Belakangan banyak yang bertanya soal Redenominasi. Sederhananya angka 000 akan dihilangkan sehingga Rp 1000 akan jadi Rp 1.
Apa pengaruh Redenominasi terhadap pasar modal?

Sebagai Manajer Investasi, yang kira-kira akan terjadi sebagai berikut :
1. Pembulatan Harga Reksa Dana
Harga atau NAB/Up reksa dana yang sering ditampilkan dalam informasi publik biasanya 2 angka di belakang koma seperti contoh di bawah untuk Rp dan 4 angka untuk USD. Tapi aslinya di sistem kustodian yang Rp bisa 4 angka di belakang koma.

Menggunakan contoh Panin Dana Maksima, katakanlah harga sebelum 93.773,0811 setelah redenominasi jadi 93,7730 atau 93,7731? Apakah angka terakhir ambil tepat 0 atau dibulatkan jadi 1 karena 08?
Meski selisih 0,0001 efek ke nilai investasi bisa besar kalau nominal besar.
Contoh: sebelum redenominasi, nasabah beli reksa dana Rp 100 juta di harga 93.773,0811.
Unit diperoleh = Rp 100 juta / 93.773,0811.
Sama dengan 1.066,4041 unit.
Kepemilikan reksa dana umumnya juga pencatatannya hingga 4 angka di belakang koma.

Secara matematis
Sebelum Redenominasi
1066,4041 x 93773,0811 =99.999.998,155
Setelah Redenominasi
1066,4041 x 93,7731
= 100.000,0183
Atau
1066,4041 x 93,7730
= 99.999,912
Angkanya sudah beda tergantung pembulatan dan angka di belakang koma, nah mau pakai yang mana?
Penentuan jumlah angka pembulatan belakang koma itu tidak sesederhana tinggal mengganti setting di Excel. Tapi harus ganti sistem, sebagai contoh 2 mitra kustodian utama Panin AM itu BCA dan Deutsche Bank (DB). Keduanya pakai sistem yang berbeda, keduanya mesti ganti.
Kemudian Agen Penjual selaku distributor mulai dari Manajer Investasi langsung, Bank, Sekuritas, dan Gerai yang pakai aplikasi, mesti ganti sistem lagi. Lalu sistem utama back office, S-Invest KSEI juga harus ganti lagi. Untuk perusahaan-perusahaan besar, ganti sistem itu rumit. Harus buat kajian mengapa harus diganti, masukkan ke antrian IT yang mungkin urutan ke 14247 status Urgent, test sistem kalau diubah kena kemana saja mulai dari website, akuntansi, server, kemudian desain UI/UX dan terakhir test. Intinya tidak mudah dan tidak gratis juga.

2. Kepemilikan dan Transaksi Aset Dasar
NAB/up reksa dana dihitung dengan (Aset – Kewajiban) / unit penyertaan. NAB/up tidak serta merta dibagi 1000, tapi aset dasarnya mesti dibagi 1000 dulu baru hitungannya pas. Artinya deposito, obligasi, dan saham juga harus redenominasi. Artinya semua sertifikat deposito baik yang fisik dan elektronik, harus disesuaikan.
Nominal outstanding obligasi, dari yang misalnya Rp 1 Miliar jadi Rp 1 juta.
Harga saham yang Rp 10.000 jadi Rp 10.
Nah itu PR sangat berat lagi
Semua bank harus mengubah setting Giro dan Depositonya. Semua notaris / konsultan hukum harus menyesuaikan ketentuan nominal obligasi dan segala jaminannya. IDX, KSEI, KPEI, 90an Sekuritas harus ganti sistem dan aplikasi trading online-nya. Jadinya juga harus bersamaan.

2 poin di atas saja, menurut saya waktu yang dibutuhkan tidak kurang dari 5 tahun untuk berbagai persiapan mulai dari
– UU Redenominasi disahkan
– Aturan pelaksana (peraturan pemerintah, peraturan OJK, peraturan IDX, KSEI, KPEI, aturan internal lembaga keuangan)
– Desain dan perubahan IT
– Testing
– Sosialisasi
Dan potensi-potensi kesalahan yang terjadi dalam proses itu.
Biaya untuk itu saya yakin juga tidak lebih kecil dari Anggaran sistem Coretax yang menurut berita lebih Rp 1.3 T. Programmer, Konsultan Hukum, IT dan yang related akan panen project besar / lembur panjang selama proses penyesuaian sistem tersebut.
Apa kira-kira efeknya?
Kalau mata yang dari Rp 1.000 jadi Rp 1, maka nilai tukar dollar dari Rp 16.700 jadi Rp 16.7. Mungkin terlihat sedikit keren, tapi untuk apa?? Itu baru berguna misalkan setelah redenominasi, uang yang cukup beli 1 bungkus nasi padang jadi bisa beli 2
Kalau sama, ya sama saja
Ada juga yang mengatakan redenominasi itu akan memaksa pelaku bisnis ilegal / koruptor yang selama ini simpan uang tunai untuk setorkan ke sistem karena akan expired. Teori itu benar jika bisa jalan dalam 2-3 tahun, tapi kalau lebih, saya ragu juga.
Daripada memaksa uang tunai masuk ke sistem, kita bisa belajar dari China yang sampai masyarakatnya juga “malas” dengan uang tunai karena sistem pembayaran sudah sangat canggih, mudah, banyak promo dan terlacak karena terhubung dengan kartu identitas.
Ada peribahasa Mandarin Chi Li Bu Tao Hao, yang artinya kerja capek-capek tapi hasil ga ada / sangat kecil.

Menurut saya Redenominasi ini juga demikian. Lebih baik waktu, tenaga, dan anggaran difokuskan pada hal lain yang lebih menghasilkan / meningkatkan daya saing.
Have a nice day

Tinggalkan komentar