Mengenal Saham Treasury. Studi Kasus DSSA

Untuk perusahaan yang sudah Tbk, ada istilah Saham Treasury yang mengacu pada porsi saham yang dibeli kembali oleh perusahaan sendiri di pasar sekunder.

Apa aturan OJKnya, Apa dampak ke kinerja, akan diapakan saham tersebut?

Studi kasus DSSA

BUKAN REKOMENDASI BUY SELL HOLD

Informasi mengenai kepemilikan saham Treasury bisa dilihat pada laporan keuangan ataupun informasi aplikasi sekuritas / saham

Per 31 Juli 2025, DSSA memiliki 7.705.523.200 lembar saham beredar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.516.238.270 lembar merupakan saham treasury.

Tweet image 1

Bagaimana mekanisme perusahaan membeli sahamnya sendiri?

Untuk hal ini, semua perusahaan menggunakan acuan yang sama yaitu POJK No 29 / 2023 TENTANG PEMBELIAN KEMBALI SAHAM YANG DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN TERBUKA

Pertama ada keterbukaan informasi yang minimal :

Tweet image 1

Hal tersebut telah dilakukan DSSA pada 19 Juni 2023
Disebutkan rencana saham yang akan dibeli adalah 154.110.464 lembar, angka ini cuma sekitar 1/10 dari saham treasury. Hal ini disebabkan karena DSSA melakukan stock split 1:10 pada Juli 2024, sehingga sebetulnya masih sesuai

Tweet image 1
Tweet image 2
Tweet image 3

Selanjutnya adalah melaporkan realisasi dari pembelian kembali. Terlihat bahwa transaksi dilakukan secara bertahap dari 15 Agustus 2023 dan berakhir 15 September 2023, semuanya dengan harga rata-rata pembelian Rp 48.000.

Dari total saham yang dibeli kembali 154.105.327 lembar.

Tweet image 1

Dengan harga saat ini Rp 87rb-an, apakah ini berarti untung hampir 100%?
Jangan salah, DSSA stock split 1:10 pada 2024, lembar saham treasury juga ikut split dari 154.105.327 jadi 1.541.053.270

Harga modalnya? dari 48.000 menjadi 4.800
Ke 87rb = untung +1.712%!!! atau 17xlipat

Tweet image 1

Modal yang dikeluarkan Rp 7.39T di harga Rp 4800 (Setelah stock split) menjadi Rp 134 T hanya dalam waktu 1 tahun!!! Untung Rp 126 T. Rasanya ini akan menjadi keuntungan terbesar dalam sejarah korporasi 🇮🇩. Perhitungan dengan asumsi saham treasury dilepas semua harga 87.000.

Atas saham treasury ini bagaimana perlakuannya?
Kapan harus dijual?


Mengacu POJK nomor 29 / 2023, atas saham treasury yang di buyback oleh perusahaan, wajib dialihkan dalam 3 tahun setelah buyback selesai. Buyback selesai di 15 September 2023, jadi 15 September 2026 wajib dijual.

Masa 3 tahun tersebut dapat lebih panjang jika
1. Telah mengalihkan minimal 10% dari saham dibeli atau
2. Dalam 3 tahun ternyata harga pasar masih di bawah harga rata-rata pembelian

Nomer 2 tentu sulit terjadi, karena untuk kembali ke harga rata-rata perlu turun lebih dari 90%

Tweet image 1

Dalam hal perusahaan telah mengalihkan 10% dari dana yang di buy back atau 3 tahun harga masih turun, maka diberikan perpanjangan 2 + 1 tahun sehingga total menjadi 6 tahun. Asumsi harga 87ribu, saham Treasury DSSA bernilai Rp 134 T, dibagi 6 tahun setara dengan Rp22,3 T per tahun.

Bentuk pengalihan yang diperbolehkan OJK sesuai pasal 21 :
Bisa dijual, jadi MSOP atau ESOP, ditarik kembali, bayar hutang, konversi, dibagikan kepada pemegang saham dan sebagainya

Apa yang sudah dilakukan DSSA? ternyata mereka sudah sempat jual tahun 2024 lalu

Tweet image 1

Berdasarkan laporan keterbukaan informasi, transaksi dilakukan pada 30 Agustus 2024, sebanyak 24.815.000 lembar dijual pada harga Rp 32.000 sehingga perusahaan mendapat dana segar Rp 794 Miliar. Masih jauh dari sekitar Rp 22.3 T per tahun

Tweet image 1

Masuknya DSSA dalam MSCI ini menjadi kesempatan yang sangat baik untuk melepas saham treasury di market. Sebab melepas Rp 22.3 triliun per tahun itu bukan perkara gampang. Industri reksa dana per Juli 2025 AUM Rp 526 T, alokasi di saham “cuma” Rp 102 T, jelas tidak mampu serap.

Kemudian kalau Rp 22.3 T per tahun, berarti sekitar Rp 1.85 T per bulan atau Rp 93 M per hari. Kalau tiap hari juga segitu, tentu akan berdampak pada harga. Tentu saja ini dengan asumsi harganya Rp 87.000. Angkanya bisa berubah signifikan tergantung harga sedang naik atau turun.

Secara akuntansi, kepemilikan saham Treasury itu berdampak terhadap EPS (Earning Per Share) perusahaan. Misalkan Laba Bersih Rp 10 M, jumlah lembar saham 100 juta lembar, maka EPS = Rp 10 M / 100 juta = 100 per lembar.

Ketika ada treasury, perhitungan disesuaikan

Misalkan dari 100 juta lembar, 20 juta lembar dibeli sebagai treasury, maka perhitungan EPS :
Rp 10 M / 80 juta = 125 per lembar.

Ketika bagi dividen, atas porsi treasury juga tidak dapat bagian, sehingga porsi investor lain lebih besar. Jadi saham Treasury meningkatkan EPS dan DPS.

Seiring dengan berkurangnya lembar saham treasury ketika dijual kembali, dengan asumsi laba bersih perusahaan tetap, maka EPS perusahaan akan turun dari waktu ke waktu. Buat investor, growth EPS menjadi indikator penting, sehingga perusahaan juga perlu menjaga kinerjanya.

DSSA dengan valuasi PER mencapai 127x (per 13 Agustus 25), hal ini tentu tantangannya besar. Pertumbuhan laba bersih harus tinggi untuk justifikasi PER tinggi dan EPS dengan perhitungan saham treasury yang semakin berkurang. Berhasil atau tidak, hanya waktu yg bisa menjawab.

Tapi berhasil untung > Rp 126 T dari aksi buyback merupakan aksi langka sangat sulit terulang lagi, untuk hal ini bravo. Sebagai informasi, ketika saham treasury dijual untung, tidak dicatat di laba bersih tapi menambah ekuitas dan dicatat sebagai Agio Saham.

Have a nice day

Rudiyanto

Tinggalkan komentar

  1. avatar Tidak diketahui
  2. avatar Tidak diketahui
  3. avatar Tidak diketahui
  4. avatar Tidak diketahui
  5. avatar Tidak diketahui