28 Juni waktu 🇺🇸 atau 29 Juni waktu 🇮🇩. 🇺🇸 mengumumkan data inflasi inti PCE (Personal Consumption Expenditures) periode Mei 2024.
Angkanya turun dari 2.8% di April 2024 menjadi 2.6% di Mei 2024.
Apa beda inflasi PCE dan inflasi CPI?
Good news atau bad news?

PCE – Personal Consumption Expenditures – Pengeluaran Konsumsi Pribadi.
Inflasi biasa disebut juga inflasi CPI – Consumer Price Index – Indeks Harga Konsumen.
Sama-sama ukur kenaikan harga, CPI menghitung semua komponen, sementara PCE fokus pada pengeluaran perorangan.
Kemudian ada juga istilah inflasi Inti atau Core Inflation yang mengeluarkan aspek harga energi (bensin, gas) sehingga ada 4 jenis data inflasi:
– CPI Inflation
– Core CPI Inflation
– PCE Inflation
– Core PCE Inflation
Nah, data mana yang sebaiknya dijadikan acuan investor?
Dalam prakteknya, CPI dipakai oleh pemerintahan dan bisnis untuk pengukuran makro sehingga pengumumannya banyak dikutip media.
Sementara PCE dipakai oleh Bank Sentral 🇺🇸 untuk kebijakannya.
Oleh karena itu, PCE, lebih tepatnya Core PCE dikenal juga sebagai Fed Prefered Inflation.
Ketika Bank Sentral 🇺🇸 mengatakan akan menurunkan suku bunga jika inflasi mencapai 2%, yang dimaksud adalah Core PCE inflation.
Waktu pengumuman juga beda:
– CPI pertengahan bulan berikutnya
– PCE akhir bulan berikutnya
Yang tidak paham, kadang mengganggap 2% itu di Core CPI.

Sejak 1 tahun terakhir, Core PCE telah turun dari 4.3% menjadi 2.6% di Mei 2024
Waktu nilai tukar USD Rp 16.000++ dan pasar modal bergejolak, angka PCE stagnan di 2.8 selama 3 bulan, yang membuat prediksi bunga turun jadi pesimis.
Begitu 2.6%, jadi optimis lagi bisa 2x turun

Apakah angka Core CPI dan Core PCE berbeda?
Cukup lumayan bedanya, per Mei 2024:
Core CPI 3.4%
Core PCE 2.6%
Selisihnya hampir 0.8%, tapi sebelumnya pernah nol juga.
Tapi secara tren sama, naik sama-sama naik, turun sama2 turun hanya saja tidak bersamaan

Penurunan Core PCE ke 2.6% ini merupakan good news
Semakin dekat ke 2%, berarti semakin dekat pula ke penurunan suku bunga 🇺🇸
Ditambah angka pengangguran 🇺🇸 per Mei 24 naik ke 4%. Makin dekat ke target 5%, makin mendukung juga penurunan suku bunga 🇺🇸.

Berkat kedua publikasi data tersebut, optimisme penurunan suku bunga the Fed juga kembali lagi. Sudah ada spekulasi bisa turun 2x di September dan Desember tahun ini dan tahun depan bisa 4x atau lebih. Mudah2an hal ini akan melemahkan nilai tukar USD sehingga nilai tukar <Rp 16rb.
Lemahnya nilai tukar Rp terhadap USD menjadi salah satu sentimen negatif di mata investor asing. Di satu sisi, karena sudah turun banyak, maka secara valuasi sudah murah dan menjadi kesempatan masuk.
Semoga semester 2-2024 ini bisa lebih cuan untuk pasar modal 🇮🇩.
HAVE A NICE DAY

Tinggalkan komentar