Apakah punya Rp 200 juta lantas kita sudah bebas secara finansial alias Financial Freedom? Tidak.. Tapi dengan memiliki Rp 200 juta setidaknya kita akan memiliki modal yang cukup, apakah mau mempersiapkan pernikahan, DP rumah / apartement yang sederhana, atau bahkan modal membuka usaha yang baru. Pertanyaannya kalau baru bekerja dan mendapat gaji UMR apakah target dana tersebut bisa tercapai ?
Jika anda bertanya mengapa Rp 200 juta? Mengapa bukan Rp 1 M, Rp 500 juta atau Rp 100 juta? Terus terang artikel yang saya baca di Straits Times Singapore berikut ini memberikan inspirasi bagi saya. Judulnya “is it possible to have 100k by 30?” http://www.straitstimes.com/singapore/is-it-possible-to-have-100k-by-30
Artikel ini membahas kegalauan penduduk Singapura akan kondisi finansial mereka di masa mendatang. Pada dasarnya, ada semacam pandangan bahwa untuk bisa mencapai angka tersebut, hanya mereka yang bekerja di investment banking atau dunia keuangan saja yang mampu mencapai angka ini. Bagi penduduk kebanyakan adalah hampir tidak mungkin.
Saya tertarik untuk membuat penelitian serupa di Indonesia, namun karena kondisi penghasilan yang jauh berbeda antara Indonesia dan Singapura, maka angkanya akan saya sesuaikan. Untuk Indonesia, khususnya Jakarta menurut saya perbandingan dengan Singapore adalah 1 : 5. Jadi jika di sana SGD 100.000 atau Rp 1 M, maka kurang lebih setara dengan Rp 200 juta disini.
Sebagai gambaran, secara umum, lulusan S-1 di Singapura biasanya mendapat penghasilan pertamanya di sekitar SGD 3000. Lulusan di bidang kedokteran, teknik dan keuangan mungkin bisa lebih tinggi. Atas pendapatan tersebut, selanjutnya sebesar 20% harus disimpan di Central Provident Fund – CPF atau BPJS Tenaga Kerjanya Singapura sehingga tersisa SGD 2400. Dengan kurs SGD = 10.000 = Rp 24 juta per bulan. Dalam 1 tahun, termasuk gaji ke 13 (THR), pekerja di Singapura berpotensi menerima hingga 15 kali gaji termasuk gaji 2 bulan bonus tahunan.
Untuk bonus akan saya kesampingkan karena perusahaan di Indonesia sangat beragam. Ada yang bisa kasih bonus beberapa bulan gaji, ada juga bisa sampai beberapa tahun gaji tergantung keuntungan perusahaan. Tapi ada juga yang tidak memberikan sama sekali karena lebih berbasis komisi. Namun perkiraan saya, bonus 1-2 bulan gaji seharusnya cukup umum di Indonesia. Untuk kota besar seperti Jakarta, perkiraan saya untuk lulusan S-1 seharusnya bisa mendapatkan gaji sekitar 4-5 juta per bulan. Jadi perbandingannya antara Jakarta dan Singapura adalah Rp 4-5 juta per bulan vs Rp 24 juta per bulan atau sekitar 1 banding 5.
Tentu angka ini tidak semua, ada yang dapatnya pas UMR yaitu untuk Jakarta di tahun 2016 ini adalah Rp 3.100.000. Tapi jangan lupa di Indonesia porsi tunjangan cukup banyak seperti uang makan, uang pulsa dan sebagainya. Di Indonesia juga ada BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan serta nanti BP Perumahan (Tapera) yang potongannya juga bisa mencapai 18 – 20%. Dan untuk pekerja dengan gaji UMR, biasanya porsi ini ditanggung semua oleh pemberi kerja.
Di Singapura sekalipun, yang mendapatkan gaji di bawah SGD 3000 (gross) juga sudah pasti ada. Sebagai contoh, karena saya warga Batam yang sangat dekat dengan Singapura, tahu bahwa banyak warga Batam yang merantau bekerja di sana. Namun sebagai pendatang, umumnya jenis pekerjaan yang diperoleh berkisar antara 1500 – 1800 SGD. Ada juga yang hanya ratusan, tapi ditanggung tempat tinggalnya. Tentu, buat yang sukses dengan gaji 5rb – 6rb hingga puluhan ribu juga sudah pasti ada.
Jika sudah mengerti darimana angka Rp 200 juta berasal, maka mari kita fokus ke bagaimana mencapainya dengan standar gaji UMR. Katakanlah orang lulus S-1 di usia 21 tahun dan mulai mendapatkan pekerjaan di usia 22 tahun. Maka dia punya waktu 9 tahun yaitu dari usia 22 hingga 30 untuk mempersiapkan Rp 200 juta tersebut. Pertanyaannya, apakah mungkin?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut saya akan membuat simulasi dengan menggabungkan Teori 10 – 20 – 30 – 40 Dalam Pengelolaan Keuangan. Sebagai gambaran pekerja menabung 20% dari penghasilannya setiap bulan. Kemudian untuk THR atau gaji ke 13 di tabung seluruhnya. Untuk kenaikan gaji saya menggunakan asumsi konstan 8% per tahun.
Angka kenaikan ini saya peroleh berdasarkan peraturan pemerintah tentang ketentuan kenaikan UMR setiap tahun yang sebesar inflasi + pertumbuhan ekonomi. Dengan asumsi inflasi sekitar 4% +/- 1 dan pertumbuhan ekonomi 5%, maka saya menggunakan 8%. Setiap tahun, ketika gaji naik, maka yang ditabung tetap 20% dari gaji sehingga porsi tabungan naik secara proporsional. Untuk UMR, tetap ditabung seluruhnya. Untuk hasil pengembangan investasi di tabungan diasumsikan net 4% per tahun.
Hasil simulasinya adalah sebagai berikut :
Skenario 1 – 13x Gaji dan Hasil Pengembangan 4% Per Tahun
|
Cara Membaca Tabel: Usia : Usia mulai bekerja, menabung dan digunakan untuk menghitung hasil pengembangan Untuk usia 23, berarti waktu yang digunakan adalah pengkat 7 (30 – 23) |
Jika hanya disimpan di bawah bantal saja, maka hasil dari menabung 20% pendapatan tiap bulan dan 100% THR (bonus 1x gaji), maka di usia 30 tahun seharusnya pekerja akan punya simpanan Rp 131 juta. Namun jika ditabung di bank dengan bunga net 4% per tahun, maka hasil pengembangannya akan menjadi Rp 151 juta. Well.. memang tidak mencapai Rp 200 juta, tapi selisihnya juga sudah tidak terlalu jauh.
Dan untuk anda tahu, orang dengan 5 kali gaji UMR sekalipun belum tentu bisa punya Rp 150 juta ketika usianya 30 tahun. Kalau punya utang Rp 150 juta saya percaya. Sebagaimana yang sering saya dengar, di Jakarta itu HIDUP tidak mahal, tapi yang mahal itu GAYA HIDUPnya. Dan ketika yang menguasai pikiran kita adalah Keinginan dan bukan Kebutuhan, maka berapapun gajinya tidak akan cukup dan akan terlilit utang.
Simulasi di atas mengasumsikan bahwa anda hanya mendapatkan gaji 13 kali dalam 1 tahun. Bagaimana jika 14 kali gaji karena ada bonus tahunan? Simulasinya sebagai berikut
Skenario 2 – 14x Gaji dan Hasil Pengembangan 4% Per Tahun
Ternyata karyawan yang setahun menerima 14 kali gaji, tetap tidak bisa mencapai Rp 200 juta walaupun sudah sangat mendekati yaitu Rp 196 juta. Jika menabung saja tidak cukup, berarti kita harus mulai memikirkan investasi. Ok, tidak perlu reksa dana saham yang risikonya tinggi. Katakanlah investasinya pada reksa dana pendapatan tetap atau campuran yang risikonya relatif rendah atau moderat. Untuk asumsi return, katakanlah 10%. Maka hasil simulasinya sebagai berikut :
Skenario 3 – 13x Gaji dan Hasil Pengembangan 10% Per Tahun
Skenario 4 – 14x Gaji dan Hasil Pengembangan 10% Per Tahun
Dengan hasil pengembangan yang lebih tinggi yaitu asumsi 10%, untuk skenario 14 kali gaji sudah melebihi target Rp 200 juta. Sementara untuk skenario 13x gaji meskipun lebih tinggi namun belum cukup. Meski demikian, saya yakin skenario yang lebih masuk untuk kebanyakan kalangan pekerja adalah skenario 4.
Ok, memang tidak semua perusahaan memberikan 14 x gaji, namun saya percaya di luar gaji pokok masih ada tunjangan dan pendapatan dari komisi buat yang kerjanya marketing. Ada juga insentif dalam bentuk training sehingga kita bisa meningkatkan kemampuan dan mempercepat promosi atau penjualan. Kalau yang pekerjaannya back office memang tidak komisi, tapi mungkin ada bonus berdasarkan kinerja perusahaan.
Nah, kalau yang gajinya UMR saja bisa punya Rp 200 juta sebelum usia 30 tahun, saya yakin para pembaca disini dengan penghasilan di atas UMR tentu akan lebih mudah bukan?
Mungkin ada yang berpendapat kalau gaji UMR untuk hidup satu bulan saja sudah sulit, bagaimana mungkin mau menabung 20%? Kalau menurut saya persoalan kebutuhan hidup di Jakarta atau kota besar di Indonesia adalah persoalan pilihan hidup. Kalau kita tetap mau hang out tiap minggu, punya kebiasaan yang boros seperti merokok, ngemil fast food, atau bahkan belanja, dan lebih mengutamakan keinginan daripada kebutuhan, maka berapapun gajinya tidak cukup.
Tapi saya mengakui bahwa untuk yang merantau sehingga harus bayar uang kost mungkin agak berat. Karena selain biaya sewa ada lagi biaya yang wajib seperti cuci baju, listrik dan air dan sebagainya. Namun saya percaya bahwa dimana ada kemauan disitu ada jalan. Kost juga ada yang murah dan kalau kontrak dan tinggal bersama teman2, malahan bisa jauh lebih murah. Dan yang paling penting, tidak ada satupun dari kita mau gaji UMR terus-terusan bukan?
Jadi jika merasa tidak cukup, jangan khawatir, anggap saja itu tanda-tanda alam yang ingin memberitahu kita untuk bekerja lebih keras lagi.
Demikian, semoga artikel ini bermanfaat. Silakan sampaikan pendapat anda juga apakah perhitungan di atas realistis bagi anda atau tidak.
Penyebutan produk investasi (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.
Facebook : https://www.facebook.com/rudiyanto.blog
Twitter : https://twitter.com/Rudiyanto_zh
New Blog : www.ReksaDanaUntukPemula.com
Sumber Gambar : Istockphoto





Tinggalkan Balasan ke Rizvan Batalkan balasan