Setelah Pilpres Indonesia selesai satu putaran di Februari 2024,
November nanti giliran Pilpres Amerika Serikat.
Kandidat juga sudah final.
Joe Biden sebagai Petahana dari Partai Demokrat vs Donald Trump mewakili Partai Republik.
Apa dampak Pemilu negara Adidaya ini ke pasar modal?

Terus terang saya tidak begitu memahami pasar modal 🇺🇸, tapi berhubung saat ini di tempat kerja memasarkan Panin Global Shariah Equity Fund yang berinvestasi pada saham S&P 500 Shariah, saya juga mulai mendalami pasar modal 🇺🇸.
1 tahun terakhir SP500 rally 31% karena sentimen AI

Bagaimana dengan SP500 Shariah?
Sesuai namanya, tidak ada saham bank, senjata, kasino, miras, asuransi dan bidang-bidang yang tidak sesuai kaidah syariah.
Otomatis sektor lain mendapat bobot lebih besar dengan bobot tertinggi sektor terkait teknologi.
1 tahun terakhir SP500 Sharia +39%

Bahkan dalam 10 tahun terakhir, kinerja SP500 Shariah lebih tinggi dari SP500.
Kinerja 10 tahun terakhir per 13 Maret 2024 adalah:
SP 500 +177%
SP 500 Shariah +217%
Sektor teknologi dalam 10 tahun ini memang naik lebih tinggi sehingga membuat kinerja SP500 Shariah lebih baik.

Bagaimana kinerja SP500 di era kepemimpinan Donald Trump dan Joe Biden?
Sebagai informasi masa jabatan Presiden 🇺🇸 adalah 4 tahun.
Donald Trump menjabat dari 20 Januari 2017 hingga 20 Januari 2021
Joe Biden menjabat dari 20 Januari 2021 hingga 20 Januari 2025 nanti
Situs https://factsarefirst.com membuat kajian yang amat komprehensif terkait statistik perbandingan antar kedua Presiden.
Untuk SP500 adalah sebagai berikut:

Berdasarkan grafik, jika anda investasi Rp 1 juta di SP500 waktu Donald Trump menjabat, setelah 4 tahun akan menjadi Rp 1,68 juta (+68%).
Menggunakan masa jabatan Joe Biden, hingga 13 Maret 2024 mencapai Rp 1,36 juta (+36%), hingga 20 Jan 25, untuk mengejar butuh baik minimal 32%.
Apakah mungkin naik 32% dalam 10 bulan?
Kalau kemungkinan bisa saja, tapi untuk naik 30% setelah 1 tahun terakhir SUDAH naik 31% tentu butuh sentimen positif yang amat luar biasa.
Penurunan bunga The Fed bisa menjadi sentimen positif,
tapi apakah bisa sampai 30%?? Belum Tentu.
Meski Pilpresnya di 5 November, kampanye dan perang urat syarafnya, perkiraan saya akan mulai terasa sekitar Mei nanti.
Secara psikologis, menjelang Pilpres nanti, suka tidak suka investor 🇺🇸 juga cenderung akan wait and see karena mau melihat program-program dan kebijakannya.

Berbeda dengan Indonesia yang program antar calon Presiden mirip cuma beda nama, kebijakan 2 capres di 🇺🇸 bisa sangat tajam dan bertolak belakang.
Mulai dari kebijakan migran, pendekatan ke kaum LGBT, kebijakan luar negeri, militer, program subsidi, pajak, hingga kesehatan.
Yang mirip adalah sikap terhadap China.
Somehow kedua partai di 🇺🇸 sepakat bahwa jika tidak dihadang, sangat mungkin suatu saat di masa depan, posisi ekonomi no 1 di dunia bukan lagi 🇺🇸 melainkan di 🇨🇳.
Untuk itu, siapapun Presidennya, sikap 🇺🇸 ke 🇨🇳 akan tetap keras.
Apakah rally saham 🇺🇸 karena AI akan berhenti atau bahkan crash karena ajang pilpres ini?
Rally saham bisa berhenti karena banyak hal, salah satunya ketika valuasi sudah terlalu tinggi dan pertumbuhan laba tidak cukup tinggi untuk justifikasi kenaikan tersebut.
Debat pilpres??
Bisa jadi kalau misalkan dibahas suatu kebijakan yang membatasi ruang gerak dan pertumbuhan daripada teknologi AI.
Tapi jika tidak menjadi pembahasan, maka rally AI bisa berlanjut atau tidak, kembali ke fundamental dan valuasinya apapun hasil pilpresnya.
Sebagai negara adidaya, 🇺🇸 sering terlibat baik secara langsung ataupun tidak langsung pada berbagai konflik di dunia.
Di kepemimpinan Joe Biden, terlihat dari partisipasi 🇺🇸 dalam konflik Israel – Hamas dan sebelumnya Rusia – Ukraina.
Donald Trump lebih pragmatis..
Maksudnya kalau ada keuntungan yang didapatkan, maka dia cenderung akan mendukung, jika tidak belum tentu. Kemudian dia lebih menyukai kesepakatan bilateral, kalau tidak sepakat ya paling jauh perang dagang dalam bentuk tarif, tidak sampai perang konflik senjata seperti saat ini.

Bagaimana efeknya ke Indonesia?
Donald Trump dikenal sebagai Presiden yang lebih menyukai kebijakan bunga longgar.
Untuk itu, Gubernur Bank Sentral yang dia angkat kemungkinan juga yang sejalan dengan itu sehingga ada potensi bunga turun lebih cepat dan cetak uang jalan lagi.
Tapi mengingat angka inflasi terus menunjukkan perkembangan yang baik, maka jika Joe Biden berlanjut sekalipun, penurunan suku bunga juga tetap akan terjadi.
Terus terang efek positif / negatif dari kedua Capres 🇺🇸 ke 🇮🇩 masih sulit untuk ditakar karena ada plus minusnya.
Secara psikologis, investor 🇮🇩 untuk mulai wait and see terhadap Pilpres 🇺🇸, mungkin baru terjadi sekitar Oktober nanti.
Karena harga saham 🇺🇸 dan 🇮🇩 juga lebih sering tidak sejalan, kalaupun ada koreksi harga di 🇺🇸 tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
Karena calonnya cuma dua, pilpres 🇺🇸 pasti langsung selesai satu putaran.
Semakin cepat selesai, ketidakpastian akan berkurang satu sehingga diharapkan menjadi sentimen positif bagi harga saham.
SEMOGA HARI ANDA MENYENANGKAN

Tinggalkan komentar