Donald Trump, meski baru dilantik Januari 2025 nanti, sudah mulai mengumumkan pejabatnya. Elon Musk dan Vivek Ramaswamy ditunjuk sebagai Department Of Government Efficiency. Elon berencana mengefisienkan USD 2 T sekitar 30% pengeluaran pemerintah 🇺🇸.
Apa dampak ke pasar modal?

Vivek Ramaswamy, kalau anda follow akun X nya, adalah seorang pembicara yang sangat handal dan banyak membantuk Trump dalam kampanye presiden kali ini. Dia juga salah satu kandidat Presiden dari partai Republik tempat Trump bernaung dan memberikan dukungannya kepada Trump.
Dengan Elon sebagai ketua dan Vivek sebagai wakil mereka berdua akan fokus pada efisiensi anggaran pemerintah. Bahkan nama departmennya yang entah sengaja atau tidak, disingkat. Department Of Government Efficiency menjadi pemicu rally DOGE Coin.
Berdasarkan pemberitaan di Bloomberg, Elon Musk berencana mengefisiensikan pengeluaran pemerintah USD 2 Triliun (Rp 31.600 Triliun)

Total Pendapatan pemerintah 🇺🇸 pada 2024 diperkirakan USD 4.92 T dan Total Pengeluaran USD 6.75 T sehingga defisit USD 1.83 T.
Jika Elon berhasil, maka APBN 🇺🇸 akan surplus.
Padahal sebagaimana negara pada umumnya, menjalankan APBN defisit juga diterima sepanjang tidak berlebihan.

Sebagai tukang potong anggaran, dimana-mana, mau di swasta atau pemerintah tentu akan menjadi “musuh” dari internalnya. Tugas Elon dan Vivek tidak mudah. Tapi Elon punya pengalaman ini waktu awal-awal beli Twitter dengan kalimat “Let that sink in”.
Penafsiran saya, sink itu tempat cuci piring. Elon masuk dan memecat 80% karyawan Twitter. Waktu itu dengan segala kehebohan, makian, ramalan bahwa X akan kesulitan, hingga gugatan hukum X, tetap bertahan sampai sekarang. Mungkin saja di manajemen lama sangat tidak efisien.
Tidak hanya Twitter / X, Elon juga berhasil membangun pabrik mobil listrik Tesla yang mendunia, peluncuran roket dan satelit ke Angkasa serta penyedia jasa internet, Space X, dan berbagai bisnis lainnya. Elon menjadi salah satu orang terkaya di dunia dari kerja keras dan inovasi.
Apakah bisa melakukan efisiensi besar-besaran atau tidak, hanya waktu yang bisa membuktikan.Yang jelas, resistansi akan luar biasa besar.
Contoh saja waktu Prabowo memerintahkan anggara perjalanan dinas dipotong 50%, langsung muncul protes dari perhotelan

Pengumuman yang cepat ini memang ada plus minus, ekspektasi pasar bisa dibentuk lebih cepat .Tapi di sisi lain, pihak-pihak yang kehilangan rezeki ini dikhawatirkan tidak akan tinggal diam dan bisa saja melakukan sabotase dari dalam. Apalagi gaya Republik dan Demokrat amat berbeda.
Apa dampak ke pasar modal?
Dalam konteks penghematan anggaran, apabila benar bahwa Elon bisa menghemat USD 2 T sehingga dari defisit jadi surplus, misalnya di 2025 nanti, maka dampaknya ke penerbitan obligasi. Pembiayaan defisit biasanya dilakukan melalui penerbitan surat utang.
Yang jadi masalah, defisit di 🇺🇸 semakin lebar dari tahun ke tahun sehingga jumlah hutang yang diterbitkan juga semakin banyak.
Begitu terjadi inflasi tinggi dan Fed Rate naik, bunga pinjaman juga ikut naik.
Per 2024, bunga pinjaman adalah pengeluaran terbesar ketiga 🇺🇸

Jika tidak dilakukan penghematan dan efisiensi, maka hal ini akan menjadi lingkaran setan. Hutang yang diterbitkan semakin banyak, bank sentral “dipaksa” cetak uang untuk beli obligasi negara, secara hukum ekonomi makin banyak uang dicetak maka inflasi makin tinggi.
Tapi jika efisiensi berhasil, yang terjadi l penerbitan surat hutang 🇺🇸 akan berkurang drastis. Akibatnya yield obligasi yang “dinilai wajar” oleh investor akan lebih rendah dan harga obligasi bisa naik. Jika bank sentral turunkan bunga lagi, maka obligasi akan lebih naik lagi.
Apakah ada dampak ke saham 🇺🇸 ? Tentunya ada
Pengeluaran yang berkurang baik itu yang esensial ataupun tidak, akan menciptakan kebutuhan dan perputaran ekonomi. Prabowo baru pangkas perjadin saja sektor hotel dan restoran heboh, bagaimana dengan Elon yang potong 30% nasional.
Sejauh ini belum jelas seperti apa rencana pemotongannya, berhasil atau tidak, dan dilantiknya juga masih Januari tahun depan Jadi terlalu dini untuk menilai dampak ke pasar modal 🇺🇸.
Bagaimana dengan pasar modal 🇮🇩 ? Kita lebih sederhana
Kalau harga obligasi di 🇺🇸 naik, maka harga obligasi di 🇮🇩 juga akan naik terutama yang pemerintah. Jika efisiensi berhasil, harga obligasi 🇺🇸 naik, 🇮🇩 juga naik dan sebaliknya. Kalau harga saham lebih susah ditebak. Pergerakan S&P500 dan IHSG seringnya tidak searah.
Efisiensi Elon yang jika berhasil akan menyebabkan sektor terdampak di 🇺🇸 jadi lesu. Bisa jadi, seiring dengan suku bunga turun, dana global yang siap pindah dari negara maju ke negara berkembang malah makin kencang. Euforia Trump membuat 🇺🇸 primadona, tapi entah sampai kapan.
Belakangan banyak net sell, tapi ini sudah terjadi sebelum Trump menang. Tampaknya kekhawatiran akan suku bunga bank sentral turunnya tidak sesuai harapan karena data pengangguran dan inflasi yang sesuai ekspektasi membuat investor “lupa” dengan story suku bunga turun nanti .
Mudah-mudahan ketika penurunan bunga berjalan di Desember nanti dan dilanjutkan untuk 2025 ke depan, sentimen investor ke saham Indonesa ke depannya .
Bagaimana menurut anda?
Silakan komentar ya
HAVE A NICE DAY

Tinggalkan komentar