Apa kabar pembaca yang budiman? Semoga bahagia dan sehat selalu. Sedikit out of topic, dalam kesempatan ini, saya sebagai satu dari jutaan warga Negara Indonesia yang tentunya juga tengah berkabung setelah beberapa bencana besar melanda negeri kita tercinta ini ingin mengucapkan turut berduka cita dan berbelasungkawa kepada segenap korban dan keluarga yang ditinggalkan. Semoga segala amal perbuatan para korban diterima di Sisi Tuhan yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan diberi kasabaran dan ketabahan.
Kembali ke topik utama, Biaya Subscription dan Redemption reksa dana. Mendengar istilah di atas, saya yakin sebagian besar dari anda pasti merasa sudah memahaminya. Subscription artinya pembelian / investasi reksa dana, sementara Redemption artinya penjualan atau pencairan investasi reksa dana. Namun pada kenyataannya istilah tersebut kurang tepat, yang benar adalah sebagai berikut:
Sesuai prospektus, istilah yang benar untuk Subscription dan Redemption yang benar adalah seperti di atas. Jadi sebetulnya yang dimaksud dengan Biaya Penjualan sebetulnya adalah Biaya Subscription. Namun karena bagi para investor lebih familiar dan tidak menimbulkan arti ganda, Biaya Subscription diinterprestasikan atau kadang disebut sebagai biaya pembelian dan Biaya Redemption disebut sebagai biaya penjualan. Padahal yang benar adalah biaya penjualan dan biaya penjualan kembali. Tidak hanya penyebutannya salah, cara hitungnya juga berbeda.
Ketika anda membaca prospektus berbahasa Indonesia dan menemukan Biaya Penjualan, maka sebetulnya yang dimaksud adalah biaya untuk membeli reksa dana. Sementara Biaya Penjualan Kembali, yang dimaksud adalah biaya untuk menjual reksa dana. Digunakan istilah Penjualan dan Penjualan Kembali, karena dalam reksa dana, ketika investor ingin berinvestasi, proses yang terjadi adalah Manajer Investasi “Menjual” reksa dana kepada investor, oleh karena itu biaya yang timbul disebut Biaya Penjualan. Ketika investor ingin mencairkan investasinya, maka Investor “Menjual Kembali” unit penyertaan reksa dana yang dimilikinya kembali kepada Manajer Investasi, oleh karena itu disebut “Biaya Penjualan Kembali”.
Jadi transaksi reksa dana berbeda dengan transaksi saham. Unit penyertaan yang dimiliki investor hanya berpindah dari Investor ke Manajer Investasi, sementara jika anda bertransaksi Saham atau Obligasi, lembar saham atau obligasi yang anda miliki bisa berpindah dari Investor ke Emiten (pihak yang menerbitkan seperti halnya Manajer Investasi), namun yang sering terjadi adalah berpindah dari Investor satu ke Investor lain, sehingga dikenal istilah Jual Beli. Oleh karena itu, istilah yang umumnya dipakai di investasi saham atau obligasi sebetulnya tidak cocok jika langsung diterapkan dalam reksa dana.
Namun, seharusnya perbedaan definisi ini tidak akan terlalu bermasalah bagi investor. Istilah yang digunakan umumnya adalah istilah seperti Subscription dan Redemption, meskipun dalam beberapa contoh kasus saya masih melihat ada yang menggunakan istilah beli dan jual, toh tidak terlalu bermasalah karena memang biaya tersebut dikenakan sesuai kegiatan transaksi yang dilakukan oleh investor. Yang sedikit berpotensi menimbulkan kebingunan adalah dalam cara perhitungan biaya tersebut.
Yang dimaksud dengan biaya Subscription dan Biaya Redemption adalah biaya yang harus dibayarkan ketika investor membeli atau menjual unit penyertaan reksa dana. Ada satu lagi yaitu Biaya Switching (biaya pengalihan) namun tidak dibahas dalam artikel ini. Biaya Subscription dan Biaya Redemption biasanya dinyatakan persentase tertentu dari nilai investasi. Umumnya berkisar antara 0% (gratis) hingga 5%. Menurut saya kisaran yang wajar adalah antara 0.5% – 1%. Meski satuannya sama, namun perhitungan biaya Subscription berbeda dengan biaya redemption.
Rumus untuk menghitung biaya Subscription dan Redemption adalah sebagai berikut
Rumus Biaya Subscription
| Biaya Subscription = |
Nilai Investasi |
– |
Nilai Investasi |
|
(1 + %Biaya Subscription) |
Rumus Biaya Redemption
| Biaya Redemption = |
Nilai Investasi yang dicairkan x Biaya Redemption |
Sebagai lebih jelasnya silakan lihat ilustrasi sebagai berikut:
Diketahui keterangan mengenai biaya reksa dana adalah sebagai berikut
Biaya Subscription = 1% Investasi sebesar Rp 1.000.000
Biaya Redemption = 1% Penarikan reksa dana senilai Rp 1.000.000.
Perhitungan Biaya Subscription memiliki 2 alternatif sebagai berikut:
Alternatif 1.
Investor membayar Biaya Subscription dengan uang tambahan.
Apabila nilai investasi Rp 1 juta dengan biaya 1%, maka jumlah uang yang dikeluarkan investor adalah
Rp 1 Juta + (Rp 1 Juta x 1%) = Rp 1.010.000
Alternatif 2
Investor tidak mau bayar ekstra dan meminta dipotong langsung dari nominal investasi (umumnya dilakukan investor).
Investor kebanyakan akan berpikir bahwa Uangnya akan diambil sebesar Rp 10.000, sehingga nominal investasi menjadi Rp 990.000. Yang benar adalah sebagai berikut:
| Biaya Subscription = | 1.000.000 | – | 1.000.000 |
|
(1 + 1%) |
|||
| Biaya Subscription = | 1.000.000 | – | 990.099,0099 |
|
Biaya Subscription = |
9.900,9901 atau dibulatkan menjadi Rp 9.901 |
||
|
Demikian jika biaya Subscription dipotong langsung dari nilai investasi, maka pembeli akan mendapat unit sebanyak 990.099 / harga reksa dana |
|||
Dengan cara ini, uang investor yang dipotong sebagai Biaya Subscription adalah Rp 9.901 bukan Rp 10.000. Ketika menerima surat konfirmasi pembelian, terkadang investor bingung karena menemukan angka yang tidak bulat (Rp 990.099 dan bukannya Rp 990.000). Namun hal inilah yang benar karena cara perhitungan biaya Subscription ini yang terdapat dalam peraturan.
Perhitungan Biaya Redemption hanya memiliki 1 cara yaitu :
| Biaya Redemption = | Nilai Investasi yang dicairkan x Biaya Redemption |
| Biaya Redemption = |
Rp 1.000.000 x 1% |
| Biaya Redemption = | Rp 10.000 |
|
Nilai dana yang akan diterima investor adalah Rp 990.000 yang diperoleh dari Rp 1 juta – Rp 10.000 |
|
Tujuan utama dari biaya redemption bukanlah komisi yang didapatkan oleh agen penjual atau Manajer Investasi. Tujuan utama dari biaya redemption adalah agar investor tidak terlalu cepat menjual investasi reksa dananya. Reksa Dana merupakan instrumen investasi yang didesain untuk tujuan jangka panjang, meski demikian tidak tertutup kemungkinan investor melakukan penarikan meskipun baru berinvestasi beberapa bulan. Untuk mencegah investor melakukan hal tersebut, biaya Manajer Investasi memberikan “penalti” dalam bentuk biaya redemption untuk investasi yang usianya kurang dari 1 tahun. Untuk investasi yang umurnya lebih dari 1 tahun, umumnya tidak dikenakan biaya redemption lagi.
Demikian sharing dari saya, semoga artikel ini bermanfaat bagi investor sekalian.
Penyebutan produk investasi di atas (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis.
“Melakukan copy & paste artikel berita ini dan atau mendistribusikan ulang melalui situs atau blog Anda tanpa izin tertulis adalah melanggar Hak Cipta / Copyright ©”


Tinggalkan Balasan ke Kasno Batalkan balasan