Dapat Bonus, Mending Buat Investasi Reksa Dana atau Bayar KPR ?

KPR atau Investasi Reksa Dana

Alkisah di kota metropolitan di Jakarta ada cerita sebagai berikut :

Sepasang suami istri, sama-sama bekerja, memiliki penghasilan gabungan Rp 25 juta per bulan. Setelah menabung selama bertahun-tahun, akhirnya mereka berhasil mengumpulkan uang DP untuk membeli satu unit apartemen dan membulatkan tekadnya untuk pindah dari Pondok Mertua Indah. Apartemen tersebut seharga Rp 1 M dan dibeli menggunakan fasilitas KPR dengan jangka waktu 15 tahun. Besarnya cicilan per bulan adalah Rp 8.4 juta.

Dengan susah payah mereka juga menyisihkan lagi gajinya untuk berbagai keperluan seperti kebutuhan sehari-hari, biaya air listrik dan maintenance, kiriman uang untuk orang tua dan adik di kampung, asuransi jiwa, investasi reksa dana dan juga persiapan biaya pendidikan anaknya kelak.

Selama 2 tahun berjalan, cicilan berjalan lancar tanpa ada kendala apapun. Hasil investasi reksa dananya juga sudah memberikan keuntungan setelah sebelumnya sempat rugi pada tahun 2015, namun komitmen mereka memang investasi jangka panjang. Suami istri tersebut sama-sama bekerja keras sehingga mendapat promosi dan peningkatan gaji. Karena kinerja perusahaan bagus, keduanya mendapat bonus dari perusahaan dengan total senilai Rp 80 juta.

Tentu saja mereka sangat senang, tapi muncul pertanyaan, bagaimana caranya memanfaatkan uang bonus ini? Apakah dipakai untuk mengurangi pokok KPR? Ataukah dipakai untuk menambah investasi di reksa dana karena mumpung kondisi pasarnya sedang baik?

Dengan kondisi yang ada, pasangan suami istri tersebut mampu membayar cicilan apartemen dengan penghasilan bulanan yang ada. Alokasi investasi bulanannya telah dihitung sesuai kebutuhan sehingga Rp 80 juta bonus yang di dapat bener-benar merupakan rezeki nomplok di luar perkiraan…

Apakah anda pernah mengalami situasi yang mirip-mirip seperti yang disebutkan di atas? Jika anda menjadi seorang perencana keuangan atau bahkan menjadi pasangan suami istri tersebut, kira-kira apa yang akan anda lakukan ?

Continue reading “Dapat Bonus, Mending Buat Investasi Reksa Dana atau Bayar KPR ?”

Advertisement

Antisipasi Risiko Kematian, Asuransi Komersial atau BPJS Ketenagakerjaan ?

Construction accident

Kematian itu pasti, yang tidak pasti itu kapan datangnya. baik ketika sedang bekerja, sedang istirahat, dalam masa pensiun, setiap saat kita bisa “dipanggil” Yang Maha Kuasa. Yang menjadi kekhawatiran adalah bagaimana dengan kondisi keluarga yang ditinggalkan? Secara fisik dan kehadiran, tentu saja kehilangan seseorang adalah tidak bisa digantikan. Namun secara finansial sebenarnya bisa yaitu dengan asuransi. Bagi masyarakat yang membeli asuransi jiwa, apabila terjadi risiko kematian maka perusahaan asuransi akan memberikan uang pertanggungan dengan nilai tertentu sesuai premi yang dibayarkan.

Uang pertanggungan asuransi selanjutnya akan dianggap sebagai pengganti dari kehadiran sang pencari nafkah yang sudah meninggal. Harapannya, uang itu cukup sampai anggota keluarga yang tersisa mampu bangkit kembali secara finansial sehingga bisa hidup mandiri. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan utama mengapa orang membeli asuransi. Namun tahukah anda? bahwa jika anda seorang karyawan dimana perusahaan tempat anda bekerja mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan, sebenarnya anda sudah memiliki asuransi jiwa yang disebut program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan program Jaminan Kematian (JKM).

Yang menjadi pertanyaan, apabila sudah terlindung asuransi jiwa dari BPJS Ketenagakerjaan, apakah masih harus memiliki asuransi jiwa komersial? Continue reading “Antisipasi Risiko Kematian, Asuransi Komersial atau BPJS Ketenagakerjaan ?”

Bagaimana Cara Menjadi Kaya?

Mimpi Ingin Kaya

Terus terang judul di atas bukanlah asli pemikiran saya. Ceritanya beberapa hari yang lalu saya datang ke suatu acara, kebetulan salah satu topik yang dibawakan oleh pembicara tersebut sangat menarik bagi saya. Pertanyaannya kepada peserta waktu itu, bagaimana cara menjadi kaya?

Yang membuat menarik, pembicara yang bersangkutan bukanlah seorang ahli ekonomi atau pengusaha sukses, tapi seorang pendeta. Cara pembahasannya yang menarik itulah memberikan inspirasi bagi saya untuk membagikan kembali kepada para pembaca blog ini.

Meskipun sudah lama berkecimpung di dunia investasi, bagi saya, investasi bukanlah cara untuk menjadi kaya. Investasi adalah cara untuk mengembangkan kekayaan. Jadi dibandingkan berinvestasi, saya punya jawaban yang lain. Nah Kebetulan pembahasan pada waktu itu sesuai dengan pemikiran saya. Continue reading “Bagaimana Cara Menjadi Kaya?”

Evaluasi Reksa Dana Syariah Semester 1 – 2015

Sebagai salah satu negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia dianggap sebagai pasar yang potensial untuk perkembangan produk syariah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan mencanangkan tahun 2015 sebagai Tahun Pasar Modal Syariah. Dalam beberapa tahun belakangan, semakin banyak Manajer Investasi yang menawarkan produk reksa dana syariah. Bagaimana perkembangan reksa dana ini dan seperti apa perbandingan kinerjanya dengan reksa dana konvensional?

Pada dasarnya reksa dana syariah adalah reksa dana yang dikelola mengikuti prinsip syariah. Jadi secara produk, variasinya sama dengan reksa dana konvensional. Anda bisa menemukan reksa dana pasar uang syariah, pendapatan tetap syariah, campuran syariah, saham syariah, terproteksi syariah dan bahkan reksa dana indeks syariah. Bagi anda yang ingin mengetahui secara jelas prinsip pengelolaan yang sesuai syariah dapat membaca artikel Apa Itu Reksa Dana Syariah

Fokus pada artikel ini adalah perbandingan dana kelolaan dan kinerja reksa dana syariah dengan reksa dana konvensional..

Continue reading “Evaluasi Reksa Dana Syariah Semester 1 – 2015”

Autodebet Sudah Jalan 3 Tahun Tapi Belum Untung, Stop atau Lanjut?

Judul di atas mungkin relevan buat bapak ibu investor reksa dana yg memulai investasi reksa dana sejak 3 tahun yg lalu, melakukan autodebet, dan belum pernah melakukan redemption sekalipun sejak saat itu.

Kalau melihat pada gambar di atas, ibarat baru invest sudah untung dan naik terus menerus. Pas lagi mau diambil eehh, malah turun dan nilainya ga beda jauh ama nilain investasi pertama kali..

Memang sih, investasi reksa dana itu katanya jangka panjang, baru 2-3 tahun kok udah nyerah?? Katanya kalau lagi turun berarti saatnya utk beli krn dapat di harga murah. Katanya, pak Presiden sudah marah2 ke jajarannya sehingga semester II nanti akan lebih baik.. Katanya…. Katanya… Dan katanya lagi.

Tapi terus terang saja sebagai investor awam, siapasih yg tidak ngebet melihat hasil investasi sudah jalan tiga tahun dan masih belum berkembang? Siapa yg tidak menyesal tidak menjual mumpung IHSG sudah 2 kali cetak rekor tertinggi dan sekarang sudah turun lagi? Bukankah sudah melakukan autodebet, jadi logikanya harga tinggi dapat, harga rendah juga dapat, kok masih rugi?

Adalah sangat bisa diterima di akal sehat jika anda punya pikiran seperti itu. Namun nasi sudah jadi bubur, karena kita tidak bisa kembali ke masa lalu maka fokus kita adalah ke masa depan.

Bagaimana dgn investasi yg sudah berjalan apakah terus atau stop? Apakah dana yg sudah ada juga dipindahkan ke instrumen yg lebih aman seperti RD Pasar Uang dan RD Pendapatan Tetap? Continue reading “Autodebet Sudah Jalan 3 Tahun Tapi Belum Untung, Stop atau Lanjut?”