Ada artikel menarik di Bloomberg yang mengutip Henley Private Wealth Migration Report 2024. Ternyata ada banyak miliuner yang berpindah (exodus) dari suatu negara ke negara lain dan jumlah ini bertambah tiap tahunnya.

Negara apa yang ditinggalkan? Negara mana yang favorit?

Miliuner yang dimaksud adalah perorangan dengan aset likuid minimal USD 1 juta (Rp 15.5 Miliar). Aset likuid itu tidak memperhitungkan properti tempat tinggal, tapi uang di bank / rekening investasi yang siap pakai.

> USD 100 juta (Centi Millionaire)
> USD 1 Miliar (Billionaire)

3 negara yang mengalami exodus orang kaya terbanyak tahun 2024:
1. China 🇨🇳 15.200 orang.
2. Inggris 🇬🇧 9.500 orang.
3. India 🇮🇳 4.500 orang.

Anggap saja 1 orang kaya di 🇨🇳 membawa uang setara Rp 20 M waktu pindah ke warga negara lain, maka x 15.200 = Rp 304 Triliun!!

Rp 304 T ini sudah cukup untuk membeli semua saham BBNI pada harga 5500 dan masih ada kembalian Rp 100 T. Saya yakin dengan ekonomi no 2 dunia, dari 15.200 orang tersebut tidak sedikit yang masuk dalam Centi Millionaire (> Rp 1.55 T) dan Billionaire (> Rp 15.5 T).

Bisa dibayangkan berapa banyak uang yang mengalir ke luar negeri ini. Padahal kalau di dalam negeri dan diinvestasikan entah itu pada pasar modal / sektor riil, sudah tercipta entah berapa banyak nilai tambah dan lapangan kerja.

Mengapa orang kaya keluar dari suatu negara?
Ada berbagai alasan:
– Merasa tidak aman
– Ikut pasangan / keluarga
– Pekerjaan
– Pajak
– Kualitas hidup
– Peluang investasi
– Mendapat karpet merah
– Dan sebagainya.

Untuk 🇨🇳 sendiri, merupakan kombinasi dari beberapa faktor.

Prinsip common properity / kemakmuran bersama ala sosialis 🇨🇳 mungkin terdengar manis bagi masyarakat umum. Tapi bagi orang kaya, masa saya sudah kerja keras, banting tulang, ambil risiko, dan karena itu jadi kaya raya tapi harus berbagi dengan orang yang mungkin usahanya minim?

Selain itu, masalah pada properti juga berdampak seretnya penerimaan negara, akibatnya pemerintah mulai mencari potensi pajak yang bisa digali

Ternyata selama ini pajak atas investasi luar negeri di 🇨🇳 kurang digali, makanya lagi banyak surat cinta pajak ke orang2 kaya di sana.

🇨🇳 juga bergabung dengan 150 negara lain untuk berbagi tentang data penghasilan dan kepemilikan aset keuangan secara global. Jadinya mereka memiliki data untuk menagih penghasilan pajak untuk tahun-tahun yang lalu. Dimana-mana kalau dikejar pajak, biasanya memang pusing 7 keliling.

Lantas mengapa Inggris juga ditinggalkan? Bukankah itu negara barat yang kapitalis?

Ternyata itu juga kombinasi dari banyak hal seperti Brexit, gelombang imigran ilegal, kenaikan biaya hidup, hingga politik dimana partai pemenang Pemilu di sana mengkampanyekan kenaikan pajak

Kenaikan pajak penghasilan (income tax) dan atau pengenaan pajak atas kekayaan (wealth tax) adalah cara langsung untuk mengusir orang kaya dari suatu negara. Suka atau tidak suka, mereka adalah pihak yang paling banyak menciptakan lapangan kerja dan memiliki daya beli yang tinggi.

Pada saat yang sama, negara lain justru berlomba-lomba agar menjadi “safe haven” bagi orang kaya tersebut. Memberikan golden visa, membuat insentif pendirian Family Office, insentif pajak, membangun kota yang nyaman untuk ditinggali, dan memanjakan kaum jet set.

Uni Emirat Arab seperti Dubai dan Abu Dhabi adalah yang paling rajin memberikan insentif dan berupaya membentuk komunitas Family Office di sana.

Upaya mereka sukses, alhasil banyak eksodus orang kaya yang pindah sana, mengalahkan Amerika Serikat 🇺🇸 dan Singapore 🇸🇬.

Indonesia 🇮🇩 di akhir masa pemerintahan Jokowi saya lihat juga berusaha untuk itu. Dimulai dari Golden Visa dan pelonggaran periode hak guna bangunan properti. Tapi saya lihat masih kurang maksimal, karena persyaratan untuk buka rekening saja paspor dengan visa turis tidak bisa.

Tidak seperti 🇸🇬 yang bisa buka rekening cukup modal paspor. Ini baru rekening, belum soal pajak, pengadilan jika ada sengketa, pendukung seperti notaris, konsultan hukum, pajak, hingga layanan lainnya.

Yah, setidaknya sudah dimulai, semoga makin disempurnakan.

HAVE A NICE DAY

Rudiyanto

Tinggalkan komentar

  1. avatar Tidak diketahui
  2. avatar Tidak diketahui
  3. avatar Tidak diketahui
  4. avatar Tidak diketahui
  5. avatar Tidak diketahui