Laporan Keuangan Full Year 2023 GOTO sudah terbit.

GOTO tercatat rugi Rp 90,4 Triliun !!!
Sebanyak Rp 78.7 Triliun di antaranya adalah Goodwill.

Apa itu Goodwill? Mengapa bisa besar sekali?

*BUKAN REKOMENDASI BUY SELL HOLD

Bagi anda yang awam, analogi Goodwill kira-kira seperti ini:

Ada 2 rumah makan yang berdampingan dengan luas dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang sama misalkan Rp 2 M.

Rumah makan A – sebelah kiri yang terawat dan ramai.
Rumah makan B – sebelah kanan yang terbengkalai

Rumah Makan A dijual Rp 5 M beserta isi, resep makanan, manajemen karyawan dan pelanggan, tinggal jalan saja.
Rumah Makan B dijual Rp 2 M sesuai NJOP, mesti renovasi, buat menu, training karyawan, promosi dan sebagainya.
Anda punya dana Rp 5 M, kira-kira akan pilih yang mana ?

Untuk yang cermat, jiwa pengusaha, dan kompetitif mungkin akan hitung-hitung dulu apakah omset dan laba tahunan dari Rumah Makan A sepadan dengan harga premium yang dibayarkan.
Meski Rumah Makan B murah, bangun brand, latih karyawan, dan basis pelanggan tidak mudah dan butuh waktu.

Jika hitung2an sudah sesuai, kemungkinan besar pembeli akan pilih Rumah Makan A.

Jika pembeli adalah sebuah badan hukum berbentuk PT, Rumah Makan A yang NJOP Rp 2 M dibeli dengan harga Rp 5 M, maka di pembukuannya akan tercatat:
– Aset Rumah Makan Rp 2 M.
– Aset Goodwill Rp 3 M.

Goodwill adalah istilah akuntansi yang mengacu pada nilai yang melebihi nilai buku suatu perusahaan yang diakuisisi.

Nilai ini mencerminkan aset tidak berwujud seperti reputasi merek, hubungan pelanggan, teknologi canggih, atau keunggulan kompetitif perusahaan yang diakuisisi.

Untuk aset berwujud seperti mobil ada istilah depresiasi, contoh beli mobil Rp 400 juta dengan depresiasi 4 tahun. Setiap tahun perusahaan akan mencatat biaya Rp 100 juta.
Demikian juga aset tidak berwujud seperti hak paten, istilahnya amortisasi.

Bagaimana dengan goodwill?
Berdasarkan aturan akuntansi terbaru, goodwill tidak mengenal amortisasi atau depresiasi, tapi dinilai kembali setiap periodenya.

Jika nilainya menurun, maka akan dilakukan impairment atau penurunan nilai dan dicatatkan sebagai kerugian penurunan nilai yang mengurangi laba bersih

Waktu Gojek dan Tokopedia merger menjadi GOTO pada tahun 2021 juga muncul Goodwill.
GOTO mengakusisi Tokopedia dengan nilai total transaksi Rp 113 T dan menciptakan Goodwill senilai Rp 93 T. Berarti nilai aset dari Tokopedia adalah sekitar Rp 20 T.

Berdasarkan prospektus saat GOTO IPO
GOTO membeli saham Tokopedia senilai Rp 113 T, tapi pembayarannya dalam bentuk saham GOTO Rp 108 T, kompensasi berbasis saham Rp 1.8 T, pajak Rp 2,4 T bukan TUNAI Semua.
Sahamnya baru bisa ditunaikan waktu dijual di pasar setelah IPO.

Penilaian daripada nilai suatu asset oleh penilai independen dan dilakukan evaluasi setiap tahunnya


Seiring berjalannya waktu, nilai Goodwill Rp 93 T ini dinilai kembali dan mengalami penurunan nilai atau impairment pada 2022 dan akuisisi Tokopedia oleh Tiktok pada 2023 yang diselesaikan transaksinya pada 2024.

Nilai Goodwill
– 2021 Rp 93.8 T
– 2022 Rp 82 T
– 2023 Rp 4 T

Ketika nilai Goodwill kena impairment dari 2021 Rp 93.8 T menjadi 2022 Rp 82 T, selisihnya Rp 11,8 T menjadi kerugian penurunan nilai.

Sama juga ketika dari 2022 Rp 82 T menjadi 2023 Rp 4 T, selisihnya Rp 78 T juga menjadi biaya.
Makanya di Laporan keuangan 22-23, muncul biaya Rp 11 T dan Rp 78 T.


Mengapa ada impairment hingga Rp 78 T ketika Tokopedia dibeli Tiktok ?

Berdasarkan laporan keuangan dan keterbukaan informasi:
https://t.co/l0VOfPtVPu

Jumlah uang yang dikeluarkan Tiktok terkait akuisisi Tokopedia ada 2 tahapan:

  1. Membeli 75.01% saham senilai USD 840 juta setara Rp 13.1 T melalui pengambilalihan dan eksekusi right issue
  2. Memberikan pinjaman (Promissory Notes) senilai USD 1 M setara Rp 15,6 T

Poin penting di no 1. Jika 75.01% Tokopedia = Rp 13.1 T, maka 100% setara Rp 17.4 T.

Angka ini menurun jauh dari nilai waktu merger yang Rp 113 T.
baratnya dulu waktu merger Rp 113 T tahun 2021, sekarang nilainya tinggal Rp 17.4 T. Makanya dilakukan impairment besar-besaran yang nilainya mencapai Rp 78 T tersebut.

Apakah GOTO rugi dengan menjual di harga tersebut?
Secara akuntansi iya
.

Namun secara tunai belum tentu karena waktu Tokopedia dibeli GOTO juga modalnya pakai tukar guling saham. Yang benar-benar keluar tunai, itu biaya terkait legalitas, hukum, dan pajak.

Apakah transaksi USD 840 juta dari Tiktok diterima GOTO ?
Tidak semuanya.

Karena USD 840 juta berdasarkan statement yang dikeluarkan berasal dari PEMBELIAN BAGIAN dan penerbitan saham baru, tapi tidak dijelaskan komposisinya.
Pembelian Bagian saham itu menjadi Tunai yang diterima oleh GOTO, penerbitan baru tidak sama sekali.

Sektor teknologi di Indonesia memang unik

Ruginya luar biasa besar, penilaian tradisional dengan PER dan PBV tidak jalan.
Pengeluaran ada dalam bentuk tunai dan kompensasi saham dan option yang non cash.. sulit untuk mengukur untung rugi pastinya.

HAVE A NICE DAY

Rudiyanto

Tinggalkan komentar

  1. avatar Tidak diketahui
  2. avatar Tidak diketahui
  3. avatar Tidak diketahui
  4. avatar Tidak diketahui
  5. avatar Tidak diketahui