Kasus Hukum 🇸🇬
Penggugat : Ng Zhi Liang (Ng)
Tergugat : Voon Gie Min (Gie)
Perihal : Gie menabrak Ng dalam suatu kecelakaan lalu lintas dan menyebabkan cedera panjang, Ng menuntut agar memberikan ganti rugi
Berapa nilai ganti rugi yang “sesuai”?

Peristiwa kecelakaan lalu lintas, dimana kendaraan motor Gie menabrak Ng terjadi di Desember 2021. Dalam berkas pengadilan hanya tertulis Ng yang menyeberang di Zebra Cross tertabrak motor yang dikendarai Gie. Tidak ada keterangan apakah ada menerobos lampu merah dan lainnya.
Ng mengalami cedera serius pada kaki kiri, memerlukan beberapa operasi lanjutan (2022–2023). Ia sempat 8 bulan di kursi roda, lalu 2,5 tahun berjalan dengan tongkat, dan hingga saat gugatan masih pincang serta butuh perawatan medis berkelanjutan. Ng mengeluarkan lebih dari SGD 50.000 untuk biaya medis & transportasi serta kehilangan penghasilan karena tidak bisa mengelola restorannya seperti sebelumnya.
Sebagai informasi, dia pemilik dan pengelola restoran Vietnam
Atas biaya medis dan kerugian akibat kehilangan penghasilan, dia mengajukan 2 gugatan yaitu General Damages dan Special Damages dengan nilai total SGD 614.285 (sekitar Rp 7.7 M). Ini nilai yang besar, sekalipun untuk ukuran 🇸🇬
Apakah dikabulkan pengadilan?


Sampai kepada sidang nilai tuntutan ini, prosesnya sudah cukup panjang
– 2023 : Ng menggugat Gie atas kelalaian
– Juli 2024 : Sidang pindah dari pengadilan negeri ke pengadilan tinggi karena nilai gugatan di atas SGD 250.000 ~ Rp 3.1 M
– Desember 2024 : Gie bertanggung jawab 90%
– Mei 2025 : Meminta agar Gie bayar sebagian (interim) dulu sebesar SGD 100.000 ~ Rp 1.25 M
– Agustus 2025 : dasar hukum pembayaran interim karena ini aturan baru
Jadi Gie sudah diputus bersalah, tanggung 90%, dan diminta bayar duluan SGD 100.000
Siapa 10% sisanya? Ng dinilai pengadilan juga ada kelalaian sehingga berapapun putusan nilai ganti rugi, 10% menjadi tanggung jawab pribadi. Pengadilan terakhir ini tentang besaran ganti ruginya. Hampir semua tuntutan berkaitan dengan medis diterima kecuali yang Pneumothorax (Paru-paru Kanan) SGD 4000 karena gejala medis baru muncul di 2023.
Bagaimana dengan kehilangan penghasilan hingga sidang SGD 386.200 dan kehilangan kapasitas kerja masa depan SGD 88.400?
Atas kehilangan penghasilan hingga sidang SGD 386.200 angkanya dari :
– Ng info sebelum kecelakaan gajinya SGD 11.050/bulan dari restoran
– Setelah kecelakaan, hanya bisa SGD 1.500/bulan
– Selisih ini, selama ±3 tahun, dihitung
Sehingga total SGD 386.200 + CPF (BPJS)
Atas gugatan ini, ditolak pengadilan pertimbangannya:
– Tidak ada laporan pajak 2020–2022.
– Tidak ada pembukuan restoran untuk menunjukkan dampak langsung kecelakaan pada usaha
– Tidak bisa dibuktikan antara gaji turun dengan dampak bisnis
Atas kehilangan kapasitas kerja masa depan, Ng menuntut SGD 88.400, dengan alasan tidak bisa lagi berdiri lama, berjalan jauh, atau mengangkat beban berat. Yang ini juga ditolak pengadilan. Pertimbangannya Ng seorang pengusaha yang berpengalaman mengelola restoran. Kondisi fisik memang membatasi, tapi tidak menutup kesempatan untuk memulai usaha baru atau menjalankan peran manajerial. Jadi dari total SGD 614.285, yang dikabulkan SGD 135.685, dan 10% tanggungan Ng menjadi SGD 122.116 ~ Rp 1.5 M.

Meski nilai ganti ruginya berkurang signfikan, nilainya tetap tidak kecil, bagaimana jika ternyata Gie tidak mampu membayarnya?
Dalam kasus ini, ternyata Gie tidak membayar karena ditanggung perusahaan asuransi Zurich Insurance yang polisnya dia beli dari Malaysia. Tidak disebutkan apakah Gie warga negara 🇲🇾 atau bukan, tapi biasanya banyak warga negara 🇲🇾 yang pergi pagi pulang sore tiap hari kerja di 🇸🇬 via jembatan Johor. Kemudian di 🇲🇾, syarat untuk memiliki motor dan perpanjangan STNK adalah wajib memiliki asuransi kendaraan. Kalau di 🇮🇩, biasanya Jasa Raharja, tapi kalau di 🇲🇾, bebas ditentukan oleh pemiliknya apakah dengan Zurich, Allianz, Etiqa, Takaful Ikhlas, Tokio Marine, AIA, dan sebagainya.
Dalam asuransi kendaraan, ada pasal yang disebut dengan Third Party Liability / Tanggung Jawab Pihak Ketiga. Sesuai dengan Road Transport Act 🇲🇾, perlindungan Third Party Liability:
– Kematian atau cedera tubuh pihak ketiga → tanpa batas plafon sesuai putusan pengadilan atau kesepakatan 3 pihak (asuransi, korban, pelaku)
– Kerusakan harta benda pihak ketiga → tergantung polis
Jadi atas nilai ganti rugi ini, meski Gie diputus bersalah, seluruh nilai ganti rugi sesuai putusan pengadilan dibayar oleh perusahaan asuransi. Jika tidak ada asuransi, maka mekanisme harus melalui pengadilan perdata dan belum tentu pihak yang diputus memiliki kemampuan membayar.
Di Indonesia, berdasarkan ketentuan Jasa Raharja tahun 2022
– Meninggal dunia: Rp 50 juta
– Cacat tetap: Maks Rp 50 juta
– Biaya perawatan: Rp 20 juta
– Biaya penguburan (jika tidak ada ahli waris): Rp 4 juta
Bagaimana menurut anda?
Sampaikan di komen ya
Referensi kasus: https://t.co/03WHt0zEwz
Have a nice days
Dan selalu berhati-hati di jalan raya

Tinggalkan komentar