Evaluasi Kinerja 2016 dan Prediksi Kinerja Investasi 2017

Success business in new year

Secara umum, meski seluruh jenis reksa dana membukukan kinerja yang positif, tahun 2016 juga bisa dikatakan sebagai tahun yang penuh dengan gejolak ekonomi dan politik. Untuk 3 bulan terakhir di tahun 2016, gejolak dari sisi politik memang lebih terasa baik dari Pemilihan Presiden di Amerika Serikat maupun kampanye Pilkada Jakarta yang sudah serasa seperti Pemilihan Presiden. Bagaimana dengan tahun 2017 ? Apakah reksa dana masih akan memberikan kinerja yang positif seperti tahun 2016? Apa saja sentimen positif dan potensi risiko yang akan dihadapi ?

Sebelum membahas lebih jauh, berikut ini adalah hasil evaluasi terhadap kinerja berbagai instrumen investasi pada tahun 2016  Continue reading “Evaluasi Kinerja 2016 dan Prediksi Kinerja Investasi 2017”

Advertisement

Bagaimana Kinerja Perusahaan di Kuartal 1 – 2016 ?

Economic Growth 2016

Pada artikel Menanti Potensi “Positive Surprise” Di Tahun 2016, saya menyebutkan ada 4 potensi yang mungkin saja bisa membuat kinerja saham meningkat. Salah satu di antaranya adalah publikasi laporan keuangan perusahaan pada kuartal 1 – 2016. Asumsi yang digunakan adalah bahwa kinerja perusahaan sudah mulai memasuki masa pemulihan sehingga diharapkan penjualan dan laba bisa meningkat.

Dengan menggunakan teori bahwa harga saham mencerminkan fundamental perusahaan, jika penjualan dan laba bersih meningkat maka akan meningkatkan nilai fundamental perusahaan. Selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan harga pasar saham juga. Berapa persen peningkatan yang dianggap bagus? Sebenarnya bagi perusahaan tentu yang diharapkan adalah yang setinggi-tingginya. Namun sebenarnya yang lebih penting adalah konsistensi dalam jangka panjang.

Dalam buku Phil Town #1 Rule yang mengadopsi teori Value Investing, disebutkan bahwa salah satu kriteria bagi “Outstanding Company” adalah perusahaan dengan rata-rata pertumbuhan penjualan dan laba bersih di atas 10% per tahun selama 10 tahun. Dengan inflasi yang lebih tinggi, seharusnya di Indonesia angka yang wajar adalah mungkin sekitar 15%. Namun angka 10 – 15% bisa dijadikan sebagai referensi angka pertumbuhan yang bagus.

Pertanyaannya, apakah laporan keuangan pada kuartal 1 – 2016 juga sudah mencerminkan hal tersebut? Mari kita lihat analisa sebagai berikut Continue reading “Bagaimana Kinerja Perusahaan di Kuartal 1 – 2016 ?”

Seberapa Sulitkah Mencari Reksa Dana Saham Yang Mengalahkan IHSG di Indonesia ?

Unicorn Stag

Ketika melihat gambar di atas mungkin anda bingung, apa hubungan antara reksa dana saham yang mengalahkan IHSG dengan gambar kuda bertanduk (unicorn) ? Apabila anda membaca buku “Money, Master The Game : 7 Simple Steps To Financial Freedom” yang dibuat oleh motivator kelas dunia bapak Tony Robbins, dalam salah satu babnya, dia membahas tentang investasi reksa dana. Menurut dia, 96% daripada reksa dana aktif – reksa dana yang dikelola dengan strategi aktif dengan tujuan mengalahkan indeks, di Amerika Serikat tidak lebih baik dibandingkan dengan indeks yang menjadi acuannya.

Kutipan aslinya seperti ini :

An incredible 96% of actively managed mutual fund fail to beat the market over any sustained period of time!

Saking sulitnya untuk mencari reksa dana yang mampu mengalahkan indeks, dia menjuluki reksa dana tersebut dengan sebutan Unicorn. Analoginya, untuk mencari reksa dana yang mampu mengalahkan indeks itu sama sulitnya dengan mencari kuda bertanduk. Tidak ada jaminan pula bahwa reksa dana “unicorn” yang mengalahkan indeks tahun ini akan sama dengan reksa dana yang mengalahkan indeks tahun depan. Jadi konsistensi kinerja reksa dana dalam jangka panjang juga dipertanyakan.

Terus bagaimana? Apakah itu berarti di Amerika Serikat orang tidak berinvestasi di reksa dana? Sebenarnya tidak juga, riset serupa sebenarnya juga sudah dikemukakan sejak lama dan hal ini menjadi pemicu timbulnya reksa dana indeks. Reksa dana indeks adalah reksa dana yang dikelola secara pasif dengan tujuan menyamakan kinerja dengan indeks yang menjadi acuannya. Karena pasif, umumnya biaya pengelolaan relatif lebih rendah. Warren Buffet sendiri, dalam bukunya memberikan saran kepada investor pemula yang mau berinvestasi di pasar modal utk memulainya dengan reksa dana indeks.

Saya tidak menyangsikan pendapat tokoh2 tersebut karena mereka mendasarkan argumentasinya berdasarkan data dan riset yang komprehensif. Namun apakah hal tersebut juga berlaku di Indonesia? Sebab saya sering memperhatikan bahwa terkadang orang membaca hasil riset di luar, itupun datanya sudah jadul puluhan tahun yang lalu, dan dengan mudahnya menyamakan dengan Indonesia. Apalagi kebetulan ada satu atau dua reksa dana yang mendukung argumentasinya.

Pada kesempatan ini, saya ingin mencoba membuktikan apakah benar bahwa sangat sulit untuk mencari reksa dana yang mengalahkan benchmark di Indonesia. Pembuktiannya akan dilakukan dengan menggunakan Reksa Dana Saham dan IHSG sebagai pembanding dari tahun 2001 – 2015. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut : Continue reading “Seberapa Sulitkah Mencari Reksa Dana Saham Yang Mengalahkan IHSG di Indonesia ?”

Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh

Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh

Pada tanggal 1 April 2016, Panin Asset Management akan meluncurkan produk reksa dana saham yaitu Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh (PDIB). Sesuai namanya, reksa dana ini akan menggunakan sebagian besar dana kelolaannya pada sektor terkait infrastruktur. Sebelum produk ini diluncurkan, saya juga sudah sempat melakukan sosialisasi kepada kalangan nasabah secara terbatas dan kepada para agen penjual.

Dari interaksi yang ada, ternyata memang ada ketertarikan terhadap produk. Namun di satu sisi, terdapat juga pertanyaan-pertanyaan yang cukup kritis mulai dari profil, latar belakang mengapa produk ini diterbitkan hingga strategi pengelolaannya. Berikut saya rangkum pertanyaan tersebut dalam tulisan ini.

 

Mengapa memilih sektor infrastruktur? Dan mengapa baru tahun 2016 ini Continue reading “Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh”

Yesterday Champion = Tomorrow Winner ?

Yesterday Champion Tomorrow Winner

Setiap tahun, perusahaan riset dan media seperti Infovesta, Kontan, Investor Daily, Bloomberg dan bahkan sekarang Asosiasi Perencana Keuangan mengeluarkan daftar reksa dana terbaik. Tujuan dari publikasi tersebut biasanya ada 2, pertama memberikan apresiasi kepada para Manajer Investasi yang telah berkinerja baik. Kedua, memberikan referensi kepada investor produk reksa dana yang bisa dijadikan sebagai pertimbangan.

Dalam semua publikasi tersebut, biasanya selalu dicantumkan disclaimer bahwa kinerja masa lalu tidak menjadi jaminan akan terulang di masa mendatang. Meski demikian, karena dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki dianggap memiliki kredibilitas dan basis pembaca yang luas, biasanya daftar tersebut selalu dijadikan pertimbangan utama oleh para investor.

Pembahasan dalam artikel ini tidak dalam posisi memperdebatkan apakah urutan juara atau cara yang digunakan sudah tepat atau kurang tepat. Sebab saya yakin mereka sudah mengusahakan yang terbaik dengan mempertimbangkan semua aspek yang ada. Selain itu, ada juga konflik kepentingan karena dulu saya juga bekerja di Infovesta sehingga ikut merumuskan metode penilaian terhadap reksa dana 😀 .

Tujuan dari pembahasan artikel saya kali ini adalah untuk menguji apakah misalkan suatu reksa dana bagus pada tahun ini selanjutnya juga akan bagus pada tahun berikutnya. Ibaratnya Yesterday Champion juga akan menjadi Tomorrow Winner. Jika ternyata hasil ini teruji maka ibaratnya dalam memilih reksa dana cukup memilih yang tahun lalu paling bagus karena selanjutnya dia juga akan menjadi reksa dana paling bagus tahun depan.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada 2 pengujian yang dilakukan. Oh ya, sebagai informasi, pengujiannya difokuskan pada reksa dana saham. Langkah-langkahnya sebagai berikut : Continue reading “Yesterday Champion = Tomorrow Winner ?”