
Dalam investasi dikenal strategi yang disebut dengan Asset Allocation, atau secara sederhana membagi investasi ke beberapa jenis investasi agar memperoleh portofolio investasi yang sesuai dengan profil risikonya. Sebagai contoh, investor dengan profil risiko yang agresif akan memiliki alokasi yang lebih besar pada saham atau reksa dana saham, sebaliknya investor yang memiliki profil risiko konservatif akan mengalokasikan uangnya lebih banyak pada obligasi atau reksa dana pendapatan tetap.
Terus terang, menurut saya strategi di atas bukanlah strategi investasi yang relevan untuk semua orang. Argumennya, dalam investasi setiap orang memiliki tujuan. Katakanlah tujuannya untuk pensiun dan waktunya masih sangat lama lagi, apakah perlu kita menyisihkan sekian puluh persen dari dana kelolaan ke instrumen yang konservatif seperti deposito dan reksa dana pendapatan tetap? Sebaliknya ketika tujuan keuangannya sudah sangat dekat waktu dana dibutuhkan yaitu tahun depan, apakah karena agresif kita harus menempatkan dana di reksa dana saham?
Menurut saya tidak, sebaiknya memang investasi reksa dana disesuaikan dengan tujuan keuangan. Reksa dana jangka pendek untuk tujuan jangka pendek, reksa dana jangka panjang untuk tujuan jangka panjang. Bagaimana dengan risiko? Semakin lama periode investasi, maka risiko fluktuasi pada reksa dana saham akan semakin dapat diminimalkan. Tidak menjamin pasti untung memang, tapi kemungkinan untuk mengalami kerugian semakin kecil. Jadi, cara untuk mengurangi risiko adalah dengan berinvestasi jangka panjang.
Konsep dan strategi ini cocok jika anda masih berada dalam tahapan Wealth Accumulation. Dalam bahasa perencanaan keuangan, tahapan ini adalah untuk orang-orang yang masih dalam tahap awal karir / usaha sehingga belum memiliki penghasilan yang mapan. Pada tahap ini, investasi dilakukan dengan berusaha menyisihkan sebagian dari penghasilannya setiap bulan. Ada juga yang dilakukan dengan cara mengurangi gaya hidup konsumtif.
Apakah strategi asset allocation tersebut memang tidak aplikatif ? Tentu tidak, strategi ini tetap bisa diterapkan bahkan jika anda membaca buku-buku berkaitan dengan investasi di luar negeri ataupun menggunakan aplikasi finansialnya, semuanya adalah tentang bagaimana mengalokasikan investasi dengan baik. Dengan catatan, bahwa cara ini baru cocok untuk anda berada dalam tahapan Wealth Preservation.
Dalam bahasa perencanaan keuangan, Wealth Preservation adalah tahapan bagaimana investor mempertahankan dan mengembangkan nilai aset yang dimilikinya. Tujuan keuangan seperti liburan ke luar negeri, pendidikan anak, dan bahkan pensiun mungkin sudah bukan menjadi persoalan bagi orang-orang yang berada dalam tahapan ini karena sudah memiliki sejumlah aset atau pendapatan yang nilainya signifikan. Sebagian dari anda mengenalnya dengan istilah High Net Worth Individual (HNWI).
Pertanyaannya, bagaimana cara melakukan investasi reksa dana dengan strategi Asset Allocation ? Continue reading “Strategi Investasi Reksa Dana : Asset Allocation” →