Beta adalah konsep yang sangat umum dalam investasi. Bisa digunakan pada investasi saham begitu pula juga dengan investasi reksa dana. Kegunaannya juga banyak, mulai dari menilai seberapa berisiko suatu saham / reksa dana, mengevaluasi apakah reksa dana tersebut bagus atau tidak, sampai pada memprediksi berapa return yang akan dihasilkan oleh instrumen tersebut pada masa yang akan datang. Capital Asset Pricing Model (CAPM) adalah konsep yang menggunakan beta dalam perumusannya.
Tidak ada yang berbeda dari cara perhitungan beta saham dan beta reksa dana. Pembahasan mengenai beta juga pernah saya bahas dalam artikel terdahulu. Meski demikian, tidak ada teori yang sempurna, demikian pula dengan teori beta. Oleh karena itu, sebelum menggunakan menggunakan beta, sebaiknya kita memahami kelemahannya.
Secara umum, menurut saya ada beberapa kelemahan dalam konsep beta antara lain:
1. Tidak Ada Standarisasi Periode dan Pecahan Data Dalam Pengukuran Beta.
Selama ini, penggunaan beta sangat subjektif. Sebab tidak ada standarisasi yang jelas apakah beta tersebut dihitung dari data 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun atau 10 tahun terakhir. Tidak juga disebutkan data yang digunakan, apakah itu harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Tiadanya standar menyebabkan ketika kita mendapatkan informasi beta dari 2 sumber yang berbeda, menjadikan angka tersebut tidak bisa dibandingkan satu sama lain.
Mengacu kepada publikasi fund fact sheet reksa dana di luar negeri dan website financial internasional seperti bloomberg, reuters, dan morningstar, umumnya beta yang digunakan adalah beta 3 tahun terakhir dengan data bulanan. Meski demikian, umumnya selain beta 3 tahun, juga ditampilkan informasi lebih dari 3 tahun seperti 5 dan 7 tahun. Penggunaan 3 tahun disebabkan karena jumlah data bulanan yang sudah lebih dari 30 sehingga dianggap valid secara statistik. Namun sekali lagi, tidak ada standarisasi internasional yang berlaku untuk teori ini.
2. Multiperiod Beta
Adalah istilah dalam teori investasi yang menyebutkan bahwa nilai beta sebenarnya berfluktuasi dari waktu ke waktu. Misalkan anda menghitung beta saham Astra Internasional (ASII) periode 3 tahun terhadap IHSG dari tahun 2007 – 2010 akan berbeda jika diukur dari periode 2010 – 2013. Sebagai contoh, berikut ini adalah fluktuasi nilai beta yang saya ukur dengan menggunakan contoh saham ASII dan IHSG dari tahun 2001 hingga 2013. Hasil yang saya peroleh sebagai berikut
3. Tidak bisa digunakan untuk seluruh saham
Konsep beta mengukur risiko atau memprediksi perubahan harga saham terhadap perubahan benchmark yang menjadi acuannya. Dalam kasus saham di Indonesia, benchmark yang dijadikan sebagai acuan adalah IHSG. Namun, dalam beberapa kasus, ada saham-saham tertentu yang pergerakannya ternyata tidak berhubungan dengan arah pasar sama sekali sehingga penggunaan beta akan menjadi kurang efektif.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan IHSG terhadap perubahan harga saham, maka digunakan suatu indikator yang disebut dengan R-Square. R-Square adalah angka korelasi antara saham dengan benchmark yang dikuadratkan. Misalkan angka R Square adalah 75%, artinya 75% dari pergerakan harga suatu saham dipengaruhi oleh IHSG dan sisanya 25% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Semakin besar R-Square semakin efektif penggunaan beta dan sebaliknya.
Berikut ini adalah R-Square historis dari saham ASII, Delta Jakarta (DLTA) dan BUMI Resources (BUMI), yang merepresentasikan saham yang aktif dalam perdagangan, saham yang kurang aktif, serta saham yang pergerakannya fluktuatif.
Contoh di atas menunjukkan beberapa saham memiliki R-Square yang kecil sehingga penggunaan beta tidak efektif. Selain itu, sama seperti beta, nilai R-Square dapat berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Demikian artikel kali ini, semoga dapat memberikan manfaat bagi anda semua. Terima kasih
Penyebutan produk investasi (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.


Tinggalkan komentar