Efek Pilpres 1 Putaran yang positif untuk pasar modal tampaknya sudah reda.
Meski masih dalam tren kenaikan, IHSG lebih banyak bergerak sideways (mendatar).
Apakah musim dividen yang sebentar lagi tiba bisa mengangkat IHSG ?

Dalam tata kelola perusahaan, urutan dari suatu pembagian dividen tahunan adalah sebagai berikut:
- Publikasi laporan keuangan tahunan —> Maksimal April 24, beberapa bank bahkan sudah dari Januari.
- Melakukan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di media massa.
Contoh, BBRI dan MEGA mengumumkan RUPST di 1 Maret 2024, BBNI di 4 Maret 2024.
Agenda RUPST biasanya:
- Laporan pertanggung jawaban direksi dan komisaris tahun sebelumnya
- Rencana penggunaan laba —> Dividen
- Penunjukkan Auditor
- Pergantian pengurus (jika ada)
- Hal lain

3. Agenda Rencana Penggunaan Dana adalah pengumuman dividen jika Pemegang Saham sepakat untuk melakukan pembagian
Informasi yang ditunggu adalah Dividend Payout Ratio (DPR) dan atau nilainya langsung Dividend Per Share.
Poin ini yang ditunggu2 pemegang saham yang hadir.
Hal ini karena besarnya Dividen Resmi berikut tanggalnya akan diumumknan dalam laporan yang terpisah beberapa hari setelah RUPST.
Bagi investor yang tahunya dari Pengumuman Dividen tersebut, jadi “terlambat” beberapa hari dibandingkan yang datang langsung.
4. Setelah RUPST, perusahaan akan mengumumkan kalender deviden yang terdiri dari:
Cum Date
Ex Date : 1 hari kerja setelah Cum
Recording Date
Payment Date
Dari 4 tanggal itu, yang penting adalah Cum dan Payment.
Cum date berarti beli hingga tanggal tersebut dapat dividen.
Payment date berarti tanggal dividen masuk ke rekening.
Ini untuk keperluan laporan pajak, karena dalam kasus ada dividen interima yang Cum 2023 dan Payment 2024, dianggap penghasilan 2024.
Kalau ex date itu 1 hari setelah Cum.
Recording date: dapat notif terima dividen berapa.
Biasanya kalau Dividend Yield tinggi, investor akan memburu saham tersebut dan harganya naik menjelang Cum Date.
Berapa persen itu tinggi? Tidak ada aturan yang resmi, tapi jika bisa di atas 4% akan cukup menarik karena ibarat bunga deposito setahun dibayar di muka kontan.

Bagi yang awam, Dividend Yield DY dihitung dari Dividend Per Share dibagi Harga Beli.
Misalkan Dividen 100, harga beli 10.000, maka DY 1%, jika harga beli 8.000 maka DY 1.25%.
Besarnya DY ditentukan oleh harga beli dan bisa berbeda tiap investor tergantung entry pointnya.
Berapa perkiraan DY 2024 ini?
Baru Bank terutama Big 4 (BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI) bersama beberapa BUMN yang publikasi duluan, lainnya baru akan dalam 1-2 bulan ini.
Dari data Kontan dan estimasi, dividen 2024 :


Menggunakan harga penutupan 22 Februari 2024, angka estimasi di atas setara Dividend Yield

Tinggi? Kecuali BBCA, 3 Bank BUMN di atas 4% sehingga bisa dibilang tinggi.
Namun cek Dividen Interim
BBRI sudah pernah bagi dividen interim 84 di awal 2024, sehingga jika benar 338, maka yang dibayar selisihnya saja 254 setara 4.06% (masih tinggi sih).
Teorinya harga saham berpeluang naik 254 menjelang cum date dan turun 254 juga di tanggal Ex date meskipun tidak selalu.
BBCA bahkan sudah dividen interim 42.5 di tahun lalu sehingga sisanya kemungkinan di 155-198 setara 1.56-2%.
Secara historis, memang Dividend Yield BBCA lebih rendah dari yang lain karena valuasi sahamnya sudah cukup tinggi.
Kecuali sektor energi yang turun, emiten lain yang rajin bagi dividen mengalami peningkatan laba.
Namun karena laporan keuangannya di Maret April, periode Dividennya bisa di April hingga Juli.
Karena bobotnya yang kecil dalam IHSG, tidak begitu bisa angkat IHSG dibandingkan Bank.

Setelah sentimen Pilpres 1 putaran berlalu, Sentimen dari Dividen Jumbo berpotensi mengangkat IHSG sehingga Rally di bursa masih mungkin berlanjut dari Q1 ke Q2.
Semoga saja benar kejadian sehingga kinerja reksa dana saham juga bisa ikut naik.
HAVE A NICE DAY

Tinggalkan komentar