Evaluasi Strategi Investasi 2015 : Sekaligus vs Berkala vs Aset Alokasi

Alternatif Strategi Investasi

Tidak terasa dalam hitungan hari kita sudah mau memasuki tahun 2016. Tahun ini bisa dibilang merupakan tahun yang tidak menyenangkan bagi para investor reksa dana. Tercatat dari awal tahun hingga 18 Desember, rata-rata reksa dana saham dan reksa dana campuran secara nasional masing-masing rugi -17% dan -8%. Rata-rata reksa dana pendapatan tetap memang menguntungkan tapi kurang dari 3%, hanya rata-rata reksa dana pasar uang yang kinerjanya sesuai dengan harapan karena rata-rata return-nya di atas 6%. Dalam kondisi demikian, saya yakin banyak dari nilai investasi teman-teman yang nilainya negatif.

Jika kinerja rata-rata reksa dana sudah demikian, maka kinerja reksa dana tentu tidak berbeda jauh. Ada yang returnnya di atas rata-rata dalam artiannya rugi tapi ruginya lebih sedikit, ada pula yang ruginya sama atau bahkan lebih dalam dibandingkan rata-rata yang ditunjukkan di atas. Perbedaan kinerja ini disebabkan karena masing-masing reksa dana memiliki kebijakan dan strategi investasi yang berbeda-beda

Kinerja investor, meski berinvestasi pada reksa dana yang sama juga bisa berbeda antara investor yang satu dengan investor lainnya. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan strategi investasi yang digunakan oleh masing-masing investor. Sebagaimana dalam pembahasan Memilih Strategi Investasi, strategi investasi konvensional yang umumnya digunakan adalah Investasi Sekaligus (Lump Sum), Investasi Berkala (Autodebet) dan Aset Alokasi (Asset Allocation). Bagaimana evaluasi kinerja investor pada tahun 2015 menggunakan ketiga strategi di atas?

Untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja tersebut, kita akan menggunakan contoh nyata dengan menggunakan reksa dana Panin Asset Management dan kalkulator finansial yang tersedia pada www.panin-am.co.id. Penggunaannya adalah sebagai berikut :

  1. Strategi Investasi Sekaligus – Panin Dana Prima periode 31 Desember 2014 – 18 Desember 2015 dengan Fee in 2% senilai Rp 100 juta
  2. Strategi Investasi Berkala – Panin Dana Prima setiap tanggal 1 selama 12 bulan dari Januari 2015 – Desember 2015 dengan fee in 1% senilai Rp 8.333.333 per bulan. Hasil investasi dijual pada 18 Desember 2015
  3. Strategi Aset Alokasi – Rp 50 juta Panin Dana Prima dengan fee 2% dan Rp 50 juta Panin Dana Likuid dengan fee 0% periode 31 Desember 2014 – 18 Desember 2015

Berdasarkan simulasi hasil dari ketiga strategi adalah sebagai berikut :

Strategi Investasi Sekaligus Panin Dana Prima

Panin Dana Prima Sekaligus

 

Strategi Investasi Berkala Panin Dana Prima

Panin Dana Prima Berkala

 

Strategi Investasi Aset Alokasi Panin Dana Prima dan Panin Dana Likuid

Panin Dana Prima Aset Alokasi

Panin Dana Likuid Aset Alokasi
Hasil dari ketiga strategi jika di rekap adalah sebagai berikut

Pilihan Strategi dengan modal awal Rp 100 juta Hasil Investasi per 18 Desember 2015
Investasi Sekaligus – Panin Dana Prima 78,429,506
Investasi Berkala – Panin Dana Prima 92,233,547
Aset Alokasi – Panin Dana Prima + Panin Dana Likuid 39,214,753 + 53,167,667 = 92,382,420

Berdasarkan perbandingan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  • Investor yang menerapkan strategi berkala dan aset alokasi (50% reksa dana saham : 50% reksa dana pasar uang) membukukan kerugian yang lebih kecil dibandingkan investor yang menggunakan strategi investasi sekaligus
  • Dalam kondisi pasar sedang negatif, strategi investasi berkala dan aset alokasi dapat mengurangi tingkat risiko hingga lebih dari setengahnya jika dibandingkan strategi aset alokasi
  • Perhitungan di atas telah memasukkan asumsi biaya masuk 2% untuk investasi sekaligus, 1% untuk investasi berkala dan 0% untuk reksa dana pasar uang

Apa yang dapat kita pelajari dari evaluasi di atas? Strategi investasi sekaligus adalah strategi yang menghasilkan return paling tinggi dalam jangka panjang, namun ketika kondisi sedang turun, risikonya juga paling besar. Salah satu cara untuk meminimalkannya adalah dengan melakukan investasi berkala dengan cara membagi uang masuk dalam beberapa kesempatan. Dengan demikian ketika harga turun, investor tetap bisa melakukan pembelian.

Alternatif lain, investor tetap dapat melakukan investasi sekaligus tapi membaginya ke dalam beberapa jenis reksa dana yang memiliki profil risiko berbeda. Misalnya reksa dana saham dengan reksa dana campuran, pendapatan tetap dan pasar uang. Dengan demikian ketika kondisi pasar turun, investor tetap berkesempatan membeli di harga yang murah karena dapat menggunakan reksa dana yang masih membukukan keuntungan.

Apapun strategi yang digunakan, tidak ada jaminan investor selalu bisa untung ketika pasar mengalami penurunan. Dengan demikian tujuan dari penerapan strategi investasi adalah untuk meminimalkan tingkat risiko.

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.

Penyebutan produk investasi  (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

Facebook : https://www.facebook.com/rudiyanto.blog

Twitter : https://twitter.com/Rudiyanto_zh

Sumber Gambar : http://www.panin-am.co.id

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s