Akibat tarif resiprokal Trump, pasar saham crash.
🇮🇩 juga akan terdampak ketika dibuka 8 April ini.

Tapi mungkin banyak yang tidak ngeh, BBRI, BMRI dan BBNI akan cum date Dividen di 10, 11, dan 14 April.

Seberapa besar peluang dividend yield yang bisa diperoleh?

Jadwal dan besaran dividen dari ketiga saham sebagai berikut :

BBRI Rp 208.4
Dividend Yield (harga sebelum libur) 5.13%
Cum date 10 April

BMRI Rp 466.18
Dividend Yield 8.96%
Cum date 11 April

BBNI Rp 374
Dividend Yield 8.82%
Cum Date 14 April

Cara kerja dividen adalah investor membeli saham maksimal tanggal transaksi di Cum Date, maka berhak atas dividen yang diberikan. Dividen diterima pada payment date. Ex date adalah tanggal dimana investor yang baru membeli pada hari itu, tidak berhak atas dividennya.

Secara historis, harga saham akan naik menjelang cum date, dan “jatuh” pada tanggal ex date senilai dividen yang diberikan. Baru pada 1 hari setelah ex date, harga saham business as usual lagi. Jadi membeli saham pada tanggal cum date dan menjual pada ex date biasa “percuma”.

Katakan (asumsi) harga BBRI di Cum Date Rp 4000, anda beli sehingga berhak atas dividen 208. Tapi pada tanggal ex date, biasanya harga akan turun sekitar 208 juga, kalau dibulatkan fraksi mungkin 210. Jika dijual pada hari itu, investor malah rugi di biaya transaksi.

Tapi kebetulan besok berbeda karena ada isu tarif resiprokal. Sebelum ex date, sangat mungkin harga saham sudah jatuh. Di sisi lain, jika kita beli di harga setelah jatuh, maka persentase dividend yield yang diperoleh menjadi lebih besar, karena nilai Dividen dalam Rp sudah fixed.

Dengan asumsi batasan Trading Halt adalah 5, 10, dan 15%, maka simulasi harga beli dan Dividend Yield sebagai berikut:

BBRI 4020 Dividend 208 DY 5.17%

🔽 5% 3820 DY 5.45%
🔽 10% 3620 DY 5.75%
🔽 15% 3420 DY 6.01%

Perlu diketahui, BBRI bagi dividend 2 kali dalam setahun

Jika ditambahkan dividen interim Rp 135 yang sudah pernah dibagikan tahun 2024 lalu menjadi

BBRI 4020 Dividend 343 DY 8.53%

🔽 5% 3820 DY 8.98%
🔽 10% 3620 DY 9.47%
🔽 15% 3420 DY 10.02%

Kalau BMRI dan BBNI, hanya bagi dividen 1x dalam setahun

BMRI 5200 Dividend 466 DY 8.96%

🔽 5% 4940 DY 9.43%
🔽 10% 4680 DY 9.96%
🔽 15% 4420 DY 10.54%

BBNI 4240 Dividend 374 DY 8.82%

🔽 5% 4030 DY 9.28%
🔽 10% 3820 DY 9.79%
🔽 15% 3610 DY 10.36%

Dalam kondisi normal, dividen itu akan meningkat seiring dengan peningkatan laba bersih. Asumsi selama 10 tahun ke depan laba ketiga bank tersebut sama dan nilai dividen yang dibagikan sama, maka sudah seperti guaranteed income 8-10% tiap tahun dari dividen saja.

Kalau dividennya meningkat, maka persentase yang diterima juga semakin tinggi. Bedanya adalah di harga. Kalau obligasi, kupon fixed, harga bisa naik turun tapi akan kembali ke 100 waktu jatuh tempo.

Kalau harga saham, harga bisa naik turun selamanya sehingga tidak ada jaminan setelah sekian tahun harganya lebih tinggi dibandingkan nilai pembelian investor alias rugi kalau kondisi sedang bergejolak. Tapi di sisi lain, kalau kondisi sedang bagus, harganya bisa naik juga.

Artinya selain dapat dari dividen, jika investor merasa capital gain juga bagus, dapat juga menjualnya di pasar. Kesempatan membeli saham dengan dividend yield >8% menurut saya adalah kesempatan yang sangat jarang atau dikenal fenomena Black Swan.

Apabila profil risiko anda sesuai, portofolio telah terdiversifikasi dengan baik, sudah melakukan riset terhadap perusahaan yang anda beli, meyakini kinerja perusahaan akan bertumbuh di jangka panjang, ada baiknya bisa memanfaatkan kesempatan ini.

Tapi jika profil anda konservatif, sebaiknya jangan coba-coba. Membeli saham yang sedang turun itu ibarat menangkap pisau yang sedang jatuh. Kalau tidak siap mental dan tidak pakai sarung tangan, sebaiknya tidak usah.

Have a nice day

Rudiyanto

Tinggalkan komentar

  1. avatar Tidak diketahui
  2. avatar Tidak diketahui
  3. avatar Tidak diketahui
  4. avatar Tidak diketahui
  5. avatar Tidak diketahui