Tidak sampai 1 bulan, berbagai kebijakan Trump mulai berubah. Tidak hanya tentang tarif resiprokal, tapi juga tentang deportasi dan ekspor teknologi tinggi.

Apakah ini pertanda pasar modal akan kembali bullish?

Salah satu kebijakan yang paling disorot sekaligus membuat seluruh dunia jungkir balik dalam 2 minggu ini adalah tentang tarif respirokal. Dari sekian banyak negara di dunia, mayoritas memilih bernegosiasi, ada yang tidak memberikan tanggapan dan hanya China yang membalas.

Status terakhir, China membalas dengan tarif 125%, naik dari 84%, atas impor dari 🇺🇸 dan membatasi / melarang ekspor tanah jarang (rare earth) yang merupakan bahan baku penting dalam komponen teknologi tinggi. Outlook pun semakin suram karena berpikir balasan 🇺🇸 berikutnya.

Beruntung, 🇺🇸 tidak melakukan eskalasi lebih lanjut, tarif atas China tetap di 145% yang sebelumnya. Yang tidak disangka, Trump memberikan masa tenggang 90 hari, dimana selain China, semua negara hanya dikenakan 10% tarif dan nantinya tergantung hasil negosiasi.

Pernyataan Trump untuk China juga menjadi lebih “sejuk”. Trump menyebut Presiden Xi sebagai “teman baik” dan menginginkan kesepakatan. Berbeda dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang lebih agresif, apalagi wakilnya Vance menyebut Chinese Peasant (Orang Desa) yang memicu kontroversi.

Belakangan mengenai tarif lebih dilonggarkan lagi dimana ekspor dari China untuk kategori smarphone, komputer, dan elektronik lainnya juga dikecualikan dari tarif 145%.

Larangan ekspor Chip NVDIA ke China yang tadinya dilarang, belakangan juga dilonggarkan kembali setelah lobi dari CEOnya Jensen Huang ke Trump langsung

Kebijakan deportasi yang tadinya tidak pandang bulu, sekarang berubah. Di antara imigran ilegal tersebut, ternyata banyak di antaranya yang merupakan tenaga kerja “murah” untuk industri perhotelan dan pertanian, saat ini sedang dicarikan alternatifnya.

Apa yang memicu perubahan ini?
Realitas bahwa bangun pabrik itu butuh waktu 2-3 tahun?
Apalagi pabrik dengan otomatisasi berteknologi tinggi?
Tidak tersedia cukup tenaga kerja berkeahlian tinggi yg dibutuhkan?
Apakah gejolak di pasar modal sudah di luar batas?

Apakah karena demo massal di dalam negeri?
Apakah protes dari luar negeri terkait pemberlakukan tarif?
Apakah masukan dari orang-orang terdekat Trump?
Apakah sebenarnya diinginkan Trump, tarif 10% atas semua impor dan meja negosiasi sudah tercapai?
Entahlah, hanya Trump yang tahu

Tapi memang Trump sendiri menyebut gejolak harga obligasi agak di luar kendali, dan sejak saat itu, banyak kebijakan yang mulai dilonggarkan.
Gejolak yang dimaksud adalah naiknya Yield 10 tahun 🇺🇸 dari 4 ke 4.5% hanya dalam beberapa hari sejak “liberation day” (Tarif diumumkan)

Total hutang pemerintah 🇺🇸 sekitar USD 36 Triliun setara Rp 596 kuadriliun. Sekitar USD 9 T akan jatuh tempo di 2025 dan untuk 2026 diperkirakan mendekati angka 2025. Angka ini sekitar 25% dari total utang yang beredar dan merupakan utang jangka pendek.

Apabila Yield naik 0.5%, maka atas penerbitan USD 9 T untuk refinancing tersebut harus membayar 0.5% lebih mahal atau setara USD 45 Miliar (sekitar Rp 742 T). Tambahan biaya ini cukup siginfikan dan tidak sesuai dengan semangat pemerintahan Trump yang sedang efisiensi anggaran.

Jika Trump terus berbicara tentang “kartu” dalam negosiasi, tampaknya Yield Surat Utang Negara adalah kartu yang signifikan untuk dia / 🇺🇸. Semua kebijakan yang dia ambil, baik dalam ataupun luar negeri, jika sampai membuat Yield negara naik, bisa jadi dia akan menginjak rem.

Tidak hanya itu, kelihatannya kepentingan perusahaan dalam negeri juga jadi pertimbangan. Mulai dari raksasa macam Apple dimana ada tarif exemption (pengecualian) bagi impor dari 🇨🇳 khusus smartphone, hingga pemilik hotel dan pertanian dgn penyesuaian kebijakan deportasinya.

Tergantung sudut pandang, yang pro akan menyebut dia fleksibel dan mementingkan kepentingan secara umum, toh dia berhasil dapat tarif 10% dari semua impor ke sana. Yang kontra akan mengatakan Trump kalah nego, mencla mencle, buat ketidakpastian dan sebagainya.

Dari dalam negeri saya juga bersyukur. Gaya komunikasi Presiden 🇮🇩 yang selama ini terkesan elit serta kebijakan yang terkesan tidak pro market, kini tampak ada perubahan. Diskusi dengan pemimpin media, relaksasi TKDN, penghapusan kuota, adalah contoh perubahan positif.

Belum lagi Danantara yang kemungkinan bisa menjadi liquidity provider pada saham di IDX bisa menambah harapan bahwa kinerja pasar modal makin positif di masa mendatang. Semua ini tentu masih harapan dan kemungkinan, bisa berubah juga.

Selalu hati-hati dan diverifikasi dalam investasi

Rudiyanto

Tinggalkan komentar

  1. avatar Tidak diketahui
  2. avatar Tidak diketahui
  3. avatar Tidak diketahui
  4. avatar Tidak diketahui
  5. avatar Tidak diketahui