Potensi Rally di Obligasi Pemerintah dan Reksa Dana Pendapatan Tetap kemungkinan tertunda karena SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia).

Mengapa harga obligasi berpotensi rally?
Apa itu SRBI?
Mengapa menunda rally harga obligasi ?

Perkembangan terakhir bisa dikatakan mestakung (Semesta Mendukung) untuk potensi kenaikan harga obligasi pemerintah dan reksa dana pendapatan tetap.

Antara Lain:
– Inflasi 🇺🇸 yang melandai
– Spekulasi pemotongan suku bunga The Fed kembali aktif
– Hingga upaya pembunuhan Trump

Apa kaitannya dengan Donald Trump?
Upaya pembunuhan yang gagal, meningkatkan elektabilitas secara signifikan.
Ditambah pendekatan beliau yang lebih pro bisnis dan suku bunga rendah, maka pemotongan suku bunga the Fed bisa lebih cepat dan lebih dalam dari perkiraan.

Penurunan bunga The Fed
—> USD melemah Rp menguat
—> Bank Indonesia menurunkan BI Rate
—> Harga obligasi naik

Sesuai urutan dan teori, seharusnya harga obligasi berpotensi rally. Rally harga bisa saja sebelum bunga turun karena perilaku investor yang buy on rumor sell on news.

Saat ini Yield SUN 10 tahun di kisaran sekitar 7%.
Menurut Panin AM, level yang wajar berdasarkan inflasi dan jika bunga turun nanti adalah di kisaran 6-6.5%.
Penurunan dari 7 ke 6-6.5% berpotensi meningkatkan harga obligasi cukup signifikan.

Lantas mengapa SRBI bisa “menunda” rally harga ini?
Sekuritas Rupiah Bank Indonesia atau SRBI sesuai namanya adalah instrumen moneter yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Instrumen moneter, artinya salah satu alat mengendalikan jumlah uang yang beredar.
Ketika BI menerbitkan SRBI dan investor membelinya, maka jumlah uang Rp yang beredar berkurang. Sesuai hukum permintaan dan penawaran, Rp beredar berkurang, nilainya, dalam konteks kurs nilai tukar terhadap USD diharapkan menguat. Jadi tujuannya adalah mengendalikan kurs.

SRBI berbeda dengan Obligasi seperti Sukuk, ORI, FR yang kita kenal. Kalau obligasi di atas, penerbitnya dari pemerintah dan kuponnya dibayarkan dari APBN. Uangnya dipakai negara untuk pembangunan, bansos, subsidi, operasional pemerintahan dan sebagainya.

Kalau SRBI, penerbitnya Bank Indonesia dan imbal hasilnya dibayarkan oleh BI. Uangnya disimpan di BI, tidak dipakai pemerintahan. Kalau pemerintah dapat penghasilan dari pajak, bea cukai, dan penerimaan lain, darimana sumber dana BI untuk membayar imbal hasilnya?

Sesuai UU Bank Sentral bisa cetak uang, jadi tidak akan gagal bayar. SRBI sendiri ada aset dasarnya yaitu obligasi negara yang dimiliki BI, jadi secara keamanan, sama seperti memegang obligasi negara. Cara kerja SRBI sama seperti Zero Coupon Bond dengan tenor < 1 tahun.

Misalkan tenor 1 tahun, imbal hasil 7%, maka anda beli SRBI di sekitar 93 dan waktu jatuh tempo dibayar 100.

Atas selisih 7 dikenakan pajak 20% sama seperti deposito.

SRBI dilelang tiap 2 minggu.
Contoh lelang 12 Juli 24:
6 bulan 7.30%
9 bulan 7.39%
12 bulan 7.45%

Dengan imbal hasil jangka pendek yang tinggi, menarik minat besar dari institusi keuangan baik asing ataupun lokal yang berinvestasi di SRBI. Perbankan adalah pemilik terbesar dengan Rp 461 T di bulan Jun 24, Asing Rp 192 T dan non bank Rp 41 T.

Bagian bawah ada info Jisdor

Tujuan SRBI jelas.
Daripada institusi keuangan tukar Rp ke USD yang buat nilai tukarnya makin jatuh, mending beli SRBI saja dengan imbal hasil tinggi. Dengan cara ini, diharapkan Rp bisa bertahan atau bahkan menguat terhadap USD di tengah situasi higher for longer dari 🇺🇸.

SRBI ini jelas dan bagus. Imbal hasil juga makin tinggi ketika kurs sedang lemah.

Tapi ada sisi negatif juga:

  1. Kalau beli Obligasi pemerintah 10 tahun dapat 7% dan SRBI 1 tahun 7.5%, orang akan prefer yang 1 tahun saja.
  2. Bank jadi “malas” menyalurkan kredit, beli SRBI saja.
  3. Membuat likuiditas berkurang dan bunga deposito menjadi tinggi. Hal ini bisa berdampak ke bank berskala kecil menengah.
  4. Momentum penguatan harga obligasi juga bisa tertunda selama imbal hasil SRBI ini masih tinggi.

Karena fungsinya lebih untuk mengendalikan kurs, ketika sudah di bawah Rp 16.000, maka imbal hasilnya bisa turun dengan cepat. Pada saat itu, harga obligasi bisa rally. Setahu saya SRBI untuk institusi dan lembaga jasa keuangan saja, perorangan tidak bisa.

HAVE A NICE DAY

Rudiyanto

Tinggalkan komentar

  1. avatar Tidak diketahui
  2. avatar Tidak diketahui
  3. avatar Tidak diketahui
  4. avatar Tidak diketahui
  5. avatar Tidak diketahui