Sumber : Koran Kontan Harian Edisi 30 November 2015
Window Dressing adalah salah satu fenomena di pasar modal, dimana menjelang akhir tahun atau tepatnya pada bulan Desember harga saham cenderung naik. Penyebab kenaikan saham ini bisa dari emiten (perusahaan) yang menggenjot target penjualan agar pelaporan akhir tahun terlihat bagus. Window Dressing bisa juga berasal aksi manajer investasi yang memborong saham dengan harapan harga bisa naik. Karena aksi memborong saham ini dilakukan juga oleh banyak manajer investasi lainnya, maka permintaan meningkat dan harga saham naik.
Window Dressing sendiri adalah anomali, karena harga saham yang benar adalah yang mencerminkan kinerja fundamental perusahaan. Tidak ada ketentuan harus naik atau turun di bulan apa, tapi karena terjadi secara terus menerus makanya disebut anomali (keanehan).
Apakah Window Dressing terjadi pada saham di Indonesia? Berapakah besaran returnnya? Apakah hal yang sama juga terjadi pada reksa dana? Berikut statistiknya
Dari periode 14 tahun terakhir (2001 – 2014), window dressing yang didefinisikan sebagai harga instrumen investasi membukukan return positif pada bulan desember terjadi di IHSG, rata-rata pendapatan tetap, rata-rata reksa dana campuran dan rata-rata reksa dana saham kecuali pada rata-rata reksa dana saham di tahun 2001. Pada tahun desember 2001, return rata-rata reksa dana saham membukukan kinerja -0.65%, baru selanjutnya selalu positif hingga tahun 2014.
Rata-rata reksa dana sendiri dihitung dengan menggunakan Infovesta Fixed Income Fund Index, Infovesta Balanced Fund Index dan Infovesta Equity Fund Index. Secara rata-rata berikut ini statistik Window Dressing untuk periode 2001 – 2014 adalah sebagai berikut :
Melihat data di atas, kemungkinan fenomena ini akan kembali terjadi tahun ini, dimana return IHSG dan reksa dana positif pada bulan Desember. Berdasarkan data ini, kita juga dapat membuat prediksi sederhana untuk IHSG pada akhir tahun. Katakanlah per 30 November 2015 ini IHSG ditutup di level 4520. Dengan rata-rata return 5 tahun terakhir 2.13% berarti IHSG mungkin akan naik sekitar 96 point. Sementara menggunakan rata-rata 14 tahun, berarti IHSG mungkin akan naik sekitar 207 point. Jadi, berdasarkan fenomena window dressing, maka IHSG kemungkinan akan berkisar antara 4616 – 4727 di akhir tahun ini.
Semoga artikel ini bermanfaat
Penyebutan produk investasi (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.
Facebook : https://www.facebook.com/rudiyanto.blog
Twitter : https://twitter.com/Rudiyanto_zh
Sumber Gambar : Kontan E-Paper





Tinggalkan komentar