Hingga akhir Agustus ini, pergerakan pasar amat sangat sulit untuk diduga. Di potong oleh liburan dan cuti panjang karena lebaran, sempat gagalnya sistem feeding data di bursa, anggapan dari salah satu riset sekuritas asing bahwa perekonomian Indonesia Overheating, tunggu menunggu pernyataan dari Ben Bernake, IHSG bergerak dalam rentang antara 4025 hingga 4162. Hari ini (31 Agustus 2012) bahkan IHSG sempat kembali ke bawah level 4000 sebelum akhirnya rebound kembali di sesi 2. Mengapa di tengah2 positifnya data perekonomian Indonesia yaitu 6.4% pada Q2 2012 di tengah penurunan pertumbuhan ekonomi dunia, inflasi terkendali, berita bahwa banyak investor asing yang berkomitmen untuk membangun infrastruktur dan pabrik di Indonesia, tidak didukung oleh pertumbuhan IHSG? Seperti dalam artikel yang sebelumnya, saya pernah menyebutkan bahwa Uang tidak pernah Bohong, oleh karena itu, saya menyarankan agar investor juga memperhatikan aliran uang dalam keputusan investasinya. Kali ini saya ingin memperkenalkan konsep yang baru yaitu “Pasar (Asing) Selalu Benar”…
Mungkin saja konsep ini bisa menjawab pertanyaan di atas.
Dalam artikel tentang aliran uang, saya menyebut yang harus diperhatikan adalah aliran dana yang dilakukan investor asing. “Pasar” dalam definisi saya kali ini pun tetap mengacu kepada investor asing. Sebab jika anda memperhatikan berita kontan selama 1-2 bulan terakhir, asing selalu melakukan net buy. Beberapa hari ini memang terlihat ada aktivitas penjualan, namun jika diakumulasikan, sebenarnya aksi pembelian jauh lebih besar daripada pembelian. Sebagai contoh informasi potongan berita kontan saya lampirkan.
Juga dengan data Akumulasi Pembelian dan Penjualan yang dilakukan oleh investor asing hingga 29 Agustus 2012.
Mengapa asing yang terus menerus melakukan net buy yang secara logika mampu mengangkat indeks secara signifikan namun kenyataannya malah berkata lain? Hasil diskusi saya dengan beberapa pakar dan penelusuran pada beberapa data makro ekonomi membuat saya menyadari bahwa investor asing yang mendominasi transaksi saham di Indonesia selama ini terus menerus didera krisis Eropa tanpa henti. Mungkin saja, karena hal tersebut, melakukan penyesuaian pada strategi investasinya. Ketika kondisi krisis melanda / kondisi kurang baik, strategi investasi yang diterapkan adalah strategi investasi defensif. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbanyak porsi investasi pada Kas dan Obligasi atau membeli saham dengan karakter yang defensif. Saham dengan karakter yang defensif umumnya ditandai dengan Beta Saham yang relatif kecil, namun harus cukup likuid dan berkapitalisasi besar untuk bisa ditransaksikan asing yang memiliki modal ratusan milliar hingga triliunan.
Jika asumsi saya tersebut benar, mungkin saja hal ini yang menjadi penyebab mengapa saham TLKM dan UNVR yang selama ini dipersepsikan sebagai saham defensif mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan saham lainnya di Indonesia.
Sumber: Yahoo Finance
Jika anda adalah investor reksa dana saham, saya yakin mayoritas dari anda tentunya merasa bahwa kinerja reksa dana saham tahun ini tidak terlalu menggembirakan. Mayoritas reksa dana saham jika dilihat dari kinerja Year To Date kalah dengan IHSG. Kondisi fundamental Indonesia luar biasa baik jika dibandingkan dengan negara lain di dunia yang sedang mengalami perlambatan pertumbuhan, serta data makro ekonomi yang baik seperti tingkat inflasi yang terkendali. Hal ini bisa saja menjadi perhatian utama para investor lokal dan Manajer Investasi pengelola reksa dana sehingga melupakan / mengesampingkan bahwa investor asing sedang tertimpa krisis. Akibatnya strategi yang dijalankan menggunakan strategi investasi yang cenderung lebih ofensif dibandingkan strategi investor asing yang cenderung defensif.
Dalam konteksi ini, berarti terjadi perbedaan view antara reksa dana dengan investor asing. Dan karena saat ini investor Asing = Pasar dan Pasar (Asing) Selalu Benar, set ini masih dimenangkan oleh para investor asing.
Namun namanya Roda, kadang ada di atas kadang sebaliknya. Jadi di sisa waktu yang 4 bulan ini dan didukung dengan statistik Window Dressing, para Manajer Investasi masih punya waktu untuk melakukan penyesuaian, bisa tetap fokus. Sebagai investor reksa dana mari kita lihat bagaimana para Manajer Investasi membalikkan situasi hingga akhir tahun nanti. Dengan peranan investor domestik yang semakin berkembang baik dari sisi kepintaran maupun jumlah dana, saya percaya Pasar akan selalu Benar, namun posisi Pasar bisa digantikan oleh investor domestik. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi anda, selamat berakhir pekan.
Nb: Dalam pemberitaan kontan http://investasi.kontan.co.id/news/ekonomi-stabil-reksadana-marak/2012/08/31, disebutkan posisi saya adalah Fund Manager. Yang benar adalah Head Of Operation and Business Development PT. Panin Asset Management
Penyebutan produk investasi (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.


Tinggalkan Balasan ke bambang Batalkan balasan