Banyak yang bisa dipelajari dari Cerita Twitter dibeli Elon Musk.
Mulai dari:
– Musk mau beli, petinggi Twitter menolak
– Musk batal, Twitter gugat ke pengadilan supaya jadi
– Akhirnya jadi, tapi ada PHK massal dan centang biru berbayar
Yang tidak banyak dibahas, Leveraged Buy Out (LBO)

Menurut Investopedia, LBO adalah akuisisi perusahaan dengan menggunakan sejumlah dana pinjaman yang signifikan. Bisa dalam bentuk obligasi / pinjaman.
Jadi pihak pembeli, menjaminkan aset dia + aset yang mau dibeli sebagai jaminan hutang.
Akibatnya perusahaan yang dibeli jadi berhutang.

Jadi siapa yang berhutang?
Uniknya dalam LBO, misalkan A beli perusahaan B dgn hutang, maka yang berhutang itu adalah perusahaan B.
Akibatnya kalau setelah dibeli dan B bangkrut, maka risiko kebangkrutan ditanggung oleh sindikasi yang menyediakan pinjaman.
Karena itulah hutang LBO itu ratingnya rendah bahkan di bawah investment grade dan bunganya tinggi.
Selain itu rasio hutang perusahaan juga akan meningkat karena Hutang untuk akuisisi tersebut dicatat sebagai pinjaman perusahaan.
Biaya bunga juga meningkat tinggi.
Dalam kasus Twitter, nilai akuisisi sebesar USD 46.5 M (setara Rp 720 Triliun pada kurs 15.500).
Fyi di harga 4650, market caps BBRI adalah Rp 704 T.
Artinya kalau beli semua saham BBRI harga 4650 masih ada kembalian Rp 16 T.
Dari USD 46.5 M, sebesar USD 13 M USD dari pinjaman.

Sisanya senilai USD 33.5 M dari Elon Musk dan pihak-pihak lain yang ikut berkomitmen.
Jadi berbeda dgn LBO pada umumnya dimana porsi Hutang lebih besar, dalam kasus pengambilalihan Twitter ini, porsi Ekuitas lebih besar.
Tapi tetap saja USD 13 M ini jumlah yang besar untuk ukuran 🇺🇸.

Aksi akuisisi ini menjadikannya sebagai aksi Take Private terbesar ke 4 dalam sejarah keuangan.
Angka 39.7 bukan 44 karena sebelum akuisisi ini, Elon Musk sudah punya sekitar sahamnya sekitar 4 M USD.

Apa sisi negatif dari LBO?
Hutang sebesar USD 13 M itu akan masuk dalam laporan keuangan Twitter.
Namanya hutang, tentu ada bunga. Apalagi hutang dari LBO dipersamakan dengan hutang non investment grade.
Perkiraan pasar, bunga dari hutang tsb berkisar antara 10-16% per tahun.
Akibatnya ada bunga pinjaman sekitar USD 1.3-2 M (Rp 20-30 T) per tahun.
Setahun sebelumnya biaya bunga USD 50 juta (Rp 775 M).
Hal ini yang menjadi pemicu perusahaan perlu segera melakukan perampingan biaya (PHK 50% karyawan) dan perlu segera meningkatkan penghasilan perusahaan.
Dengan hutang sebesar ini, tentu saja perlu manajemen yang tangguh dan bisa secepatnya menghasilkan keuntungan.
Dan mungkin karena faktor Elon Musk dan keberhasilan di Tesla, sindikasi pinjaman ini bisa jalan.Sebab 10 tahun beroperasi, Twitter hanya untung 2 tahun (ref: Macro Axis).

Perbankan yang menyediakan pinjaman sindikasi LBO juga dapat membungkus ke dalam produk investasi yang dijual ke investor untuk menurunkan risiko.
Pokoknya kalau keuangan di 🇺🇸 sudah canggih sekali.
Semoga menambah pengetahuan anda ttg LBO.
DAN SEMOGA HARI ANDA MENYENANGKAN

Tinggalkan komentar