2025 benar-benar tahunnya saham konglo. Setelah Prajogo, Sinarmas, Salim, dan Hapsoro, kini tampaknya Bakrie mulai naik. Setelah BRMS berhasil masuk MSCI, kini giliran ENRG, DEWA, BUMI yang dapat panggung.
Harus berapa harga-harga saham tersebut supaya masuk MSCI?
Untuk BUMI dan BRMS, Bakrie bukan satu-satunya pengendali tapi juga Salim, hanya saja persentase kepemilikan keduanya belum terlihat jelas dalam struktur pemegang saham. Meski cuma memiliki 3.08%, BUMI adalah pengendali BRMS. BRMS bisa, Apakah ENRG, DEWA, BUMI juga bisa MSCI Standar?
Untuk menghitung itu, asumsi yang digunakan sebagai berikut:
– Kurs Rp 16.700
– Acuan Total Market Caps (Mcaps) dan Free Float Market Caps MSCI Nov 25
– Data free float dari RTI Oktober 2025
– Harga saham per 13 Nov 2025
ENRG 910
Total Mcaps Rp 23.98 T.
Free Float Mcaps Rp 13.36 T.
Untuk bisa ke Standar sesuai ketentuan November maka harganya minimal harus 2.115 atau +132%.
DEWA 430
Total Mcaps Rp 17.5 T.
Free Float Mcaps Rp 10.31 T.
Untuk bisa ke Standar sesuai ketentuan November maka harganya minimal harus 1.370 atau +218%.
BUMI 224
Total Mcaps Rp 83.18 T.
Free Float Mcaps Rp 22.45 T.
Untuk bisa ke standar sesuai ketentuan November maka harganya minimal harus 278 atau +24%
Jika karena satu dan lain hal, harga ENRG dan DEWA bisa mencapai level itu atau lebih tinggi di Februari 2026, kemungkinan akan tetap gagal karena kena di ketentuan Extreme Return. Untuk BUMI tetap harus dicek, tapi karena naiknya tidak seekstrim keduanya, mungkin masih lolos.
Perkiraan harga untuk masuk belum mempertimbangkan :
– Ketentuan Total Mcaps dan Free Float Mcaps yang dievaluasi tiap 3 bulan
– Likuiditas transaksi
– Ranking kandidat saham-saham calon MSCI lain
– Rencana Penyesuaian Free float Indonesia oleh MSCI (jika jadi)
– Perkiraan kurs Februari 2026
Sebagaimana ketentuan MSCI yang lebih berorientasi pada matematika dibandingkan Fundamental, investor juga harus berhati-hati apabila valuasi harga sudah terlalu tinggi. Saham yang masuk tidak jaminan naik dan sebaliknya.
Have a nice day
BUKAN REKOMENDASI BUY SELL HOLD
Rudiyanto 
Tinggalkan komentar