18x nya.
Vanguard meski berbasis US, dia pakai FTSE Inggris sebagai acuan ETF dengan porsi saham Indonesia : Vanguard Emerging Market Index (VWO), berinvestasi pada “seluruh” saham emerging market dari large, medium dan small. Dan Vanguard All-World Ex US Small Cap ETF (VSS) pada saham small capsPer Oktober 2025
Seluruh share class VWO mengelola USD 140 M ~ Rp 2.341 T.
Bobot Indonesia 1.3% ~ Rp 30.4 T pada 79 saham.
Seluruh share class VSS mengelola USD 11.9 M ~ Rp 195 T.
Bobot Indonesia 0.59% ~ Rp 1.14 T.
Tidak ada informasi total acuan FTSE berapa, tapi jelas Vanguard ini raksasa.
Perbandingan portofolio saham Indonesia pada ETF Blackrock dan Vanguard, diurutkan market value terbesar per Oktober 2025 sebagai berikut :

VSS (biru) vs EEMS (merah)
Kuning jika keduanya ada
BRMS dan ANTM sama-sama diperingkat 2 besar, tapi no 3 dan berikutnya berbeda total.
Ada juga yang hanya ada di VSS dan EEMS saja, hal ini menunjukkan small caps versi MSCI dan FTSE berbeda.
Untuk kategori Large Caps dan Mid Caps atau yang biasanya jadi perhatian sebagai berikut :

VWO saja (Biru)
EM saja (Merah)
Anggota VWO di VSS (Ungu)
Anggota VWO (Putih) tapi tidak ada di VSS ~ estimasi Mid Caps
18 saham Standar MSCI hanya beda di TPIA saja yang tidak ada di VWO.
Sementara BRMS, secara urutan no 10, tapi pada bulan yang sama juga ada di VSS. Kemungkinan tadinya di small / mid caps, tapi harganya naik signifikan sehingga sudah ada di jajaran large caps meskipun belum resmi masuk. Di EM baru akan masuk dan terlihat di portofolio Nov 25.
Melihat size VWO FTSE Vanguard yang Rp 2.341 T, sekitar 6.6x lipat lebih besar dari EM MSCI Blackrock yang Rp 351 T, maka kalau mengincar investor asing, FTSE lebih berpotensi. Berdasarkan pengamatan, tidak ada saham baru Indonesia yang berhasil masuk large caps Maret, Jun dan Sept 25.
Kemungkinan besar BRMS akan masuk di FTSE Large Desember ini. Tapi berhubung sudah ada dalam portofolio VWO, paling hanya bobotnya berubah, bukan beli dari 0. Beda dengan EM, dimana BRMS dalam portofolio masih 0, diperkirakan 24 November nanti akan ada pembelian sesuai bobotnya.
Mengapa FTSE kurang populer?
Selain kutipan media lebih jarang dan teknis akses FTSE lebih rumit karena harus registrasi, memang lebih jarang saham baru masuk large caps. Hal ini karena FTSE menjaga agar turnover tidak tinggi.
Have a nice day
Bukan rekomendasi buy sell hold

Tinggalkan komentar