Lo Kheng Hong adalah investor legendaris Indonesia. Cerita beliau membeli saham undervalue, menunggu dengan sabar hingga multibagger sudah sering kita dengar.
Yang jarang dibahas, apa sekuritas favoritnya?
Berdasarkan data kepemilikan > 5% dari IDX sebagai berikut

Pemilihan sekuritas yang menjadi mitra transaksi memang tidak ada standarnya. Bisa karena tools analysis lengkap untuk analisa teknikal fundamental, layanan bagus, fee transaksi, referensi dari teman / sosmed, kenal dengan pimpinan sekuritas, alokasi IPO, akses emiten, dan sebagainya.
Untuk perusahaan Manajer Investasi, ada ketentuan maksimal transaksi di 1 perusahaan sekuritas 30% dalam setahun. Untuk itu, minimal ada 4 sekuritas yang menjadi mitra, dalam prakteknya bisa 5-10 sekuritas. Pertimbangannya juga kurang lebih 11-12 dengan investor perorangan.
Nah bagaimana dengan Lo Kheng Hong? Terus terang saya kurang tahu cara beliau memilih sekuritas, jadi saya coba lihat dari holding sahamnya. Sesuai dengan POJK yang mengatur keterbukaan informasi, pemegang saham >5% atas suatu saham wajib publikasi kepemilikan dan transaksinya.

Publikasi juga termasuk apabila saham tersebut dijadikan jaminan. Penyampaian dilakukan paling lambat 3 hari kerja setelah kepemilikan, transaksi, surat perjanjian jaminan dilakukan. Dari informasi itulah, portofolio pak Lo Kheng Hong atas saham >5% bisa diketahui.
Contoh yang baru-baru ini adalah kepemilikan atas SIMP – Salim Ivomas Pratama yang menjadi salah satu berita di media ekonomi, per 25 Juni 2025, Lo Kheng Hong memiliki 5.03% setara Rp 347.5 M. Untuk RHB dan BNI sekuritas, ada kesalahan di data KSEI, harusnya 190.200 dan 200.000.

Kesalahan tersebut menurut dugaan saya karena format pelaporan yang beda antara titik dengan koma, untuk itu administrasi dari sekuritas perlu ditingkatkan lagi. Sebab saya juga menemukan kondisi serupa di saham >5% milik Lo Kheng Hong seperti ABMM, GJTL, DILD, dan BMTR.
Setelah melakukan pembersihan data, saham Lo Kheng Hong kepemilikan >5% berdasarkan harga 25 Juni 2025 sebagai berikut :

Total 5 sahamnya Rp 1.24 Triliun. Ada juga saham lain berdasarkan Wisdom LKH edisi 256 di Kontan BBRI, BMRI, PGAS, NISP, BNGA, cuma nilainya tidak diketahui.
Dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Lo Kheng Hong mengakui kepemilikan dia di BBRI adalah 64.636.000 dengan harga 25 Juni 2025 Rp 3.780 bernilai Rp 248 M. Hanya saja karena tidak 5%, tidak dapat diketahui belinya lewat sekuritas apa.

Dari 5 saham yang informasinya bersifat publik, kepemilikan berdasarkan sekuritas per 25 Juni 2025 sebagai berikut :

Suatu kehormatan, ternyata induk usaha tempat saya bekerja yaitu Panin Sekuritas yang dipercaya bapak Lo Kheng Hong untuk porsi portofolionya terbesarnya.
Perincian penempatan Lo Kheng Hong untuk Panin Sekuritas per 25 Juni 2025 sebagai berikut :

Alokasi tidak sama dengan transaksi, ada kemungkinan investor beli di sekuritas A, simpan di sekuritas B, dan jual di sekuritas C. Hanya saja saya kurang tahu untuk LKH apakah begitu juga.
Perlu dipahami juga bahwa ini hanya berdasarkan saham dengan kepemilikan >5%, begitu dijumlahkan dengan yang <5%, bisa saja hasilnya berbeda. Pengolahan data kali ini tetap dibantu AI, tapi begitu ketemu data yang salah, ternyata hasil jadi ngawur dan harus dikoreksi manual.
Jadi pelajaran baru juga, bahwa terkadang sumber data juga bisa tidak konsisten dan hasil dari AI tetap harus diperiksa ulang. Belum bisa tiba-tiba pakai asumsi yang tidak sesuai instruksi.
Penyebutan saham BUKAN REKOMENDASI BUY SELL HOLD
Have a nice day

Tinggalkan komentar