Bank Himbara, Koperasi Merah Putih, dan Agrinas

2025 adalah tahun yang berat untuk 4 bank besar Indonesia.
Hingga September 2025, hanya BCA yang labanya naik. BRI, Mandiri, dan BNI mengalami penurunan laba. Koperasi Merah Putih menambah suramnya prediksi laba tahun depan, tapi dengan adanya Agrinas, bisa jadi sentimen berubah.

Sebagaimana diketahui, pemerintah menargetkan 80.000 Koperasi Merah Putih dengan permodalan masing-masing Rp 3 M total Rp 240 T. Meski diambil dari APBN, Bank Himbara mendapat penugasan untuk memberikan kredit di sektor tersebut. Jika macet, maka pelunasan diambil dari dana desa.

Hal ini menjadikan risiko kredit lebih kecil .Tapi teknis pelaksanaan di lapangan tidak mudah. Supaya dana desa menjadi jaminan, maka kepala desa harus ikut tanda tangan, prosesnya tidak mudah dan belum tentu mereka bersedia karena mempertaruhkan APBDes ke depan.

Koperasi Merah Putih sendiri pada dasarnya adalah pengusaha. Kalau menghasilkan pekerja, ada sekolah, universitas, pelatihan dsbnya dengan kurikulum yang disesuaikan dunia kerja. Tapi sekolah para pengusaha itu jarang dan tidak ada kurikulum yang pasti karena sangat dinamis.

Pemberian kredit bank ke pengusaha yang sudah ada track record saja ada kredit macet, kalau ke pengusaha baru Koperasi Merah Putih tentu pertimbangannya lebih banyak lagi. Akibatnya tingkat penyerapan anggaran kecil. Kalau besar, investor saham bank juga akan pikir2-pikir.

Untuk mengatasi hal tersebut, Presiden menerbitkan Inpres No 17 tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan Fisik, Gerai, Pergudangan, dan Kelengkapan Koperasi Desa / Kelurahan Merah Putih yang mengatur peranan berbagai pihak, salah satunya Agrinas Pangan Nusantara.

Nama “Agrinas” kalau anda google, mungkin berita yang keluar adalah perusahaan yang menerima hasil sitaan perkebunan sawit bermasalah yang melanggar hukum. Itu Agrinas Palma Nusantara, berbeda dengan Agrinas Pangan Nusantara. Belum jelas apakah ini induk anak atau sesama BUMN.

Tugas Agrinas Pangan sesuai dengan Inpres sebagai berikut :

Kalau yang saya tangkap, Agrinas Pangan menjadi semacam pembina dan pemberi kerja bagi Koperasi Merah Putih. Dari diskusi dengan pelaku industri jasa keuangan, Agrinas Pangan ini kemungkinan akan menjadi pihak yang menerima pinjaman Bank Himbara dan menyalurkannya ke Koperasi.

Jadi daripada Bank Himbara memberikan kredit ke satu per satu Koperasi Merah Putih yang jumlahnya 80.000 dan mungkin tingkat kelayakan kreditnya tidak merata, cukup konsorsium saja ke 1 pihak yaitu Agrinas Pangan. Jika benar, GCG bank jalan dan kualitas kredit juga lebih baik.

Hal ini bisa menjadi sentimen positif, terutama bagi perbankan Himbara Indonesia dan semoga di 2026 nanti, laba bersih sudah bisa kembali membukukan kenaikan. Jika kinerja membaik, semoga tingkat kepercayaan investor dan aliran dana asing juga bisa kembali.

Have a nice day

Rudiyanto

Tinggalkan komentar

  1. avatar Tidak diketahui
  2. avatar Tidak diketahui
  3. avatar Tidak diketahui
  4. avatar Tidak diketahui
  5. avatar Tidak diketahui