Meski industri reksa dana tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir, kondisi ini tidak berlaku untuk reksa dana berbasis dollar. Total dana kelolaan pada akhir desember 2010 mencapai 626 juta dollar, kemudian menurun menjadi 430 juta dollar pada akhir desember 2011, dan kembali turun menjadi 417 juta dollar pada akhir Maret 2012. Apakah ada yang salah?
Rasa-rasanya penurunan AUM pada industri reksa dana dollar ini cukup wajar. Melihat perkembangan perekonomian Amerika dalam 1-2 tahun terakhir yang diwarnai dengan hutang yang menggunung, kehilangan rating AAA, dan nilai yang terus terdevaluasi karena perang dagang dengan china serta nilai Rupiah yang terus menguat, bisa jadi membuat investor yang memegang mata uang ini merasa tidak nyaman.
Faktor di atas mungkin merupakan faktor yang menyebabkan penurunan AUM di reksa dana dollar. Namun dari percakapan saya dengan investor maupun agen penjual reksa dana, saya menemukan ternyata banyak yang masih belum mengerti dan memiliki pemahaman yang salah tentang reksa dana dollar. Seandainya investor memiliki pemahaman yang lebih baik tentang jenis reksa dana ini, bisa saja dana kelolaan tidak terus menurun. Apa saja pemahaman investor yang kurang tepat ini?
Reksa Dana Dollar itu selalu Reksa Dana Pendapatan Tetap
Pada saat pertama kali ada, memang reksa dana dollar didominasi atau bisa dibilang semuanya adalah reksa dana berbasis pendapatan tetap. Belakangan ini, sudah muncul variasi reksa dana dollar yang baru dari terproteksi, campuran hingga reksa dana dollar berbasis saham. Dengan adanya variasi ini, investor memiliki yang ingin berinvestasi pada reksa dana berbasis dollar memiliki alternatif pilihan yang lebih luas. Bukan hanya reksa dana pendapatan tetap yang konservatif saja.
Total saat ini terdapat 38 reksa dana dollar yang informasinya dipublikasikan di media massa. Dari ke 38 reksa dana tersebut, 2 merupakan reksa dana campuran, 1 reksa dana saham, 14 reksa dana pendapatan tetap, 17 reksa dana terproteksi dan 4 reksa dana penyertaan terbatas.
Harga Reksa Dana Dollar selalu dimulai dari 1000
Kalau yang ini mungkin memang jarang, tapi ada sebagian orang yang menyamakan reksa dana antara mata uang Rupiah dan Dollar. Jika reksa dana saat diterbitkan pertama kali harga reksa dana dollar selalu Rp 1000, maka untuk reksa dana dollar, pada saat pertama kali diterbitkan adalah 1, kecuali untuk reksa dana penyertaan terbatas yang dimulai dari 500.000. Karena perbedaan tersebut, dalam perhitungan unit ketika investor melakukan transaksi jual beli, reksa dana berbasis Rupiah menggunakan pembulatan hingga 4 angka dibelakang koma, sementara reksa dana dollar bisa menggunakan hingga 6 angka dibelakang koma.
Pada tampilan di media massa, memang masih belum seragam. Kebanyakan reksa dana rupiah ditampilkan 2 angka dibelakang koma, sementara untuk reksa dana dollar ada yang 4, ada pula yang 6 angka dibelakang koma. Hal ini juga yang menyebabkan ketika investor menghitung jumlah unit yang dia dapat dengan membagi nilai investasi dan harga koran, bisa sedikit agak berbeda dengan jumlah unit yang tercantum dalam surat konfirmasi.
Mata Uang Reksa Dana Dollar selalu Dollar Amerika Serikat
Secara produk, memang seluruh reksa dana dollar menggunakan Dollar AS sebagai mata uang utama. Namun secara peraturan, sebetulnya mata uang Euro juga diperbolehkan, hanya saja belum ada Manajer Investasi yang mengembangkan reksa dana berbasis mata uang tersebut. Hal ini bisa saja karena mata uang AS masih menjadi mata uang asing yang utama di Indonesia.
Investasi di Reksa Dana Dollar = Investasi Saham / Obligasi Luar Negeri
Karena berbasis mata uang asing, maka secara umum orang beranggapan reksa dana ini akan berinvestasi pada instrumen investasi di luar Indonesia. Pada kenyataannya, anggapan ini kurang tepat. Malahan, kebijakan investasi untuk reksa dana terhadap investasi instrumen di luar Indonesia adalah maksimal sebesar 15% dari total aset reksa dana. Sementara itu, investasi ke satu emiten maksimal hanya 5% dari total aset reksa dana. Dengan kata lain minimal 85% dari investasi reksa dana dollar ditempatkan di instrumen dalam negeri.
Yang menjadi investasi utama dari reksa dana pendapatan tetap berbasis dollar adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang berdomisili di Indonesia, dimana mata uang dari obligasi yang diterbikan adalah US dollar. Untuk jenis reksa dana campuran dan saham yang berbasis dollar, malahan portofolio saham dari kedua reksa dana tersebut mayoritas atau hampir semua terdiri dari saham dalam negeri. Hanya saja, dalam perhitungan NAB/Up, dikurskan lagi ke mata uang US Dollar.
Kurs Reksa Dana Dollar menggunakan Kurs Tengah Bank Indonesia
Pada publikasi reksa dana dollar, seringkali dijumpai reksa dana dollar ditulis 2 kali. Dimana yang pertama dalam mata uang US Dollar dan yang kedua dalam mata uang Rupiah. Hasil perhitungan NAB/Up dalam mata uang Rupiah tersebut dihitung dengan mengalikan kurs tengah BI dengan NAB/Up reksa dana dollar. Pada kenyatannya NAB/Up reksa dana dollar yang dirupiahkan ini sebetulnya tidak memiliki banyak kegunaan, karena pada investor dan bank kustodi hanya mengakui harga dalam bentuk US Dollar.
Meski demikian, reksa dana dollar tidak hanya menggunakan kurs tengah BI, namun juga menggunakan kurs tukar bank kustodian. Ketika reksa dana berinvestasi pada saham atau obligasi yang berbasis Rupiah, maka nilai investasi pada saham dan obligasi tersebut akan di convert ke dollar dengan membagi nilai investasi dalam Rupiah tersebut dengan kurs tukar Bank Kustodian. Kurs ini sama halnya dengan kurs jual beli dalam money changer, hanya saja yang menetapkan kurs ini adalah bank kustodian.
Reksa Dana Dollar Tidak Terpengaruh Risiko Kurs Karena Sudah Berbentuk US Dollar
Ketika mata uang Rupiah – US Dollar bergejolak, logikanya reksa dana yang mata uangnya US Dollar tersebut tidak terpengaruh lagi. Namun fakta bahwa reksa dana dollar boleh berinvestasi pada instrumen berbasis Rupiah, maka fluktuasi kurs mata uang bisa mempengaruhi kinerja reksa dana.
Sebagai ilustrasi, katakan suatu reksa dana dollar yang memiliki dana kelolaan USD 10.000. Reksa Dana tersebut membeli saham senilai Rp 90.000.000. Kurs pada saat pembelian saham adalah Rp 9000 per 1 USD. 2 bulan kemudian, harga saham tidak berubah sehingga secara kinerja seharusnya NAB/Up akan tetap. Namun karena kondisi indonesia membaik, kurs Rupiah menguat dari Rp 9000 per 1 USD menjadi Rp 8000 per 1 USD. Otomatis nilai investasi saham yang nilainya Rp 90 juta tersebut pada saat di convert menjadi USD dibagi 8000 menjadi USD 11.250. Otomatis reksa dana dollar tersebut akan membukukan keuntungan 11.25% (dari 10.000 menjadi 11.250), padahal harga sahamnya tidak mengalami kenaikan.
Sebaliknya ketika harga saham tetap, namun Rupiah melemah ke Rp 10.000 per 1 USD, maka saham yang nilainya Rp 90.000.000 tersebut akan menjadi USD 9.000. Sehingga ketika harga saham tidak berubah, namun kurs melemah, reksa dana dollar akan menunjukkan penurunan / kerugian sebesar 10% (dari 10.000 menjadi 9.000).
Berdasarkan fakta di atas, jadi reksa dana dollar yang berinvestasi di instrumen Rupiah memiliki 2 risiko, risiko penurunan harga dan risiko pelemahan kurs. Tapi jika anda yakin kurs ke depan akan menguat, reksa dana ini bisa memberikan keuntungan ganda dari kenaikan harga dan penguatan kurs. Tinggal melihat apakah karakter reksa dana yang demikian sesuai dengan selera anda.
Investasi Reksa Dana Dollar Harus Memiliki Rekening US Dollar
US Dollar merupakan mata uang yang cukup aneh di Indonesia. Jika anda pernah menukarnya di Money Changer atau bank, pasti anda punya pengalaman dimana uang tersebut harus benar-benar mulus tanpa cacat. Lipatan sekecil apapun akan membuat nilai uang tersebut mengecil atau terkadang ditolak. Padahal di luar negeri, uang USD yang agak lecek juga diterima sebagai alat pembayaran. Untuk itu, menyimpan dalam bentuk fisik dalam jumlah besar rasanya tidak dimungkinkan sehingga kebanyakn orang memiliki rekening USD.
Banyak investor masih punya pemahaman bahwa untuk investasi di reksa dana dollar harus memiliki rekening US Dollar. Padahal kenyataannya tidak, anda bisa berinvestasi di reksa dana dollar sekalipun rekening yang anda punya adalah rekening Rupiah. Risiko dari perbedaan rekening ini hanya pada besarnya biaya dan kurs nilai tukar yang harus anda tanggung.
Sebagai contoh kasus subscription, anda membeli reksa dana dollar. Namun karena belum memiliki dollar, anda mengtransfer dana senilai Rp 100 juta. Yang akan dilakukan adalah Bank tempat anda membuka rekening adalah bank tersebut akan mengconvert uang senilai Rp 100 juta ke dalam USD dengan kurs bank tempat dana ditempatkan, kemudian uang dalam USD tersebut ditransfer ke rekening reksa dana di bank kustodian. Perlu diingat bahwa transfer USD, umumnya dikenakan biaya transfer yang cukup besar, apalagi antar bank yang berbeda.
Kemudian pada kasus redemption, misalnya rekening tujuan redemption nasabah adalah rekening Rupiah. Ketika nasabah melakukan perintah redemption, maka Bank Kustodian akan mengconvert nilai redemption ke Rupiah dengan kurs bank kustodian. Selanjutnya nilai investasi dalam mata uang Rupiah tersebut baru ditransfer ke rekening Rupiah milik nasabah reksa dana dikurangi biaya transfer, namun umumnya biaya transfer Rupiah jauh lebih kecil dibandingkan transfer dollar.
Cara untuk menghemat biaya transfer dan risiko kurs ini adalah dengan membuka rekening dollar pada bank yang sama dengan bank kustodian reksa dana. Meski demikian, ketentuan ini belum tentu berlaku di semua reksa dana dollar, apalagi sejak awal, agen penjual atau Manajer Investasi sudah mengharuskan nasabah memiliki rekening USD di bank tertentu sebelumnya.
Demikian artikel ini, semoga bisa membuka pandangan anda tentang reksa dana dollar dan bisa membuat industri ini semakin berkembang.
Penyebutan produk investasi (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

Tinggalkan Balasan ke A Malik Batalkan balasan