Paska capai 7910, IHSG balik arah.
Mulai dari saham BREN yang dikeluarkan dari FTSE Indeks, dilanjutkan dengan net sell asing besar-besaran di saham perbankan.
Kabarnya dana asing lagi ke China 🇨🇳 karena stimulus besar-besaran.
Apa stimulusnya dan apakah 🇨🇳 akan jadi primadona baru?

Dilanda kredit macet dari pengembang properti raksasa, kelesuan ekonomi, perang dagang dengan 🇺🇸 , dan berpindahnya basis produksi ke negara lain menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi 🇨🇳 melambat.
Pasar modalnya, Shanghai Stock Exchange juga tidak kemana-mana selama 5 tahun terakhir.

Karena itulah, melalui Gubernur Bank Sentral 🇨🇳 Pan Gongsheng mengumumkan program stimulus besar-besaran antara lain:
1. Menurunkan Giro Wajib Minimum GWM perbankan, Bunga Bank Sentral, dan suku bunga KPR.
GWM adalah porsi dari tabungan dan deposito di bank yang wajib disisihkan dan ditempatkan di bank sentral.
Dana ini berfungsi sebagai cadangan, jika ada penarikan massal misalnya, bisa diambil bank.
Pada September 2024, turun dari 10% menjadi 9.5%.
Kalau 🇮🇩 per Agustus 2024 adalah 9%.
Turun 0.5% dari 10% menjadi 9.5% perbankan di 🇨🇳 setara sekitar CNY 1 Triliun (Rp 2.617 T).
Fyi total aset BCA “cuma” Rp 1.425 T.
Jumlah ini dapat digunakan oleh perbankan untuk memberikan kredit baik kepada perorangan / perusahaan, sehingga diharapkan menggerakkan ekonomi.
Bunga Bank Sentral / Seven Days Policy Rate dari 1.7% ke 1.5%. Sebagai referensi, BI rate di 6%.
Artinya bunga deposito di 🇨🇳 jauh lebih rendah dibandingkan 🇮🇩.
Suku bunga KPR menggunakan Loan Prima Rate dari 3.95 ke 3.85%.
Bunga KPR seperti ini di 🇮🇩 biasanya tahun pertama saja.
Penurunan suku bunga KPR ternyata bukan hanya pinjaman baru saja. Untuk program cicilan KPR masyarakat yang sedang berjalan juga diturunkan 0.5%. Tidak jelas apakah ini ditanggung bank sentral atau trade off penurunan GWM. Yang untung ya masyarakatnya karena cicilan berkurang.

2. Stabilisasi Pasar Saham
Bank Sentral 🇨🇳 (PBOC) akan memberikan fasilitas swap (pinjaman) kepada investor institusi seperti Broker, Reksa Dana, dan Asuransi sebesar CNY 500 Miliar (Rp 1.308 T) untuk membeli saham dan CNY 300 Milliar (Rp 785 T).
Disediakan pula pinjaman hingga senilai CNY 300 Miliar (Rp 785 T) untuk perbankan yang disalurkan kepada perusahaan yang mau melakukan pembelian atau buyback saham dengan bunga murah. Untuk paket CNY 500 M, bahkan bisa lebih beberapa kali jika dibutuhkan.
Dari sisi Pemerintah, Politbiro – Organ politik tertinggi Partai Komunis, juga berencana menerbitkan Special Bond senilai CNY 2 Triliun (Rp 4.286 Triliun).
Referensi Pendapatan Negara 🇮🇩 2023 Rp 2.774 T dan biaya penanganan Covid waktu pandemi lalu sebesar Rp 695 T.
Dari CNY 2 T ini, 50% dipakai untuk bantuan sosial, subsidi barang konsumer, peremajaan peralatan, dan tunjangan per bulan per anak CNY 800 (Rp 1.6 juta) untuk keluarga dengan 2 anak / lebih.
🇨🇳 punya masalah pada penuaan penduduk seperti negara maju karena cenderung childless.
50% lagi dipakai untuk pemerintah daerah yang kesulitan keuangan.
Efek dari slowdown properti juga mempengaruhi keuangan pemerintah daerah.

Apakah Ini Stimulus Besar?
Tergantung siapa yang melihatnya. Kalau ukuran 🇮🇩 itu sudah superjumbo sekali.
Tapi ingat, GDP 🇨🇳 sekitar 14x GDP Indonesia, jadi wajar nilai stimulusnya juga raksasa untuk ukuran 🇮🇩.
Apakah Stimulus ini Efektif?
Menurut perkiraan ekonom, pertumbuhan PDB bisa terangkat sekitar 0.4% karena stimulus ini. Untuk tahu pastinya ya waktu.
Bagaimana Pasar Modal?
Untuk tahap awal, direspon positif. Shanghai Stock Exchange naik 10%++ dari 2700 ke 3100. Bahkan waktu stimulus diumumkan, transaksi bursa saking ramainya sampai delay, padahal kondisi normal mampu CNY 750 M (Rp 1.622 T) per Hari!!

Yield Negara 10 tahun 🇨🇳 juga sudah turun dari awal tahun ini 2.8% ke 2% di September meski stimulus belum dikucurkan.
Yield turun Harga obligasi naik, artinya reksa dana pendapatan tetap di 🇨🇳 juga rally tahun ini.

Nilai tukar CNY juga menguat signifikan terhadap USD. Ada kemungkinan dana asing masuk dalam jumlah besar, meningkatkan pembelian CNY sehingga menguat. Biasanya nilai tukar CNY / USD di level 7.00 adalah angka psikologis.

Apakah berdampak ke 🇮🇩?
Penurunan IHSG setelah BREN keluar dari FTSE, terjadi pada saham perbankan yang banyak dipegang investor asing. IHSG yang net buy sejak Agustus lalu, mengalami net sell besar 1 hari sebesar Rp 2.2 T di 26 September dan kemungkinan masih berlanjut di 27 September ini.
Apakah net sell ini karena sudah untung atau profit taking biasa karena sudah rally berhari-hari ?
Atau memang pindah dari 🇮🇩 ke 🇨🇳 karena pasar modal di sana memang lebih menarik?
Menurut saya terlalu cepat untuk mengambil kesimpulan, bisa benar bisa tidak, bisa juga keduanya.
Sebab dana asing itu bukan 1 investor saja, tapi transaksi yang dilakukan oleh seluruh investor asing. Mulai dari perorangan, institusi, reksa dana indeks, reksa dana aktif, family office dan sebagainya. Dana asing juga bisa berpindah dengan cepat mengikuti sentimen.
Khusus untuk 🇨🇳, karena ada rivalitas dengan 🇺🇸 yang sangat tinggi, pertimbangan investor tidak selalu fundamental.
Bisa saja semua bagus, tapi karena ada hubungan keduanya memburuk, merembet ke aturan baru, tarif, dan pembatasan lainnya yang mengurangi minat investor.
Sebagai investor di pasar modal 🇮🇩, koreksi pasar ini positif karena memang sudah ditunggu-tunggu sejak kemarin.
Kalau tidak turun, kapan bisa belinya?
Apakah bakal turun lagi?
Namanya pasar modal, naik turun itu makanan sehari-hari.
Lebih baik fokus pada fundamental.
HAVE A NICE DAY

Tinggalkan Balasan ke niezgodaeona94 Batalkan balasan