Tahun 2014 yang baru saja berlalu merupakan tahun yang cukup baik bagi para investor reksa dana jika dilihat dari besaran tingkat return yang dihasilkannya. Bagi pelaku bisnis, tahun 2014 juga merupakan tahun yang cukup baik karena secara industri dana kelolaan menunjukkan pertumbuhan. Situasi agak berbeda dibandingkan tahun 2013 yang pada dasarnya tingkat return stagnan begitu pula dengan dana kelolaan industri.
Situasi yang kondusif ini memunculkan reksa dana Trillion Club (T-Club) yang baru. Buat anda yang belum tahu, reksa dana Trillion Club ini adalah reksa dana yang dana kelolaannya mencapai Rp 1 Triliun. Bagi Manajer Investasi, angka Rp 1 Triliun merupakan semacam milestone. Sebab untuk mencapai angka tersebut tidak mudah, apalagi bagi Manajer Investasi lokal. Tidak cukup hanya dengan kinerja yang bagus dan konsisten saja, tapi juga harus diimbangi dengan usaha pemasaran yang tidak mengenal lelah. Belum lagi dengan kompetisi yang semakin sengit karena Manajer Investasi baru bermodal besar terus bermunculan dari waktu ke waktu.
Untuk reksa dana saham yang mencapai T-Club, akan muncul tantangan baru lagi. Sedikit banyak investor akan memiliki anggapan bahwa kinerjanya yang baik pada saat dana kelolaannya kecil belum tentu mampu terulang lagi ketika dana kelolaannya besar. Tekanan Manajer Investasi untuk mengulang kinerja yang baik menjadi semakin besar, dan kalaupun gagal belum tentu dana kelolaan menjadi penyebab. Sebab baik buruknya hasil terkadang lebih banyak dipengaruhi strategi investasi. Ketika strategi yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi pasar, mau dana kelolaan besar atau kecil tetap saja bisa underperform. Untuk perbandingan kinerja reksa dana saham yang masuk T-Club dan tidak, bisa anda baca di referensi artikelnya di Trillion Club vs Billion Club.
Nah, di awal tahun 2015 ini, reksa dana mana saja yang masuk dalam kategori Trillion Club? Pada pembahasan kali ini, saya tidak hanya menampilkan reksa dana saham saja, tetapi juga reksa dana pasar uang, pendapatan tetap dan campuran.
Daftar Reksa Dana Trillion Club Berdasarkan Dana Kelolaan Akhir Desember 2014
Sumber : Infovesta.com, diolah
Per tanggal 30 Desember 2014, terdapat 44 reksa dana T-Club yang terdiri dari 6 reksa dana pasar uang, 8 reksa dana pendapatan tetap, 3 reksa dana campuran dan 27 reksa dana saham. Hal ini juga sejalan dengan perubahan fokus investor dimana dari tahun 1996 – 2005 adalah di reksa dana pendapatan tetap. Pada waktu itu, investor masih belum begitu paham tentang reksa dana sehingga profil risiko amat konservatif. Pilihannya adalah reksa dana yang bisa memberikan hasil lebih baik daripada deposito dengan tingkat risiko yang tidak terlalu berbeda jauh. Pilihan akhirnya jatuh pada jenis reksa dana pendapatan tetap, sebab pemerintah juga memberikan fasilitas bebas pajak sehingga membeli obligasi melalui reksa dana lebih menguntungkan. Pada masa itu, jumlah reksa dana pendapatan tetap yang masuk ke T-Club lebih banyak dari sekarang.
Kemudian pada tahun 2005, terjadi krisis pada reksa dana pendapatan tetap yang menyebabkan investor beralih dari reksa dana pendapatan tetap ke reksa dana terproteksi. Fasilitas bebas pajak yang hingga sekarang menjadi diskon pajak juga turut mendukung perkembangan reksa dana terproteksi. Bagi investor perorangan, reksa dana terproteksi menawarkan fitur seperti deposito dan memberikan tingkat return yang lebih besar. Bagi investor institusi, menitipkan obligasi yang dimiliki pada reksa dana terproteksi lebih menguntungkan daripada berinvestasi langsung pada obligasi karena fasilitas pajak tersebut. Untuk reksa dana terproteksi, memang ada 3 produk yang masuk dalam T-Club. Namun sengaja tidak saya tampilkan karena reksa dana ini umumnya hanya bisa dibeli pada awal penawaran dan memiliki “Waktu Jatuh Tempo”. Sehingga tidak bisa diukur apakah dia bisa mempertahankan status T-Club di masa yang akan datang.
Seiring dengan perjalanan waktu, reksa dana saham semakin mendapat perhatian. Di tahun 2006 dan 2007, reksa dana saham mengalami pertumbuhan yang signifikan seiring dengan kenaikan IHSG yang mencapai puluhan persen. Meski mengalami koreksi besar pada tahun 2008, reksa dana saham pulih dengan cepat pada tahun 2009. Beberapa reksa dana saham bahkan mencatat keuntungan ratusan persen di tahun tersebut. Tingkat return yang tinggi ini kemudian bertahan di tahun 2010. Meski 2011 – 2013, return saham tidak terlalu bagus, investor yang sempat menikmati return tinggi pada tahun-tahun sebelumnya sudah mulai memahami risiko dan cara kerja reksa dana saham. Pada tahun 2014, reksa dana saham kembali mencatat rata-rata return di atas 20%, hal ini membuat masyarakat semakin memahami cara kerja reksa dana saham.
Dari sisi profitabilitas bagi perusahaan pengelola, reksa dana saham menawarkan tingkat profitabilitas paling tinggi. Oleh karena itu, berbagai Manajer Investasi dan Agen Penjual berlomba-lomba membuat dan menawarkan jenis produk tersebut. Tren ini kemungkinan akan bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga jenis reksa dana saham untuk 5 tahun ke depan saya perkirakan akan tetap menjadi penyumbang T-Club terbanyak.
Untuk jenis reksa dana pasar uang, terus terang cukup di luar dugaan saya karena T-Clubnya cukup banyak. Memang ada satu-dua reksa dana tersebut yang sepengetahuan saya, dananya merupakan berasal dari internal perusahaan. Namun beberapa reksa dana lain benar-benar merupakan kumpulan dana dari masyarakat luas. Memasarkan reksa dana pasar uang itu cukup sulit, karena selain returnnya yang tidak terlalu tinggi dan profitabilitas yang amat tipis, produk ini juga bersaing dengan deposito. Agen Penjual yang berasal dari bank kemungkinan akan sedikit ragu memasarkan produk tersebut karena menjadi kanibal dengan produk perbankan sendiri. Keberhasilan dari beberapa Manajer Investasi yang mencetak T-Club dari jenis reksa dana pasar uang ini merupakan prestasi yang patut dibanggakan.
Ada lagi 1 jenis reksa dana yang memiliki T-Club tapi tidak saya masukkan yaitu jenis reksa dana ETF. ETF atau Exchange Traded Fund adalah reksa dana yang bisa diperdagangkan di bursa. Saat ini terdapat 2 jenis ETF yaitu ETF saham dan ETF obligasi. ETF saham berdasarkan data belum ada yang masuk dalam T-Club. Satu-satunya yang masuk adalah ETF Obligasi, namun berhubung reksa dana ini hanya dikhususkan untuk suatu investor institusi tertentu saja maka tidak saya masukkan.
Bagi Manajer Investasi, Agen Penjual dan Investor yang produknya kebetulan belum masuk dalam T-Club ini tidak perlu berkecil hati. Untuk bisa masuk dalam kategori ini, memang dibutuhkan kerja keras, konsistensi, upaya pemasaran yang tidak mengenal lelah dan yang paling penting adalah “Waktu”. Dengan terus mempertahankan kinerja dan pelayanan yang baik, masuk ke T-Club adalah masalah cepat dan lambat saja. Meminjam istilah Warren Buffet :

Demikian sharing kali ini, semoga bermanfaat bagi anda semua. Semoga semakin banyak reksa dana di Indonesia yang bergabung ke T-Club tahun ini.
Penyebutan produk investasi (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.
Facebook : https://www.facebook.com/rudiyanto.blog
Twitter : https://twitter.com/Rudiyanto_zh
Sumber Gambar : Istockphoto dan Warren Buffet Quotes
Sumber Data : http://www.infovesta.com

Tinggalkan Balasan ke jonball Batalkan balasan