Dalam kebijakan bank sentral, selain naik turunnya suku bunga, ada juga yang disebut Quantitative Easing – QE dan Quantitative Tightening- QT.
QE = 🔺 Money Supply ~ Cetak Uang
QT = 🔻 Money Supply ~ Bakar Uang
Apa indikatornya dan sekarang sedang Cetak / Bakar Uang?

Perlu dibedakan “Bakar Uang” bank sentral dengan “Bakar Uang” yang dilakukan start up zaman start up 2020-2022 dulu.
“Bakar uang start up” itu mengacu pada perusahaan baru dengan embel-embel tech dan apps, menerima setoran modal miliaran bahkan triliunan rupiah, kemudian belanja besar-besaran. Mulai dari iklan, bajak SDM dengan remunerasi tinggi, hingga akuisisi kompetitor untuk meningkatkan pangsa pasar.
Disebut “bakar uang” karena hasil dari pengeluaran tersebut belum tentu mencapai target yang diharapkan dan secara statistik, lebih banyak yang gagal dan tutup. Karena merupakan setoran modal, bukan pinjaman, tidak ada kewajiban bagi pengelola start up untuk mengembalikan kepada penyetor.
Makanya disebut angel investor, karena saking baik hatinya membiarkan uangnya “dibakar” dengan kemungkinan uangnya tidak kembali sama sekali.
Bank Sentral bukan entitas profit oriented tapi dapat fee dari jasa biaya transfer seperti BI Fast dan RTGS, atas kepemilikan di obligasi dapat kupon, dan ada capital gain/loss atas pengelolaan obligasi, valas, dan emasnya.
Selain itu, secara Bank Sentral juga dikenal sebagai Lender of Last Resort, artinya berperan sebagai pemberian fasilitas pinjaman kepada bank yang mengalami kesulitan likuiditas dan berfungsi untuk menghindarkan krisis keuangan yang sistemik. Ternyata kepada negara juga bisa.

Dalam kondisi tertentu, dimana pemerintah membutuhkan banyak dana untuk menjalankan programnya dengan cara menerbitkan obligasi namun tidak terserap oleh pasar (dibeli investor perorangan, institusi, dan asing), baru muncul istilah Cetak dan Bakar Uang. Pertama kali muncul 2008.
Waktu itu ada krisis subprime mortgage yang menyebabkan sektor properti dan keuangan USA kolaps, untuk menyelamatkan ekonominya, pemerintah USA menerbitkan obligasi dalam jumlah besar. Bank Sentral yg selama ini menjadi lender of last resort untuk bank juga berlaku untuk pemerintah.
Darimana uangnya? Bank Sentral dalam hal ini memiliki kewenangan untuk “Cetak Uang”.
Setiap uang yang dicetak, dibelikan obligasi pemerintah USA. Secara akuntansi Buku Bank Sentral muncul akun Aset – Obligasi Pemerintah Buku Pemerintah muncul akun Kas dan Hutang Bank Sentral
Secara akuntansi
Buku Bank Sentral muncul akun
Aset – Obligasi Pemerintah
Buku Pemerintah muncul akun
Kas dan Hutang Bank Sentral
Penerbitan obligasi pemerintah itu tidak sekali saja, tapi bisa berkali-kali. Misalkan Januari terbitkan 100, belum jatuh tempo, Februari terbit lagi 100, maka totalnya adalah 200. Jika semuanya dibeli Bank Sentral, maka Total Aset yang ada di Bank Sentral menjadi 200.
Meskipun pimpinan Bank Sentral USA diangkat oleh Presiden USA, dalam menjalankan tugasnya Bank Sentral itu independen. Bisa saja Bank Sentral memutuskan untuk tidak lagi membeli obligasi pemerintah atau malah menambah lebih banyak, berdasarkan target pengendalian inflasinya.
Bagaimana dengan “Bakar Uang” atau Quantitative Tightening Bank Sentral?
Istilah ini mengacu kepada situasi dimana obligasi pemerintah yang dipegang sudah jatuh tempo (misalkan 100), Bank Sentral memutuskan untuk memperpanjang hanya sebagian saja (misalkan 80) atau tidak sama sekali. jadi pemerintah harus membayar hutangnya, entah dari penghasilan pajak atau penerbitan obligasi baru tapi yang dijual ke pasar, bukan bank sentral. Dalam hal ini, Bank Sentral bukanlah Angel Investor, tapi pemberi pinjaman biasa yang ada bunga dan jatuh temponya.
Ketika pemerintah bayar, maka Bank Sentral akan mencatat
Aset Kas +
Aset Obligasi Pemerintah –
Kemudian atas Uang Kas “dibakar” sehingga uang yang dicetak hilang dari peredaran dan menyebabkan Supply Uang berkurang.
Ketika Aset Kas hilang, maka total aset Bank Sentral turun.
Jadi kalau mau tahu Bank Sentral USA sedang cetak atau bakar uang, lihatlah data Asetnya.
Berdasarkan situs Federal Reserve Gov, data Aset yang ada di Balance Sheet Bank Sentral:
https://www.federalreserve.gov/monetarypolicy/bst_recenttrends.htm
Setelah cetak uang besar-besaran 2020-2021 karena pandemi, sejak 2022 sampai sekarang sebenarnya Bank Sentral USA terus melakukan kebijakan “Bakar Uang”. Jadi penyebab dana asing yang balik ke negara asal tidak semata karena suku bunga naik, hutang yang tidak di roll over juga berperan.

Bakar Uang oleh Bank Sentral USA menciptakan “tekanan” terhadap dana asing untuk kembali ke negara asalnya terutama di obligasi.
Dalam sudut pandang pasar modal
QE = 🖨 💵 = Positif
QT = 🔥 💵 = Negatif
Semoga tahun depan tidak hanya Bunga turun, tapi juga QE lagi.
HAVE A NICE DAY
Tinggalkan komentar