Ekonomi Tumbuh Atau Melambat? Ini Menurut Laporan Cash Flow

Berdasarkan pemaparan BPS, angka pertumbuhan ekonomi Q2-2025 salah satunya ditopang oleh PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) atau Investasi. Angka ini diragukan, Indeks Manufaktur masih di bawah 50 yang artinya masih terkontraksi (turun).

Bagaimana menurut laporan cash flow?

Secara umum, laporan keuangan terdiri dari komponen
– Balance Sheet / Neraca
– Income Statement / Rugi Laba
– Perubahan Modal
– Cash Flow / Arus Kas

Investor saham kebanyakan hanya cek income statement dan balance sheet untuk lihat rasio seperti ROE, PER, PBV, dan Hutang.

Tapi bagi manajemen, Laporan Arus Kas juga komponen penting. Sebab dari laporan tersebut, dapat diketahui apakah penjualan dan laba itu benar-benar sudah dibayar dalam bentuk kas atau hanya tagihan saja. Tidak hanya itu, aktivitas dan pendanaan juga bisa dilihat.

Ada 3 komponen dalam laporan Arus Kas
– Operating Cash Flow
– Investing Cash Flow
– Financing Cash Flow

Sesuai namanya, Operating cash flow melihat operasional penjualan ke pelanggan, pembayaran ke pemasok, gaji karyawan. Kalau positif berarti kas masuk operasional > kas keluar.

Investing cash flow melihat aktivitas pembelian / penjualan aset tetap. Kalau positif berarti terima kas dari penjualan aset tetap, sebaliknya kalau negatif berarti keluar uang untuk beli aset tetap. Aset tetap ini bisa mobil, pabrik, gedung, sehingga jika negatif = ekspansi.

Financing cash flow melihat aktivitas terkait permodalan dan hutang. Kalau positif berarti terima kas dari pinjaman bank, penerbitan obligasi, tambahan modal pemegang saham. Sebaliknya kalau negatif berarti melunasi hutang ke bank / obligasi atau bayar dividen ke pemegang saham.

Idealnya
OCF Operating Cash Flow + (untung)
ICF Investing Cash Flow – (ekspansi)
FCF Financing Cash Flow – (bayar dividen)

Tapi Financing Cash Flow + juga ok, artinya untuk ekspansi, tidak cukup dari keuntungan operasional tapi perlu tambahan hutang / modal juga.

Dengan terus berekspansi, Investing Cash Flow (-), artinya perusahaan sedang berupaya untuk mempertahankan profitabilitas perusahaan atau mencari sumber pendapatan baru, meskipun ya tidak selalu semuanya berhasil.

Berikut contoh Laporan Cash Flow BYAN
OCF +581
ICF -75
FCF -640

Tweet image 1

Hanya saja untuk laporan cash flow, tidak dapat digunakan pada sektor perbankan karena format laporan keuangan berbeda.

Contoh BBCA, ICF-nya termasuk pembelian efek surat berharga seperti obligasi, meskipun benar itu investasi, tapi yang diharapkan lebih ke Perolehan Aset Tetap.

Tweet image 1

Dengan mengumpulkan angka Investing Cash Flow dari perusahaan terbuka, bisa diketahui apakah secara umum perusahaan sedang ekspansi atau tidak serta nilainya. Berdasarkan publikasi 611 perusahaan Tbk periode Juni 2024 dan Juni 2025 dari Infovesta, sebagai berikut :

Tweet image 1

Investing Cash Flow
Juni 2024 Rp 148,9 T
Juni 2025 Rp 120,7 T
Turun 19%, artinya nilai investasi pada fixed asset turun dibandingkan tahun lalu

Sektor yang ICF naik dibandingkan tahun lalu cuma Barang Baku +46%, Energy+148%, dan Properti+36% sisanya turun.

Tweet image 1

Untuk teknologi dari -Rp 20 T Juni 2024 menjadi positif Rp 23.3 T di Juni 2025, dengan kontributor utama dari EMTK dan BUKA. Kalau dalam bahasa awam, hanya sektor Barang Baku (komoditas dan logam), Energy (batu bara, migas) dan Properti yang menambah ekspansi hingga Juni 2025.

Sisanya ekspansi juga, tapi nilainya lebih kecil.

Untuk Financing Cash Flow, totalnya -80 T di Juni 2024 menjadi -6 T di Juni 2025, saya artikan bahwa pembayaran hutang dan dividen jauh menurun. Hanya Properti dan Barang Baku yang FCF positif, artinya ada tambahan modal/hutang. Sisanya lebih banyak melunasi hutang yang sudah ada dan membayar dividen. Hal ini bisa jadi juga disebabkan periode penerbitan obligasi yang mundur dari dari semester 1 ke semester 2, untuk FCF ini memang masih harus dianalisa lebih lanjut.

Balik ke pertanyaan utama, apakah menurut laporan cash flow, ekonomi tumbuh atau melambat?

Dengan adanya penurunan Investing Cash Flow dari Rp 146 T Juni 2024 menjadi Rp 120 T Juni 2025, berarti ada perlambatan. Tapi perlu digarisbawahi, ini diambil dari 611 perusahaan Tbk

Pertumbuhan PDB Juni 2025, banyak dikontribusikan dari investasi dalam bentuk hilirisasi dan smelter yang mungkin masih belum Tbk, sehingga angka ini belum tercermin. Sektor tersebut juga padat modal, artinya penciptaan lapangan kerja terbatas. Sementara yg tradisional dan padat karya seperti konsumsi, infrastruktur, dan perindustrian memang menunjukkan perlambatan investasi. Jadi memang ada sektor yang diuntungkan dan dirugikan. Semoga dengan berjalannya waktu, sektor tradisional dapat kembali bangkit.

Have a nice day

PENYEBUTAN SAHAM BUKAN REKOMENDASI BUY SELL HOLD

Rudiyanto

3 tanggapan untuk “Ekonomi Tumbuh Atau Melambat? Ini Menurut Laporan Cash Flow”

  1.  Avatar
    Anonim

    Bagaimana Cara Hubungi Cs Super Air Jet

    Suka

  2. faiqoturohmah Avatar
    faiqoturohmah

    apa mungkin nanti tahun2030 dunia akan krisis

    Suka

    1. Rudiyanto Avatar

      Bisa cek nanti pas tanggal 1 Jan 2031

      Suka

Tinggalkan komentar

  1. avatar Tidak diketahui
  2. avatar Tidak diketahui
  3. avatar Tidak diketahui
  4. avatar Tidak diketahui
  5. avatar Tidak diketahui