Berapa Jumlah Kepemilikan Reksa Dana Saham Yang Ideal?

Number and Figures

Dengan produk reksa dana yang semakin beraneka ragam dan banyak jumlahnya, pilihan investor juga semakin banyak. Ada reksa dana yang mengusung strategi mengikuti indeks seperti produk ETF dan reksa dana indeks, ada juga yang menggunakan strategi investasi aktif seperti rotasi sektoral mengikuti kondisi pasar, kombinasi antara growth dan value investing, atau investasi yang terkonsentrasi dan pengelolaan secara aktif seperti Panin Dana Ultima yang akan diluncurkan dalam waktu dekat ini.

Dengan jumlah investasi minimum yang semakin kecil, tentu bukan hal sulit untuk memiliki beberapa reksa dana saham sekaligus. Pertanyaan muncul, berapa banyak reksa dana yang ideal untuk dimiliki? Dalam konteks ini, yang saya maksud adalah reksa dana saham.

Pertanyaan serupa sebenarnya juga sudah pernah ditanyakan oleh para ahli dan investor pada masa lalu. Namun pertanyaannya lebih mengarah ke saham. Dalam buku “Modern Portfolio Theory and Investment Analysis” oleh Edwin J. Elton dan Martin J. Gruber seperti yang saya kutip dari investopedia, disebutkan jumlah saham yang idealnya dimiliki adalah 20.

Hasil riset dari kedua ahli tersebut adalah sebagai berikut

Dengan memiliki beberapa saham secara sekaligus, maka investor dikatakan membentuk portofolio. Salah satu tujuan dari pembentukan portofolio adalah untuk meminimalkan tingkat risiko. Jadi dengan membeli beberapa saham sekaligus, diharapkan tingkat risiko dapat berkurang. Asumsinya ketika harga saham yang satu turun, ada saham lain yang harganya bisa naik atau turun tapi dengan tingkat penurunan yang lebih kecil.

Ukuran risiko yang dinyatakan dalam riset di atas adalah standar deviasi. Semakin besar standar deviasi maka semakin besar pula risiko investasi dan sebaliknya. Dengan memperbanyak jumlah saham, standar deviasi portofolio memang semakin menurun. Meski demikian, penurunan secara signifikan terjadi ketika jumlah saham bertambah dari angka 1 ke 20. Ketika jumlah saham sudah di atas 20 bahkan hingga ke 1000 saham sekalipun, meski tingkat risiko menurun, penurunannya sudah tidak sesignifikan sebelumnya. Dari penelitian di atas lah, kedua ahli menyimpulkan jumlah saham yang optimal adalah sekitar 20 saham.

Cara yang sama juga akan saya pergunakan untuk menjawab berapa banyak idealnya jumlah portofolio yang optimal. Hanya saja, penelitian saya lakukan 2 kali. Pertama pada portofolio saham dan yang kedua pada portofolio reksa dana saham. Ingin tahu hasilnya? Silakan ikuti terus pembahasan ini. Continue reading “Berapa Jumlah Kepemilikan Reksa Dana Saham Yang Ideal?”

Advertisement

Analisa Fundamental Melalui Laporan Keuangan (3) – Value Investing

Kalau diperhatikan, update di blog ini sudah absen sejak pertengahan November lalu. He he.. Mohon maaf sebelumnya, bukannya malas, tapi ada banyak sekali kegiatan baik dengan perusahaan, asosiasi dan Otoritas Jasa Keuangan sehingga saya tidak sempat menulis. Nanti akan saya sharing foto-foto kegiatan tersebut dalam kesempatan berikutnya.

Pada 2 artikel sebelumnya kita sudah membahas tentang dasar laporan keuangan dan cara membaca laporan arus kas. Kali ini, saya akan membahas analisa laporan keuangan menggunakan rasio keuangan. Lebih dalam lagi, bagaimana menggunakan rasio keuangan tersebut untuk menemukan perusahaan yang bagus. Strategi investasi Value Investing mengembangkan konsep tersebut lebih jauh, bagaimana membeli perusahaan bagus pada harga diskon.

Laporan Keuangan

Berikut ini ada kutipan yang teramat bagus dari Warren Buffet tentang Value Investing:

 

Our goal is to find an “Outstanding” business

at a “Sensible Price”,

not a “Mediocre” business at a “Bargain Price”

Warren Buffett

Pertanyaannya, bagaimana cara untuk membedakan perusahaan yang “Outstanding” dan “Mediocre” ? Dan bagaimana caranya untuk mengetahui harganya “Sensible” atau tidak? Apakah penurunan harga saham yang terjadi beberapa waktu ini sudah membuat perusahaan Outstanding dijual di harga Sensible atau bahkan Bargain?

Analisa Fundamental dengan laporan keuangan dapat membantu kita menjawab pertanyaan tersebut. Jika anda tertarik, silakan membaca terus blog ini. Continue reading “Analisa Fundamental Melalui Laporan Keuangan (3) – Value Investing”

Analisa Fundamental Melalui Laporan Keuangan (1)

Apa kabar para pembaca, semoga sehat dan sukses selalu. Pada kesempatan kali ini saya ingin membahas tentang Analisa Fundamental Melalui Laporan Keuangan, namun sebelumnya, saya juga ingin menginformasikan bahwa pada hari Sabtu besok tanggal 2 November 2013, saya akan mengadakan talkshow di Gramedia Cibubur. Bagi yang berminat dan kebetulan ada di lokasi tersebut bisa datang dan menghadiri acara ini. Bagi yang tertarik dengan buku ini dan menginginkan edisi khusus Hardcover + Excel Reksa Dana bisa pesan disini.

Gramedia Cibubur

Berikut Dokumentasi Kegiatannya

Cibubur 1

Cibubur 2

Cibubur 3

Dalam 1 minggu terakhir ini, berita tentang publikasi laporan keuangan menghiasi berbagai media kita. Perusahaan ini dilaporkan mencatatkan pertumbuhan aset xx % atau xx triliun, perusahaan ini untung xx triliun. Perusahaan ini mengalami penurunan laba bersih xx% dan seterusnya. Sebagai seorang investor saham ataupun reksa dana yang terdapat sahamnya, penting  untuk memahami laporan keuangan suatu perusahaan.

Sebab untuk anda yang berorientasi fundamental dan investasi jangka panjang, maka harga pasar saham merupakan representasi dari kinerja perusahaan. Artinya jika perusahaan kinerjanya bagus, maka harga sahamnya akan naik dan sebaliknya.

Kinerja perusahaan juga sering disebut fundamental perusahaan, makanya analisa laporan keuangan disebut juga analisa fundamental. Penurunan saham dalam beberapa hari terakhir ini tidak terlepas dari hasil publikasi laporan keuangan dimana untuk beberapa perusahaan kinerjanya tidak sesuai yang diharapkan sehingga harga sahamnya turun.

Nah, jika anda setuju dengan hal yang dikemukakan di atas, pertanyaan berikutnya, bagaimana cara untuk melakukan analisa fundamental? Apakah bisa dilakukan untuk kita yang masih awam soal ekonomi? Untuk menjadi seorang ahli, jurusan kuliah kita memang bukan segalanya. Sebab jika anda rajin, gigih dan telaten, maka semua bidang pada dasarnya bisa dipelajari.

Meski demikian, tetap ada kesulitan sendiri untuk anda yang tidak berlatar belakang ekonomi. Untuk itu dalam kesempatan kali ini, saya ingin sharing sedikit tentang cara untuk menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan. Continue reading “Analisa Fundamental Melalui Laporan Keuangan (1)”

Review Semester I 2013 : Dana Asing dan Saham

Setelah mereview tentang obligasi sebelumnya, dalam artikel ini saya ingin melakukan review terhadap saham. Tidak dapat dipungkiri, berita tentang aliran dana asing, terutama yang keluar dari Indonesia mendominasi pemberitaan media beberapa bulan ini. Hal ini tidak terlepas dari IHSG yang sudah turun dengan cukup signifikan dari titik tertingginya dan asing yang terus menerus melakukan net sell.

Penelitian terhadap dana asing sudah pernah saya lakukan sebelumnya di Mitos dan Fakta Seputar Aliran Dana Asing. Dalam kesempatan kali ini saya ingin membahas perihal aliran dana asing dan korelasinya dengan harga saham dari sudut yang agak berbeda. Mudah-mudahan setelah ini, kita memiliki pemahaman yang lebih mendalam terhadap aliran dana asing ini.

Continue reading “Review Semester I 2013 : Dana Asing dan Saham”

Mengenal Kelemahan Konsep Beta Dalam Investasi

Beta adalah konsep yang sangat umum dalam investasi. Bisa digunakan pada investasi saham begitu pula juga dengan investasi reksa dana. Kegunaannya juga banyak, mulai dari menilai seberapa berisiko suatu saham / reksa dana, mengevaluasi apakah reksa dana tersebut bagus atau tidak, sampai pada memprediksi berapa return yang akan dihasilkan oleh instrumen tersebut pada masa yang akan datang. Capital Asset Pricing Model (CAPM) adalah konsep yang menggunakan beta dalam perumusannya.

Tidak ada yang berbeda dari cara perhitungan beta saham dan beta reksa dana. Pembahasan mengenai beta juga pernah saya bahas dalam artikel terdahulu. Meski demikian, tidak ada teori yang sempurna, demikian pula dengan teori beta. Oleh karena itu, sebelum menggunakan menggunakan beta, sebaiknya kita memahami kelemahannya.

Continue reading “Mengenal Kelemahan Konsep Beta Dalam Investasi”