Ketika sudah memasuki masa pensiun, umumnya aktivitas keseharian akan berkurang secara signifikan. Selain itu, pensiunan juga akan memperoleh sejumlah uang baik itu secara berkala ataupun sekaligus di muka sebagai pesangon dari pihak perusahaan. Karena dirasakan kurang atau menginginkan masa pensiun yang lebih baik, sebagian dari pensiunan tentu berpikir untuk menginvestasikan dananya. Pertanyaannya bagaimana kiat investasi yang baik bagi pensiunan?
Dari sudut pandang keuangan, perbedaan antara pensiunan dengan orang dalam masa produktif adalah adalah menurun atau hilangnya pendapatan reguler bulanan. Penurunan ini akan sangat berakibat pada profil risiko seseorang karena orang yang masih memiliki penghasilan akan lebih bisa menghadapi risiko kerugian. Logikanya, ketika terjadi kerugian, uang masih dapat dicari kembali melalui bekerja.
Sementara bagi orang yang sudah pensiun, bisa jadi dana yang diinvestasikan merupakan satu-satunya dana yang dimiliki. Akibatnya, tidak siap untuk menghadapi fluktuasi harga dan terlalu memperhatikan pergerakan hasil investasinya. Oleh karena itu, biasanya produk investasi yang dipilih adalah yang relatif aman dan memberikan bunga tetap seperti deposito.
Malangnya, di negeri ini masih terdapat penipu tidak berhati nurani yang menawarkan skema investasi bodong dengan hasil yang tetap. Tidak jarang, investor pensiunan terjebak dan kehilangan dana pensiunannya dalam skema investasi bodong seperti ini.
Oleh karena itu, bagi para pensiunan atau orang yang akan pensiun dalam waktu beberapa tahun mendatang, sebaiknya disarankan melakukan persiapan dengan baik sebelum melakukan investasi. Beberapa persiapan yang dapat dilakukan antara lain:
Menghitung Kebutuhan Pensiun
Pada dasarnya investasi adalah Salah Satu Cara untuk mencapai tujuan keuangan. Apabila tujuan keuangan yang dimiliki sudah bisa dicapai dengan dana yang ada saat ini, maka sebetulnya kita tidak perlu berinvestasi. Namun apabila dana yang ada masih belum cukup, barulah kita mencoba mencari jalan keluarnya.
Jadi, kunci utama dalam persiapan pensiun adalah menghitung kebutuhan pensiun. Untuk memudahkan, berikut saya membuat satu simulasi perhitungan sederhana. Beberapa asumsi yang saya gunakan adalah inflasi 5%, bunga deposito 4% net dan kebutuhan hidup dari rentang 2.5 juta – 12.5 juta per bulan. Hasil simulasi saya adalah sebagai berikut:
| Kebutuhan Hidup Per Bulan | Kebutuhan Pensiun | |
| 10 Tahun | 15 Tahun | |
| 2,500,000 | 316,331,961 | 486,218,318 |
| 5,000,000 | 632,663,921 | 972,436,637 |
| 7,500,000 | 948,995,882 | 1,458,654,955 |
| 10,000,000 | 1,265,327,843 | 1,944,873,274 |
| 12,500,000 | 1,581,659,803 | 2,431,091,592 |
Cara membaca tabel di atas adalah seperti ini, jika saat ini anda akan pensiun. Dengan kebutuhan hidup katakanlah Rp 5 juta per bulan, maka agar bisa tetap mempertahankan gaya hidup yang sama selama 10 tahun ke depan dengan inflasi 5% per tahun, anda harus menabung sebesar Rp 632 juta ke tabungan / deposito yang bisa memberikan bunga 4% net per tahun (Gross 5%).
Pada tahun pertama, kita menarik dana senilai Rp 5 juta per bulan selama 12 bulan, kemudian pada tahun kedua, penarikan naik menjadi Rp 5.250.000 dengan asumsi ada kenaikan inflasi sebesar 5% per tahun. Besaran kenaikan tersebut naik lagi 5% pada tahun ketiga dan seterusnya.
Jika anda berharap bisa cukup untuk 15 tahun ke depan, maka setidaknya dengan pengeluaran Rp 5 juta per bulan saat ini, maka anda harus punya dana sekitar Rp 972 juta. Di luar angka tersebut, setidaknya pensiunan harus menyisihkan antara Rp 25 juta – Rp 50 juta sebagai dana cadangan untuk kebutuhan mendadak atau menanggulangi biaya kesehatan.
Merekap Jumlah Aset Yang Dimiliki
Langkah kedua adalah merekapitulasi dan menata kembali jumlah aset yang dimiliki. Jumlah aset yang ada kemudian dibagi menjadi 2 yaitu aset produktif dan aset investasi. Aset produktif, adalah aset yang masih bisa menghasilkan tambahan uang bagi kita seperti manfaat pensiun bulanan dari dana pensiun perusahaan tempat kita bekerja, kontrakan, deposito, obligasi dan reksa dana terproteksi. Hitung juga, kira-kira dari Aset Produktif tersebut, kira2 berapa pendapatan bulanan yang bisa diperoleh dari aset tersebut. Misalkan 5, 10, atau 15 juta per bulan.
Aset investasi adalah aset yang nilainya bisa naik turun namun tidak memberikan pendapatan secara berkala. Kemudian diurutkan dari yang paling mudah dijual sampai yang proses penjualannya butuh waktu seperti uang cash, valuta asing, reksa dana (RD) pasar uang, RD pendapatan tetap, RD campuran, RD saham, saham, emas, rumah kedua, tanah, gedung, kebun, dan aset properti lainnya.
Mempertimbangkan Apakah Mau Berinvestasi atau Tidak
Langkah ketiga adalah memutuskan mau berinvestasi atau tidak berdasarkan, pengeluaran bulanan, kebutuhan pensiun, pendapatan bulanan dari aset produktif dan atau aset investasi yang dimiliki.
Sebagai contoh, apabila pendapatan bulanan dari Aset Produktif anda sudah 150% – 200% dari pengeluaran bulanan maka kondisi tersebut sudah sangat ideal. Anda tidak perlu memikirkan bagaimana mau pensiun nanti. Misalkan pengeluaran anda Rp 5 juta, namun penghasilan dari aset produktif adalah 7.5 – 10 juta. Yang harus dipikirkan adalah bagaimana cara pembagian warisannya.
Kondisi ideal lainnya adalah mungkin pendapatan bulanan tidak cukup atau kecil, namun aset investasi anda lebih besar dari kebutuhan pensiun. Sebagai contoh, untuk bisa pensiun anda butuh sekitar Rp 972 juta, namun nilai pasar rumah kedua, reksa dana, saham, dan atau koleksi emas perhiasan anda sudah sekitar Rp 2 milliar. Anda hanya harus menjual aset tersebut, dan mengubahkan dalam bentuk Deposito atau tabungan yang sangat mudah ditarik dan menikmati bunganya.
Kondisi yang kurang ideal misalnya seperti pendapatan bulanan yang kecil atau bahkan tidak ada dan total semua aset yang dimiliki ternyata masih kurang dari perkiraan kebutuhan untuk pensiun. Dari pemaparan di atas, menurut anda, kelompok mana yang sebaiknya melakukan investasi dan mana yang tidak…..?
Menurut saya, kelompok pensiunan yang sebaiknya melakukan investasi adalah kelompok pensiunan yang kondisi keuangannya sudah ideal. Pensiunan yang kondisinya belum ideal, sebaiknya fokus pada kontrol pengeluaran dan mencoba mendapatkan bantuan sosial baik dari pemerintah, yayasan, perusahaan, ataupun keluarga. Sebab jika dipaksakan untuk berinvestasi, dikhawatirkan tidak siap, terlalu konservatif, atau bahkan bisa terjebak pada investasi bodong.
Bagi yang melakukan investasi, pertama-tama harus menentukan tujuan. Umumnya tujuan investasi pada saat pensiun sifatnya sudah lebih berorientasi kepada orang lain dibandingkan diri sendiri. Seperti menyiapkan warisan untuk anak, keluarga, atau yayasan sosial. Namun jangan lupa, investor harus mencadangkan dana sebesar kebutuhan pensiun sesuai gaya hidup yang ditempatkan pada instrumen yang aman seperti deposito. Baru sisanya yang boleh diinvestasikan.
Demikian artikel ini saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi anda semua.
Penyebutan produk investasi (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

Tinggalkan Balasan ke dwiky Batalkan balasan