Kasus Hukum 🇸🇬

Perusahaan pemilik Gym:
True Yoga, True Fitness, dan True Fitness STC (True Group)

versus

Mantan Dirut:
Wee Ewe Seng Patrick John (Wee)

Perihal:
Wee dianggap melanggar kewajiban sebagai direktur dan merugikan perusahaan sehingga diminta ganti rugi

Apa putusannya?

Latar Belakang

Sampai dengan Mei 2017, Wee adalah pemilik akhir sekaligus Direktur dari True Yoga, True Fitness, dan True Fitness (STC) yang beroperasi di 🇸🇬 – True Singapore TS. Dia juga Direktur dari True Malaysia (TM) dan True Thailand (TT). Semua beroperasi dgn merk “True”.

Wee diangkat sebagai Group CEO dengan Kop CJ Group per 19 Maret 2008. Masa kerja 5 tahun serta garansi gaji dan bonus sebesar SGD 1.12 juta per tahun (Rp 13.18 M atau Rp 1.1 M per bulan). Per 1 Jun 2012, naik menjadi SGD 1.44 juta per tahun (Rp 16.95 M atau Rp 1,4 M per bulan). Pada 1 Feb 2013, kontrak ini perpanjang 5 tahun menjadi berakhir pada 12 Maret 2018.

Akhir 2016 – awal 2017, keuangan di TM dan TT mulai bermasalah. Email dari CFO di November 2016, menyampaikan bahwa keuangan sudah kritis dan menyarankan agar masuk investor baru. Wee coba tapi gagal.

Karena banyaknya tagihan tidak terbayar dan mulai menuai gugatan, Wee mulai mencari pendapat hukum untuk proses kebangkrutan TT dan TM. Masalah di 🇹🇭 dan 🇲🇾 ini juga menjadi salah satu pemicu True 🇸🇬 TS dijual, bedanya ini berhasil. Yang TS dibeli oleh Tongfang Kontafarma Holding.

Setelah transaksi penjualan tersebut, struktur menjadi sebagai berikut :

Porsi Wee 46% dan Tongfang menjadi mayoritas dengan 54%. Bisa diperhatikan struktur kepemilikan perusahaan ini berlapis-lapis dan terdaftar di Cayman Island dan British Virgin Island (negara safe haven pajak).

Yang dibeli Tongfang hanya TS, sementara TT dan TM tetap milik Wee dengan struktur di bawah

Dalam perjanjian jual beli Wee dengan Tongfang, salah satu kesepakatannya adalah agar ada kestabilan di personel inti, Wee tetap menjadi CEO dengan masa kontrak 3 tahun serta gajinya turun dari SGD 120.000 (Rp 1,4 M) per bulan menjadi SGD 22.500 (Rp 265 juta) per bulan.

Meski pengangkatan Wee sebagai CEO tidak terjadi, dia dibayar dengan gaji baru per Juni 2017 – hal ini menjadi salah satu sengketa karena Wee merasa tidak pernah setuju.
Karena pengangkatan tidak terjadi, kontrak kerjanya sesuai yang lama yaitu CEO Group jatuh tempo Maret 2018.

Setelah perjanjian jual beli selesai di 30 Mei 2017, Wee mengundurkan diri dari posisinya sebagai Direktur di TT dan TM. 8 Juni, lokal CEO lokal TT resign karena ketidakpastian kondisi keuangan, karyawan juga resah, 9 Juni 2017, TT berhenti beroperasi. TM juga berhenti 10 Juni 2017.

Proses berhenti beroperasinya TT dan TM sungguh kacau.

Untuk TM 🇲🇾 :

  1. Meski sudah tahu bermasalah, Wee masih memerintahkan TM untuk menjual paket keanggotaan jangka panjang 12 bulan, 24 bulan, hingga 36 bulan di Mei 2017 dan terjual sebanyak 43 paket.
  2. Rencana buka tempat baru di Plaza Damas dan sudah pre sale dari November 2016 – Mei 2017, tapi hingga November 2017 TM tidak membayar biaya sewa sehingga tidak beroperasi.
  3. Di Subang waktu tutup, Wee instruksi ke staff agar berbohong dengan pemberitahuan sedang renovasi 3 bulan, padahal tutup.
  4. Waktu tutup, Wee instruksi ke karyawan agar anggota yang sudah bayar paket jangka panjang, bisa pindah tempat fitness lain yaitu CHI, tapi CHI membantah ada kerjasama pengalihan.

Untuk TT 🇹🇭 :

  1. Tetap menjual paket 12, 24, dan 36 bulan di Mei dan Juni meski sudah bermasalah.
  2. Menjual paket personal trainer di Juni 2017.
  3. Pengguna jasa TT tidak diberikan informasi akan ditutup hingga hari H dan tidak diberikan pengganti bagi yang sudah bayar dimuka.
  4. Uang ganti asuransi senilai SGD 3.25 juta (Rp 38.2 M) dikirimkan ke CJ group daripada bayar hutang.
  5. Dia mengangkat temannya yang gaL mengerti apa-apa soal bisnis fitness menjadi Direktur pada Februari 2017 yang kemudian menjadi CEO waktu dia resign.
    Meski TT 🇹🇭 dan TM 🇲🇾 adalah 100% milik Wee, TS 🇸🇬 milik Tongfang 54% dan Wee 46%. Jadi TT dan TM tidak ada hubungannya dengan TS.
    Tapi karena penanganan Wee yang sangat buruk di TT & TM, dan merek yang sama yaitu “True”, menyebabkan Tongfang selaku pemilik TS dirugikan secara reputasi dan berkurangnya bisnis secara signifikan.
    Tongfang menuntut ganti rugi ke Wee karena breach of director & fiduciary duties.

Tidak terima, Wee gugat balik SGD 1.9 juta (Rp 22.3 M) atas dasar:

  1. Dia hanya ditawarkan gaji turun, tapi tidak pernah menyetujuinya. Untuk itu gajinya tetap SGD 120.000.
  2. Dia merasa diberhentikan tanpa alasan jelas, sehingga berhak atas kompensasi 12 bulan gaji sesuai kontrak.

Pertimbangan Pengadilan :

  1. Wee berargumentasi, bahwa jika merasa dirugikan, yang menggugat harusnya TT dan TM bukan TS. Menurut hakim, TS memang terpisah dari TT dan TM, tapi berhak menggugat karena memang terjadi kerugian reputasi dan bisnis.
  2. Apakah penanganan buruk di TT dan TM adalah breach of duty?
    Dalam perjanjian jual beli TS, ada pasal, Wee berhak untuk tetap menggunakan merek True di 🇲🇾 dan 🇹🇭 hingga akhir 2017 sebelum putuskan untuk lanjut atau tutup total.
    Jika dipakai, maka TT, TM dan TS dianggap 1 grup.
    Jadi sebagai CEO Group, meski Tongfang tidak memiliki TT dan TM, tapi sama-sama menggunakan nama True, Wee tetap bertanggung jawab menjalankan kewajiban sebagai direksi. Wee sudah tahu TT dan TM dalam kondisi mau kolaps, tapi tetap jual paket jangka panjang dan tidak jujur ke member.
    Terbukti dia sudah berkali-kali menjual TT dan TM yang tidak berhasil juga, jadi memenuhi untuk disebut breach of duty and fiduciary sebagai Direktur.
  3. Gaji harusnya SGD 120.000 atau SGD 22.500?
    Tongfang menunjukkan email ada penyesuaian gaji dan slip audit yang Wee tanda tangan. Wee berkeras bilang dia tanda tangan bahwa terima pembayaran gaji, bukan terima bahwa gaji diturunkan meski dalam slip audit tersebut ada kalimat “starting salary Wee SGD 22.500 (Rp 264 juta). Keberatan Wee ditolak pengadilan.
  4. Apakah pemberhentian Wee berdasar?
    Menurut Tongfang, kontrak Wee berakhir di Maret 2018 dan tidak diperpanjang karena berdasarkan tindakan yang ada. Hakim sepakat soal pemberhentian, tapi yang benar Mei 2018 karena ada ketentuan dalam kontrak perpanjangan sementara 2 bulan.

Atas dasar seluruh pertimbangan di atas, Wee dinyatakan Breach of Duty and Fiduciary sebagai Direktur TS dan wajib ganti rugi. Gugatan balik Wee ditolak, tapi dia berhak atas gaji 2 bulan perpanjangan dengan angka SGD 22.500.

Wee banding dan kembali kalah.

Bagaimana menurut anda, apakah putusan ini adil?
Silahkan komen ya

Link Putusan : https://t.co/o6rHoHhgQP

HAVE A NICE DAY

Rudiyanto

Tinggalkan komentar

  1. avatar Tidak diketahui
  2. avatar Tidak diketahui
  3. avatar Tidak diketahui
  4. avatar Tidak diketahui
  5. avatar Tidak diketahui