Kalau dilihat dari harga NAB/Up reksa dana, kelihatannya jawaban untuk pertanyaan di atas adalah reksa dana pasar uang. Logikanya harga Reksa Dana Pasar Uang selalu Rp 1000. Jadi rasanya jenis reksa dana yang akan selalu untung. Apakah benar demikian?
Reksa dana ini berinvestasi pada instrumen pasar uang. Yang dimaksud dengan instrumen pasar uang adalah Sertifikat Deposito, Sertifikat Bank Indonesia, Surat Pengakuan Hutang dan Instrumen Obligasi yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun. Karena anggapan bahwa surat berharga tersebut akan jatuh tempo dalam waktu yang amat dekat sehingga sangat likuid (mudah diuangkan) maka disebut instrumen pasar uang. Selain itu, karena sudah mau jatuh tempo, maka biasanya surat berharga tersebut akan dipegang hingga jatuh tempo dan jarang ditransaksikan.Keuntungan yang diberikan kepada investor diberikan dalam bentuk bonus unit penyertaan. Dengan kata lain, apabila dari investasi tersebut diperoleh bunga, maka bunga tersebut akan langsung diberikan kepada investor dalam bentuk bonus unit penyertaan yang setara dengan nilai bunga tersebut. Misalnya investor membeli reksa dana pasar uang sebesar Rp 100 juta. Dengan harga Rp 1000, maka jumlah unit yang diperoleh adalah Rp 100 juta / Rp 1000 = 100.000 unit. Misalkan jika investor memperoleh keuntungan sebesar 10%, maka si investor tersebut akan diberikan bonus unit yang setara nilai investasi yaitu 10% x 100.000 unit = 10.000 unit.
Dengan bonus tersebut maka nilai investasi investor menjadi 100.000 + 10.000 = 110.000 Unit. Nilai investasi menjadi 110.000 unit x Rp 1000 = Rp 110 juta. Pada prakteknya pemberian bonus unit ini berlaku harian. Artinya setiap hari investor diberikan bonus unit sesuai dengan perubahan harga dan bunga / kupon instrumen pasar uang tersebut. Dalam publikasinya, Manajer Investasi dan Bank Kustodian hanya menunjukkan hasil investasi dalam 30 hari dan 1 tahun terakhir, untuk itu, jenis reksa dana pasar uang juga merupakan jenis reksa dana yang kinerjanya agak sulit dipantau secara harian karena pergerakan hariannya tidak kelihatan.
Kenyataannya
Pada Kenyataannya adalah bahwa jenis Reksa Dana Pasar Uang juga bisa rugi. Kerugian dapat terjadi pada reksa dana pasar uang ketika surat berharga (obligasi dan deposito) yang menjadi underlying asset reksa dana pasar uang gagal bayar. Skenario lain kerugian juga terjadi ketika instrumen pasar uang yang dianggap akan dipegang hingga jatuh tempo tersebut ternyata terpaksa dijual karena ada redemption dalam jumlah besar dan harga jual instrumen tersebut di bawah harga belinya.
Bila pada reksa dana umumnya, kerugian akan tercermin dalam penurunan NAB/UP, namun dalam reksa dana pasar uang, yang terjadi adalah pengurangan pada Unit Penyertaan yang dimiliki investor. Jadi, unit penyertaan investor akan dipotong sesuai dengan penurunan nilai portofolio investasi. Meski kemungkinannya sangat kecil, namun pernah terjadi pada banyak reksa dana pasar uang di Indonesia pada tahun 2008. Berikut ini adalah salah satu contoh reksa dana pasar uang yang mengalami kerugian dimana return bulanannya negatif.
Contoh : Return Pasar Uang Negatif pada Tahun 2008
Reksa dana diatas bukan satu-satunya reksa dana pasar uang yang mengalami rugi. Hal yang sama juga terjadi pada produk-produk reksa dana pasar uang lainnya pada tahun 2008 meskipun tidak seluruhnya.
Kasus yang sama juga pernah terjadi pada Amerika. Namun untuk kasus Amerika dan Indonesia sedikit agak berbeda. Jika di Indonesia yang terjadi berupa pengurangan unit penyertaan, maka yang terjadi di Amerika adalah nilai NAB/Upnya turun. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, nilai Reksa Dana Pasar Uang di Amerikan jatuh di bawah USD 1 (kalau di Indonesia di bawah Rp 1000). Kasus pertama terjadi pada tahun 1994, dimana Communit Bankers US Government Money Market Fund dilikuidasikan pada harga 94 sen. Kasus yang sama kembali terulang pada tahun 2008, dimana kolapnya Lehman Brother akibat krisis Subprime Mortgage menyebabkan obligasi yang diterbitkan perusahaan tersebut mengalami gagal bayar. Akibatnya reksa dana pasar uang yang berinvestasi pada instrumen tersebut mengalami penurunan nilai dari USD 1 menjadi 97 sen. Turunnya nilai reksa dana pasar uang dibawah nilai USD 1 dikenal istilah Breaking The Buck.
Jadi, kesimpulannya TIDAK ADA REKSA DANA YANG TIDAK PERNAH RUGI. Demikian sharing saya minggu ini, semoga bermanfaat. Dan sebelumnya mohon maaf posting ini agak terlambat. Atas perhatiannya saya mengucapkan banyak terima kasih.
Penyebutan produk investasi (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang.

Tinggalkan Balasan ke Adrianus Batalkan balasan