Kasus Hukum 🇸🇬
Penggugat :
Kreditur diwakili Ahmad untuk sita harta Li Hua yang deklarasi Bangkrut
Tergugat :
Xia Zheng, mantan istri Li Hua
Objek :
Pembekuan Harta 4 unit properti SGD 12 juta (Rp 140 M)
Seperti apa ceritanya? Apa putusannya?
Kasus ini adalah contoh nyata konflik antara hukum gono gini dengan hukum kebangkrutan.
Apakah hukum kebangkrutan memiliki kendali atas harta gono gini yang sudah dibagi dalam perceraian?

Latar Belakang
Suami dan istri ini menjalankan usaha “investasi” dengan mendirikan 2 perusahaan.
Sunmax : perusahaan yang mengumpulkan dana dari investor dengan menawarkan skema investasi.
SMGC : “Manajer Investasi” yang menjalankan pengelolaan dana.
Atas jasa pengelolaan ini, Sunmax membayarkan fee kepada SMGC. Dari SMGC ini, membayarkan gaji dan dividen kepada Li dan Xia. Dalam kurun waktu 2009-2012, Sunmax berhasil menghimpun dana SGD 65.7 juta (Rp 768 M) Dana ini ditempatkan di SMGC hingga 2017.
Dari 2009-2017, SMGC yang mendapat fee dari Sunmax, membayarkan total SGD 8.5 juta (Rp 99 M) kepada Li dan Xia dalam bentuk gaji dan dividen. Uang ini dipakai Li dan Xia untuk membeli properti dan membayar KPR di 🇸🇬 atas nama keduanya.
Juli 2016, Sunmax info ke investornya mereka mengalami kerugian besar. Banyak investor yang marah-marah dan mencoba mengembalikan uang melalui jalur hukum. Hal ini, menurut Ahmad, membuat Li mulai bersiasat memindahkan aset ke istrinya Xia agar tidak disita kreditur.
Juli 2019, Li dan Xia bercerai dengan Kesepakatan gono gini sebagai berikut:
Suami akan:
1. Memberikan 4 unit properti.
2. Bayar cicilan KPR yang masih berjalan.
3. Memberikan semua harta bawaan dan saldo tabungan.
4. Membayarkan child support SGD 2000 (Rp 23 juta) per bulan Kepada istrinya.
Praktis, setelah itu semua, suaminya Li Hua tidak punya apa-apa lagi. Tapi kesepakatan itu tetap ditanda tangani keduanya.
Atas 4 unit properti yang menjadi objek sengketa itu, 3 unit sudah dijual pada Juni, Oktober, dan November 2019 dengan total SGD 7.44 juta (Rp 87 M).
Penjualan 3 unit properti semuanya ditransfer ke atas nama Xia, mantan istrinya. 1 unit sisanya berlokasi di Orchard ditaksir bernilai SGD 5 juta (Rp 58 M).
Dan setelah bercerai, mereka semua masih tinggal serumah, hal ini berdasarkan laporan detektif swasta yang disewa kreditur.
Mei 2022, Li Hua mengajukan kebangkrutan ke pengadilan. Para kreditur kemudian membentuk perwalian kepada Ahmad pada Agustus 2022 untuk mengupayakan penyitaan harta. Yang dilakukan salah satunya menyewa detetif swasta dan mencari tahu keberadaan aset milik suami istri ini.

Gugatan Kreditur
Mengajukan pembekuan aset atas nama Xia Zheng sampai ada putusan pengadilan karena khawatir akan dihilangkan senilai 4 properti yaitu SGD 12.44 juta (Rp 145 M). Pembekuan aset sampai ada putusan pengadilan ini disebut dengan Mareva Injunction.
Argumentasi Penggugat
- Timing pengalihan properti semuanya ke 1 pihak, timing mencurigakan dan murah sehingga tidak sah.
- Meski bercerai, mereka masih tinggal serumah bersama anak dengan biaya semua dari Xia.
- Tergugat tidak mengungkap penjualan rumah ke pengadilan.
- Ada gelagat bahwa Xia akan menghilangkan aset yang terbukti dari pernyataan Xia sendiri dimana uang hasil penjualan properti bernilai puluhan miliar. ditarik dalam bentuk kas dan disimpan di rumah.
- Berkali-kali didatangi kreditur, Xia tidak mau mengungkap keberadaan akun lain.
Argumentasi Dari Xia
- Bahwa pembelian properti dari dana investasi itu hanya dugaan penggugat saja.
- Tidak ada bukti Li dan Xia menipu uang investor di Sunmax.
- Perceraian mereka adalah sah, bukan upaya menyembunyikan aset.
- Gugatan kreditur hanya spekulasi saja.
Dalam hukum 🇸🇬 terkait penjualan aset properti dan kebangkrutan ada ketentuan transaksi dinyatakan under value / kemurahan sebagai berikut:
- Sesuai IRDA 361(3): hadiah, pernikahan, jauh di bawah nilai pasar.
- Waktu : 3 tahun sebelum bangkrut.
- Bokek / menjadi bokek karena transaksi tersebut.


Apabila transaksi tersebut dianggap undervalue / kemurahan, maka dapat dikategorikan tidak wajar sehingga dapat digugat. Contohnya untuk kasus kebangkrutan, sebagai upaya untuk menyembunyikan aset.
Dari kajian, penjualan properti tersebut:
1. Dilakukan 3 tahun sebelum bangkrut.
2. Suami menjadi bokek setelah menyerahkan harta tersebut.
3. Nilainya 0 sehingga murah sekali.
Sehingga dianggap tidak wajar dan diterima oleh pengadilan.
Argumentasi bahwa adanya kemungkinan persekongkolan untuk menyembunyikan harta, juga meyakinkan sehingga dapat diterima.
Putusan Pengadilan
Dilakukan Mareva Injunction / pembekuan aset secara worldwide, atas harta Xia Zheng di seluruh dunia senilai SGD 12.44 juta (Rp 145 M).
Pendapat saya, skema investasi yang dijalankan pasangan suami istri ini kemungkinan tidak legal juga. Tapi kehebatan penggugat mencari dasar hukum atas penjualan properti yang dianggap tidak sah ini patut diacungi jempol.
Referensi: https://www.elitigation.sg/gd/s/2024_SGHC_182
HAVE A NICE DAY

Tinggalkan komentar