Belakangan ini mindset bahwa pentingnya investasi semakin berkembang di tengah masyarakat Indonesia. Seiring dengan hal tersebut, jumlah investor reksa dana juga terus meningkat dari waktu ke waktu. Di sisi lain, instrumen investasi juga semakin bervariasi. Tidak hanya reksa dana, sekarang investor bisa memilih berbagai instrumen investasi lain seperti saham, obligasi, emas, forex dan futures atau investasi sektor riil seperti property dan franchise. Masing-masing instrumen investasi tentu memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri.
Pertanyaannya, apa sebenarnya keunggulan reksa dana dibandingkan instrumen-instrumen di atas? Bagaimana menempatkan reksa dana ditengah2 instrumen investasi yang semakin banyak dan tidak kalah menariknya ini?
Bagi anda, investor perorangan yang baru ingin memulai investasi, dibandingkan instrumen lainnya reksa dana memiliki keunggulan antara lain
- Minimum investasi relatif kecil mulai dari Rp 500 rb atau Rp 1 juta. Hal ini menjadi salah satu keunggulan bagi investor yang mungkin dana investasinya relatif terbatas. Misalnya suatu saham papan atas seperti Astra Internasional dan Gudang Garam memiliki harga per lembar hingga Rp 60.000 – Rp 70.000. Dengan harga tersebut minimum pembelian adalah 1 lot (500 lembar) sehingga uang yang harus dikeluarkan adalah Rp 30 – 35 juta. Untuk ORI dan Sukuk meski per lembar Rp 5 juta, umumnya pembelian di bank yang disyaratkan berkisar antara Rp 25 – 50 juta. Emas memang bisa dibeli 1 gram, namun umumnya harga per gram untuk 1 gram jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan membeli 100 gram. Memang belakangan ada opsi membeli emas dengan pinjaman, memang harga yang didapatkan menjadi lebih murah, namun kalau bayar bunga, jadi sama saja kan?
- Likuid dan Mudah ditransaksikan. Reksa Dana dapat ditransaksikan setiap saat karena Manajer Investasi berkewajiban untuk menjual kepada investor atau membeli kembali dari investor setiap perintah jual beli dilakukan dengan batas maksimum T+7. Instrumen saham ada yang likuid (bisa ditransaksikan setiap saat) ada pula yang kurang. Ketika investor membeli saham yang relatif kurang likuid ada kemungkinan pencairan dana sulit dilakukan. ORI dan Sukuk sulit untuk dibeli setiap saat. Umumnya investor bisa memperoleh instrumen tersebut pada saat penawaran awal saja. Setelah itu, memang bisa dibeli pada pasar sekunder, namun hal ini tidak semudah transaksi reksa dana. Komoditas emas memang mudah untuk dijual, namun sulit untuk dibeli karena kuota yang ditawarkan kepada investor terbatas. Meskipun bisa diperoleh di toko emas, harga yang diperoleh investor bisa berbeda-beda. Belum lagi ketersediaan faktor ketersediaan stok.
- Transparansi dan Satu Harga. Apabila prosedur pembelian atau penjualan reksa dana yang dilakukan tepat, bisa dipastikan investor akan mentransaksikan reksa dana pada harga yang sama tidak melihat besar kecilnya dana yang diinvestasikan. Harga reksa dana hanya ada 1, dipublikasikan keesokan harinya dan berlaku untuk perintah transaksi yang dijalankan sebelum jam 12.00 WIB atau jam 13.00 WIB. Harga saham meski ada harga penutupan, harga yang diperoleh investor bisa berbeda tergantung pada bid dan offer, harga obligasi kurang transparan karena kurang likuid, hanya instrumen emas yang memiliki kesamaan harga jual karena dipublikasikan oleh ANTAM. Namun bagi investor yang datang ke toko emas, seringkali harga yang diperoleh berbeda dengan harga di ANTAM.
- Pengelolaan Profesional.Pada dasarnya investasi reksa dana dilakukan karena investor tidak memiliki waktu, kemampuan, akses dan jumlah dana untuk melakukan investasi pada saham dan obligasi. Namun bagi investor profesional yang memiliki kemampuan baik secara finansial dan SDM untuk melakukan investasi pada instrumen tersebut, maka bisa melakukan investasi langsung karena tidak menutup kemungkinan bisa memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dikelola melalui reksa dana. Sementara jika dirasakan kemampuan untuk melakukan investasi sendiri langsung masih kurang, maka bisa dilakukan melalui reksa dana.
Kesimpulan di atas adalah dibandingkan instrumen investasi seperti emas, saham dan obligasi, reksa dana memiliki keunggulan antara lain minimum investasi kecil, likuid, transparansi satu harga, dan pengelolaan profesional. Namun bukan karena keunggulan tersebut, menjadikan reksa dana sebagai instrumen yang paling baik. Baik buruknya suatu instrumen menurut saya sangat tergantung pemahaman kita mengenai instrumen tersebut.
Demikian sharing pendek kali ini, semoga bermanfaat bagi anda semua.
Penyebutan produk investasi (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang.

Tinggalkan Balasan ke Budi Batalkan balasan