Nilai tukar Rp per USD, diakses 15 Agustus 2024 jam 9, berada di level 15.675.
Angka ini turun dengan cepat dari level 16.000++ sebelumnya.
Dalam istilah investasi, hal ini dikenal dengan
Buy On Rumor, Sell On News, Apa maksudnya?

Secara teori, nilai tukar kurs tergantung dari tingkat suku bunganya. Jika suku bunga USD naik, maka nilai tukar USD akan menguat dan sebaliknya suku bunga USD turun maka nilai tukar USD akan melemah. Nah, suku bunga USD terakhir di 5.25-5.5% dan tidak berubah sejak Juli 2023.

Mengapa Suku Bunga USD tidak turun tapi Nilai Tukar USD sudah turun duluan?
Hal ini disebabkan karena pelaku pasar memiliki “ekspektasi dan keyakinan” suku bunga akan turun. Penyebabnya data inflasi Juli 🇺🇸 yang menjadi penentu penting suku bunga, kembali mengalami penurunan.

Ekspektasi dan Keyakinan inilah yang menggerakkan harga suatu instrumen. Data riil menjadi faktor yang mempengaruhi Ekspektasi dan Keyakinan, tapi dalam banyak kasus terkadang pasar juga suka “parno dan berlebihan”. Contoh, ketika inflasi turun, orang yakin bunga juga akan turun.
Bahkan ekspektasinya tidak tanggung2, bunga harusnya turun misalkan 0.5% bukan 0.25% sesuai petunjuk yang diberikan bank sentral. Akibatnya harga instrumen yang berkaitan dengan penurunan suku bunga, naiknya berlebihan. Jika ternyata penurunannya 0.25 atau tidak jadi, “kaget”.
Hasil riil yang tidak sesuai ekspektasi, bisa lebih baik atau lebih buruk, inilah yang lebih berperan menjadi penggerak harga. Berlaku di kurs, harga saham, dan juga obligasi. Memang tetap ada kombinasi dengan aspek fundamentalnya juga.

Jadi bisa ada 2 kemungkinan:
Buy On Rumor Sell On News
Atau
Sell On Rumor Buy On News
Ada juga kondisi dimana harga terus menerus naik atau terus menerus turun, berarti setelah rumor kinerja akan jelek, pas data sesuai, kinerja yang berikutnya juga dirumorkan akan jelek lagi.
Sejauh mana Rp akan menguat berkaitan dengan rumor suku bunga akan turun?
Apakah akan berhenti jika ternyata penurunan bunga di September nanti 0.25%, bukan 0.5% seperti ekspektasi pasar?
Sampai saat ini saya belum menemukan teori perhitungan harga wajar kurs yang konsisten.
Jadi kurs lebih condong ke angka psikologis. Menurut saya level angka psikologis untuk kurs nilai tukar Rp terhadap USD menggunakan kelipatan 500. Jadi setelah sampai di Rp 15.500an akan wait and see dulu. Begitu sudah Rp 15.000an akan memiliki resistance yang cukup kuat.
Mentok-mentok seharusnya sekitar Rp 14.500an. Penurunan suku bunga di September walaupun cuma 0.25%, kelihatannya tidak akan menunda penguatan Rp karena penurunan bunga akan berlanjut sampai 2 tahun ke depan. Hanya saja tidak berarti nilai tukar akan serta merta dari 15.600 ke 14.500.
Penguatannya masih akan berjalan secara bertahap selama 2 tahun ke depan karena penurunan suku bunga 🇺🇸 bukan 1 kali saja tapi bertahap selama 2 tahun ke depan. Di tengah-tengah sudah pasti akan ada gejolak harga juga, entah karena inflasi tiba-tiba naik, konflik geopolitik, dan sebagainya.
Penguatan Rp terhadap USD biasanya juga membawa sentimen positif bagi harga saham dan obligasi, sehingga diharapkan kinerja reksa dana juga akan membaik. Namun jangan terlalu ekstrem karena bisa berdampak ke ekspor dan kestabilan bisnis.
HAVE A NICE DAY

Tinggalkan komentar