Waktu berjalan amat cepat. Tanpa terasa kita sudah berada di semester II tahun 2012 ini. Bagaimana dengan kinerja reksa dana di tahun ini? Dan jenis Reksa Dana mana yang diperkirakan akan menjadi jawara?
Secara umum, kondisi reksa dana hingga bulan Agustus 2012 hampir tidak terlalu berbeda dengan kondisi reksa dana pada tahun 2011. Pergerakan saham yang melaju tinggi dan menembus rekor namun tidak disertai dengan “nafas” yang kuat, alhasil meski sudah naik tinggi tingkat return untuk reksa dana saham kembali turun. Beberapa reksa dana saham bahkan merugi. Kalaupun ada yang membukukan keuntungan, tidak sebesar seperti pada tahun 2009 – 2010. Alhasil, tidak sedikit investor yang kecewa dengan kinerja reksa dana saham dalam 1-2 tahun belakangan ini.
Pada tahun 2011, rata-rata reksa dana pendapatan tetap adalah sekitar 12.32%. Beberapa reksa dana pendapatan tetap bahkan ada yang mampu membukukan tingkat return di atas 20%, terutama yang berbasis obligasi pemerintah jangka panjang. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata reksa dana saham dan campuran yang berada di level -0.25% dan 2.57% pada tahun 2011.
Tahun ini, reksa dana pendapatan tetap kembali menjadi kejutan karena tetap menjadi jawara dibandingkan jenis reksa dana lainnya. Sebagai informasi, kinerja 1 tahun terakhir per 16 Agustus 2012 untuk reksa dana pendapatan tetap adalah 8.66%, bandingkan dengan saham yang 1.58% dan campuran 3.26%. Padahal dengan ekspektasi kenaikan BBM pada awal tahun dan tingkat yield obligasi pemerintah yang sudah turun cukup signifikan pada tahun lalu, kenaikan harga obligasi yang tinggi benar-benar di luar dugaan. Pengendalian tingkat inflasi yang cukup berhasil hingga semester I, menjadi salah satu faktor utama yang mendukung baiknya kinerja reksa dana pendapatan tetap pada tahun ini.
Reksa Dana Campuran adalah jenis reksa dana yang secara konsisten, peringkat returnnya berada di antara reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap. Pada tabel di bawah, bisa dilihat secara konsisten, peringkat return untuk reksa dana campuran selalu berada di peringkat 2 selama 6 tahun terakhir. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa reksa dana campuran adalah reksa dana yang komposisi obligasi dan sahamnya berimbang, sehingga menghasilkan produk dengan tingkat return dan risiko yang moderat bagi investor.
Reksa Dana Campuran bukanlah reksa dana yang secara konsisten melakukan market timing karena memanfaatkan kebijakan alokasinya yang fleksibel. Pada kenyataannya, memang ada beberapa produk reksa dana campuran yang dipersepsikan seperti demikian oleh investor, namun harus diingat bahwa dari data 6-7 tahun terakhir, focus reksa dana campuran adalah pada alokasinya yang berimbang, bukan pada kemampuan market timingnya. Jika memang ada reksa dana campuran yang berfokus pada kemampuan market timing, maka ada kemungkinan pada tahun-tahun tertentu, peringkat return untuk jenis reksa dana ini yang nomor 1.
Berdasarkan waktu yang tersisa yang sekitar 4 bulan lagi, masih ada kesempatan bagi Indeks Reksa Dana Saham untuk menjadi jawara berdasarkan peringkat return. Syaratnya, Window Dressing pada akhir tahun ini, IHSG bisa memberikan kenaikan yang signifikan setidaknya kenaikan 10% – 15% dari posisi saat ini dan para Manajer Investasi memanfaatkan momentum tersebut untuk memaksimalkan kinerja reksa dananya.
Namun jika window dressing tahun ini tidak mampu memberikan tingkat kenaikan yang signifikan, maka niscaya jenis reksa dana pendapatan tetap akan tetap menjadi jawara melanjutkan kejayaan tahun sebelumnya. Tingginya tingkat inflasi belakangan ini akibat kenaikan harga komoditas, pelemahan kurs, defisit transaksi berjalan, berkurangnya devisa dan kenaikan tingkat FASBI (Fasilitas Simpanan Bank Indonesia) dari 3.75% menjadi 4% bisa menjadi faktor yang menghambat tingkat return reksa dana pendapatan tetap. Jadi, meski jawara sekalipun, rasa-rasanya tingkat return reksa dana ini tidak akan sebaik tahun sebelumnya.
Reksa Dana Campuran sendiri, sepertinya akan tetap mengulangi kebiasaan tahun-tahun sebelumnya dengan tetap menjadi “Si Nomor 2”. Meski demikian, jenis reksa dana ini menurut saya sangat menarik karena pada saat kinerja IHSG sedang kurang baik seperti pada tahun 2008, 2011 dan 2012, jenis reksa dana ini mampu memberikan tingkat return di atas reksa dana saham. Jadi meski nomor 2, tidak selalu returnnya di bawah saham.
Dengan melihat tabel di atas, sebetulnya dari sisi risiko, jenis reksa dana pendapatan tetap bisa dikatakan yang terbaik karena selalu memberikan keuntungan dalam 6-7 tahun terakhir, terlepas dari seburuk apapun kondisi pasarnya. Sementara reksa dana saham ibarat pedang bermata dua, memotong dengan tajam saat pasar sedang bagus, melukai tangan sendiri saat pasar sedang kurang bagus. Idealnya adalah memiliki portofolio yang terdiversifikasi yang terdiri dari beberapa jenis reksa dana dengan alokasi yang disesuaikan dengan profil risiko masing-masing.
Demikian tulisan kali ini saya sampaikan, semoga bermanfaat kepada anda semua. Selamat Hari Raya Lebaran bagi yang merayakan, Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Penyebutan produk investasi (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.


Tinggalkan Balasan ke Rudiyanto Batalkan balasan