Kiat Investasi Untuk Para Pensiunan

Ketika sudah memasuki masa pensiun, umumnya aktivitas keseharian akan berkurang secara signifikan. Selain itu, pensiunan juga akan memperoleh sejumlah uang baik itu secara berkala ataupun sekaligus di muka sebagai pesangon dari pihak perusahaan. Karena dirasakan kurang atau menginginkan masa pensiun yang lebih baik, sebagian dari pensiunan tentu berpikir untuk menginvestasikan dananya. Pertanyaannya bagaimana kiat investasi yang baik bagi pensiunan?

Dari sudut pandang keuangan, perbedaan antara pensiunan dengan orang dalam masa produktif adalah adalah menurun atau hilangnya pendapatan reguler bulanan. Penurunan ini akan sangat berakibat pada profil risiko seseorang karena orang yang masih memiliki penghasilan akan lebih bisa menghadapi risiko kerugian. Logikanya, ketika terjadi kerugian, uang masih dapat dicari kembali melalui bekerja.

Sementara bagi orang yang sudah pensiun, bisa jadi dana yang diinvestasikan merupakan satu-satunya dana yang dimiliki. Akibatnya, tidak siap untuk menghadapi fluktuasi harga dan terlalu memperhatikan pergerakan hasil investasinya. Oleh karena itu, biasanya produk investasi yang dipilih adalah yang relatif aman dan memberikan bunga tetap seperti deposito.

Malangnya, di negeri ini masih terdapat penipu tidak berhati nurani yang menawarkan skema investasi bodong dengan hasil yang tetap. Tidak jarang, investor pensiunan terjebak dan kehilangan dana pensiunannya dalam skema investasi bodong seperti ini.

Oleh karena itu, bagi para pensiunan atau orang yang akan pensiun dalam waktu beberapa tahun mendatang, sebaiknya disarankan melakukan persiapan dengan baik sebelum melakukan investasi. Beberapa persiapan yang dapat dilakukan antara lain:

Menghitung Kebutuhan Pensiun

Pada dasarnya investasi adalah Salah Satu Cara untuk mencapai tujuan keuangan. Apabila tujuan keuangan yang dimiliki sudah bisa dicapai dengan dana yang ada saat ini, maka sebetulnya kita tidak perlu berinvestasi. Namun apabila dana yang ada masih belum cukup, barulah kita mencoba mencari jalan keluarnya.

Jadi, kunci utama dalam persiapan pensiun adalah menghitung kebutuhan pensiun. Untuk memudahkan, berikut saya membuat satu simulasi perhitungan sederhana. Beberapa asumsi yang saya gunakan adalah inflasi 5%, bunga deposito 4% net dan kebutuhan hidup dari rentang 2.5 juta – 12.5 juta per bulan. Hasil simulasi saya adalah sebagai berikut:

Kebutuhan Hidup Per Bulan Kebutuhan Pensiun
10 Tahun 15 Tahun
2,500,000 316,331,961 486,218,318
5,000,000 632,663,921 972,436,637
7,500,000 948,995,882 1,458,654,955
10,000,000 1,265,327,843 1,944,873,274
12,500,000 1,581,659,803 2,431,091,592

 

Cara membaca tabel di atas adalah seperti ini, jika saat ini anda akan pensiun. Dengan kebutuhan hidup katakanlah Rp 5 juta per bulan, maka agar bisa tetap mempertahankan gaya hidup yang sama selama 10 tahun ke depan dengan inflasi 5% per tahun, anda harus menabung sebesar Rp 632 juta ke tabungan / deposito yang bisa memberikan bunga 4% net per tahun (Gross 5%).

Pada tahun pertama, kita menarik dana senilai Rp 5 juta per bulan selama 12 bulan, kemudian pada tahun kedua, penarikan naik menjadi Rp 5.250.000 dengan asumsi ada kenaikan inflasi sebesar 5% per tahun. Besaran kenaikan tersebut naik lagi 5% pada tahun ketiga dan seterusnya.

Jika anda berharap bisa cukup untuk 15 tahun ke depan, maka setidaknya dengan pengeluaran Rp 5 juta per bulan saat ini, maka anda harus punya dana sekitar Rp 972 juta. Di luar angka tersebut, setidaknya pensiunan harus menyisihkan antara Rp 25 juta – Rp 50 juta sebagai dana cadangan untuk kebutuhan mendadak atau menanggulangi biaya kesehatan.

Merekap Jumlah Aset Yang Dimiliki

Langkah kedua adalah merekapitulasi dan menata kembali jumlah aset yang dimiliki. Jumlah aset yang ada kemudian dibagi menjadi 2 yaitu aset produktif dan aset investasi. Aset produktif, adalah aset yang masih bisa menghasilkan tambahan uang bagi kita seperti manfaat pensiun bulanan dari dana pensiun perusahaan tempat kita bekerja, kontrakan, deposito, obligasi dan reksa dana terproteksi. Hitung juga, kira-kira dari Aset Produktif tersebut, kira2 berapa pendapatan bulanan yang bisa diperoleh dari aset tersebut. Misalkan 5, 10, atau 15 juta per bulan.

Aset investasi adalah aset yang nilainya bisa naik turun namun tidak memberikan pendapatan secara berkala. Kemudian diurutkan dari yang paling mudah dijual sampai yang proses penjualannya butuh waktu seperti uang cash, valuta asing, reksa dana (RD) pasar uang, RD pendapatan tetap, RD campuran, RD saham, saham, emas, rumah kedua, tanah, gedung, kebun, dan aset properti lainnya.

Mempertimbangkan Apakah Mau Berinvestasi atau Tidak

Langkah ketiga adalah memutuskan mau berinvestasi atau tidak berdasarkan, pengeluaran bulanan, kebutuhan pensiun, pendapatan bulanan dari aset produktif dan atau aset investasi yang dimiliki.

Sebagai contoh, apabila pendapatan bulanan dari Aset Produktif anda sudah 150% – 200% dari pengeluaran bulanan maka kondisi tersebut sudah sangat ideal. Anda tidak perlu memikirkan bagaimana mau pensiun nanti. Misalkan pengeluaran anda Rp 5 juta, namun penghasilan dari aset produktif adalah 7.5 – 10 juta. Yang harus dipikirkan adalah bagaimana cara pembagian warisannya.

Kondisi ideal lainnya adalah mungkin pendapatan bulanan tidak cukup atau kecil, namun aset investasi anda lebih besar dari kebutuhan pensiun. Sebagai contoh, untuk bisa pensiun anda butuh sekitar Rp 972 juta, namun nilai pasar rumah kedua, reksa dana, saham, dan atau koleksi emas perhiasan anda sudah sekitar Rp 2 milliar. Anda hanya harus menjual aset tersebut, dan mengubahkan dalam bentuk Deposito atau tabungan yang sangat mudah ditarik dan menikmati bunganya.

Kondisi yang kurang ideal misalnya seperti pendapatan bulanan yang kecil atau bahkan tidak ada dan total semua aset yang dimiliki ternyata masih kurang dari perkiraan kebutuhan untuk pensiun. Dari pemaparan di atas, menurut anda, kelompok mana yang sebaiknya melakukan investasi dan mana yang tidak…..?

Menurut saya, kelompok pensiunan yang sebaiknya melakukan investasi adalah kelompok pensiunan yang kondisi keuangannya sudah ideal. Pensiunan yang kondisinya belum ideal, sebaiknya fokus pada kontrol pengeluaran dan mencoba mendapatkan bantuan sosial baik dari pemerintah, yayasan, perusahaan, ataupun keluarga. Sebab jika dipaksakan untuk berinvestasi, dikhawatirkan tidak siap, terlalu konservatif, atau bahkan bisa terjebak pada investasi bodong.

Bagi yang melakukan investasi, pertama-tama harus menentukan tujuan. Umumnya tujuan investasi pada saat pensiun sifatnya sudah lebih berorientasi kepada orang lain dibandingkan diri sendiri. Seperti menyiapkan warisan untuk anak, keluarga, atau yayasan sosial. Namun jangan lupa, investor harus mencadangkan dana sebesar kebutuhan pensiun sesuai gaya hidup yang ditempatkan pada instrumen yang aman seperti deposito. Baru sisanya yang boleh diinvestasikan.

Demikian artikel ini saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi anda semua.

Penyebutan produk investasi  (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

Advertisement

35 thoughts on “Kiat Investasi Untuk Para Pensiunan

  1. Selamat malam Pak Rudi.
    Tadi saya mendapat kabar bahwa Pak Rudi akan tiba di medan.
    Karena tuntutan pekerjaan, saya tidak dapat hadir di seminar reksadana dimana Pak Rudi sebagai pembicaranya.
    tadi saya ada sempat tiba di lokasi tetapi Pak Rudi tidak ada di tempat.
    Pak Rudi, saya ingin bertanya, bagaimana yah perjalanan karir Pak Rudi hingga bisa menjadi seperti saat ini.
    Terima kasih pak, semoga jika ada kesempatan, kita dapat bertemu.

    Like

  2. selamat malam pak rudy, pak saya ada simpan mata uang yuan china ni saya mau masukan ke investasi apa bagus nya untuk mata uang asing ini?

    Like

  3. @cun
    Malam Cun,

    Kamu tiba di lokasi jam berapa ya? Acaranya kan dari jam 1 – 5 sore. Kalau tibanya setelah itu, tentu udah pada pulang. Mengenai perjalanan karir, sebetulnya tidak ada yang luar biasa mengingat kemana2 masih status karyawan.

    Masih banyak entreprenuer dan profesional hebat di luar sana yang mungkin belum kelihatan saja karena tidak menulis blog. Perjalanan karir saya bisa dilihat di bagian profile penulis di atas.

    Kemungkinan saya masih akan datang ke Medan satu kali lagi dalam rangka acara dengan asosiasi. Tapi saya belum mendapat kepastian jadwal dan acaranya. Mungkin bisa ketemu lagi pada saat itu.

    Like

  4. @Rudiyanto
    Terima kasih pak Rudi. saat itu saya tiba di lokasi pukul 5.30 sore. Semoga saja nanti saya memiliki kesempatan untuk bertemu Pak Rudi. Trims.
    oh iyah Pak Rudi. saya ingin bertanya, di mana yah saya bisa mendapatkan banyak laporan keuangan 10 tahun terakhir dengan harga terjangkau.
    saya pernah meminta kepada i-camel tetapi harga laporan keuangan yang ditawarkan tidak murah.
    salah satu alasan saya ingin bergabung dengan perusahaan sekuritas salah satu nya juga saya berharap bisa mendapatkan informasi tak terbatas tanpa biaya. trims Pak Rudi

    Like

    1. Yap, sesuai informasi tadi, acara memang dari jam 1 – 5.

      Kemudian terkait laporan keuangan, sudah mencoba website Bursa Efek Indonesia atau website emiten satu per satu? Kalau itu jelas gratis.

      Like

  5. website BEI kurang lengkap Pak. kalau website emiten, tidak semuanya tampilkan laporan keuangan lengkap 10 tahun terakhir. Kebanyakan hanya memberikan info 3 hingga 5 tahun terakhir

    Like

    1. Kalau boleh tahu, untuk apa kamu butuh laporan keuangan sampai 10 tahun terakhir? Apakah 5 tahun tidak cukup?
      Dan tidak mungkin rasanya kalau kamu menyebut website BEI kurang lengkap. Karena semua emiten diwajibkan untuk melapor ke institusi tersebut.

      Like

  6. kalaupun hanya 5 tahun, website BEI hanya memiliki 3 tahun terakhir untuk kebanyakan emiten, yang ada data 5 tahun hanya ringkasa info income statement dan balance sheet pak Rudi. tidak ada data arus kas di bagian performance profile nya. lagipula jika hanya data 5 tahun, saya rasa kurang cukup, karena saya memakai metode DCF dalam menghitung intrinsic value, 5 tahun bagi saya kurang akurat. setidaknya harus melihat 10 tahun untuk melihat bagaimana suatu perusahaan tetap konsisten menghasilkan laba dan memberikan yang terbaik untuk pemegang sahamnya.
    Trims Pak Rudi

    Like

  7. Selamat Siang pak Rudi.
    Untuk menghadapi masa pensiun 11 thn lagi saya jadi kepikiran untuk menata ulang keuangan saya.
    Begini Pak , saya menikah punya anak 1 berumur 5thn.
    Data Penghasilan :
    Penghasilan saya (THF) => 11 Jt/ Bulan
    Tambahan penghasilan dari kontrakan 24 Jt/ thn (terima / july)
    Data kewajiban :
    Biaya operasional RT => 5 Jt/ Bln
    Biaya sekolah anak => 1 jt/ bln (untuk SD tahun depan akan menjadi 2 Jt/bln)
    Asuransi Pendidikan => 500rb/ bln (sampai tahun 2025)
    Cicilan Mobil 3.5 thn lagi => 2.3 Jt/ Bln
    Mulai Januari 2013 sisa uang sebesar 1 jt/ bln saya belikan emas.
    Data simpanan/ Properti :
    Nilai Rumah yang ditempati sekarang berharga => 1.2 M (saya beli 600Jt – 8 thn lalu)
    Tabungan sekarang =>70 Jt
    Reksadana Schroder 90 => 10rb Unit
    Pertanyaan saya :
    Bagusnya mobil saya lunasi atau tetap bayar cicilan saja ? (kalau di lunasi yang harus saya bayarkan adalah sebesar 87 Jt / May ini) tetapi kalau saya lunasi maka saya baru bisa melunasinya pada bulan July ini setelah menerima uang hasil kontrakan.
    Tetapi kalau mobil saya lunasi, tabungan saya paling sisa 5-7Jt saja, Karena semua tabungan terkuras buat mobil.
    Apakah saya sudah termasuk kategori keuangan ideal ?
    Bagaimana strategi yang bagus buat saya untuk menghadapi masa pension kalau data pemasukan dan pengeluaran saya seperti diatas ?
    Saya juga berencana untuk menambah unit RD saya sampai 60rb Unit untuk 2 tahun kedepan dan beli BNP Star 40rb Unit, setelah itu saya akan menabung buat renofasi rumah atau ganti mobil.
    Tolong pencerahannya Pak Rudi.

    Like

  8. @didi
    Salam Pak Didi,

    Saya yakin semua orang yang mengambil kursus financial planner dan sedang dalam proses mengajukan sertifikasi sebagai perencana keuangan tersertifikasi, pasti ingin memberikan solusi bagi anda karena membuat suatu perencanaan keuangan yang komprehensif dengan kasus nyata merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan izin tersebut.

    Untuk pertanyaan anda, saya perlu waktu untuk memikirkan kira2 apa rekomendasi yang tepat. Oleh karena itu, saya persilakan kepada para financial planner atau calon financial planner serta kebetulan sedang membaca blog ini, untuk ikut memberikan masukan atas solusi pak Didi di atas.

    Apabila solusinya bagus saya tidak keberatan apabila anda ingin mencantumkan nomor kontak anda. Siapa tahu dengan adanya beberapa opsi, kita bisa memberikan solusi yang lebih baik.

    Untuk pak Didi, mohon bersabar sambil menunggu respon ya. Terima kasih.

    Like

  9. Terimakasih Pak Rudi
    Appreciate sekali, dan untuk data tambahan, Sebagai karyawan saya punya tabungan Jamsostek sebesar 90 Jtan per tahun 2012.
    Untuk fasilitas kesehatan saya mendapatkan penggantian kwitansi sebesar max 3x gaji/ tahun. Karena fasilitas ini jarang terpakai makanya saya tidak membeli tambahan polis asuransi kesehatan.
    Sebagai antisipasi biaya kesehatan untuk masa pension, (erana nantinya semua biaya kesehatan akan menjadi tanggungan saya 100% ) mulai tahun 2013 ini saya wajibkan menabung sebesar 1 jt untuk dengan membeli LM.
    Saya tunggu advice dari Pak Rudi dan rekan lain untuk menghadapi masa pension.
    Terimakasih sebelumnya

    Like

  10. Dear Pak Rudi,
    Saya mau bertanya sedikit keluar dari topic ini,
    Saya mau investasi reguler di Panin Dana Maksima untuk masa pensiun,
    Mana lebih maksimal retunnya dengan strategi investasi DCA atau Dynamic Averaging
    Cost Rebalancing ?
    Mohon advisenya Pak, terima – kasih.

    Like

  11. @Rissa
    Yth Rissa,

    Strategi investasi pada dasarnya hanya ada 2 yaitu Sekaligus di Awal (Lump Sum) atau Berkala (Cost Averaging). Dynamic atau Rebalancing itu lebih kepada aksi monitoring dan evaluasinya. Tujuan dari kedua aksi tersebut tidak bermaksud memaksimalkan return akan tetapi untuk memastikan hasil investasi kita inline dengan tujuan yang kita tetapkan.

    Kalau menurut saya cara untuk memaksimalkan return itu adalah beli dan simpan selamanya.

    Semoga bermanfaat.

    Like

  12. Yth.Pak Rudy;
    Saya seorang ibu(janda) dgn satu anak yg sudah bekerja. pensiun sejak tahun lalu dari perusahaan swasta.
    Dari hasil pensiun saya mempunyai dana kira2 250 jt. setiap bulan biaya hidup saya sekitar 2,5 jt/bln dan penghasilan dari sewa rumah kira2 1,5 jt/bln. tidak punya utang konsumtif, tidak punya asuransi kesehatan. saat ini uang jamsosotek yg blm dicairkan kira2 95 jt. dan tabungan lain berupa LM 150 gr. saya ingin menginvestasikan sebagian dana liqud yg ada supaya dapat penghasilan tambahan tetapi dengan resiko rendah. investasi seperti apa yg sebaiknya saya pilih? Atas saran bapak saya ucapkan terima kasih.

    Like

  13. @heddy sidabutar
    Salam Ibu Heddy,

    Kalau boleh saya bantu sharing, berarti kurang lebih aset anda setelah pensiun adalah
    Rp 250 juta cash + Rp 95 juta Jamsostek + Rp 61.8 juta (150 gram emas) = Rp 406,8 juta.

    Dengan asumsi tanpa menggunakan uang dari sewa rumah anda dan biaya hidup Rp 30 juta per tahun berarti dana tersebut akan cukup untuk kira-kira 13.5 tahun ke depan dengan asumsi tidak ada kenaikan biaya hidup.

    Kalau saya menjadi anda, saya akan melakukan beberapa hal ini:
    1. Hasil sewa rumah akan saya investasikan ke reksa dana yang agresif seperti saham untuk 5 – 10 tahun ke depan dengan harapan bisa menjadi modal anak untuk menikah / beli rumah nanti

    2. Emasnya akan saya uangkan bersama dengan uang Jamsostek, ditambah dengan Rp 250 juta akan saya depositokan di bank yang aman. Jika ada pertimbangan biaya hidup, mungkin 50% – 70% diantaranya deposito dan sisanya dalam tabungan yang bisa ditarik sewaktu-waktu.

    3. Penghasilan yang saya dapat adalah berasal dari bunga deposito uang tadi. Katakan anda menabung 70% = Rp 280 juta. Dengan asumsi bunga net 5% (atau kotor 6%), maka pendapatan bunga setiap bulan anda sekitar Rp 1 jutaan.

    4.Kehidupan bulanan saya akan berusaha saya cukupi dari 30% = Rp 120 juta di tabungan yang saya tarik Rp 1,5 – 2 juta per bulan ditambah bunga deposito Rp 1 juta setiap bulan tersebut.

    5. Apabila anda beranggapan bahwa anak anda sudah mandiri dan tidak membutuhkan support dari anda nanti, maka uang sewa rumah tersebut bisa anda investasikan pada reksa dana yang konservatif atau deposito sekalian untuk antisipasi biaya kesehatan di hari tua.

    Demikian ibu Heddy, semoga masukan saya bermanfaat bagi anda.

    Like

  14. Dear Pak Rudy;

    Terimakasih untuk sharing yg sangat bermanfaat< saya tertarik dengan investasi reksadan yg bapak katakan, tetapi dalam hal ini saya sangat awam dengan nproduk reksa dana tersebut, apakah bapa bisa bantu saya seperti apa gambaran dari invest tsb. dan reksa dana seperti apa yg aman walaupun penghasilannya lebih rendah dr yg resikonya lebih tinggi. perlu bapa ketahui saya bukan seorang sarjana hanya lulusan sma yg pensiun dr pabrik obat. Saya menunggu saran dari bapa dan terimakasih sebelumnya.

    Like

  15. @heddy sidabutar
    Salam ibu Heddy,

    Secara umum, reksa dana yang konservatif itu bisa seperti reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana campuran yang isinya lebih banyak obligasi dibandingkan sahamnya.

    Hanya saja, untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci, kalau boleh saya sarankan anda datang ke Bank Agen Penjual atau Manajer Investasi atau meminta mereka mengunjungi anda untuk menjelaskan secara langsung cara kerja tersebut. Yang perlu saya tekankan adalah meskipun konservatif, risiko tetap ada. Artinya bisa jadi anda investasi Rp 100 juta, besoknya nilai jatuh di bawah Rp 100 juta karena harganya turun.

    Untuk berinvestasi di reksa dana itu syaratnya hanya KTP, NPWP dan punya rekening tabungan saja. Kalau anda sudah berusia di atas 60 tahun, maka NPWP tidak wajib. Tidak ada syarat latar belakang pendidikan, profesi dan sebagainya. Gampangnya adalah uang anda dipercayakan kepada orang lain untuk dikelola, hasilnya anda bisa pantau secara harian berapa perkembangannya setiap hari.

    Semoga bermanfaat, terima kasih.

    Like

  16. Reksadana adalah investasi terbaik untuk dana pensiun karena return-nya untuk reksadana saham konsisten mengalahkan inflasi dalam jangka panjang. Sayangnya, masih banyak yang menempatkan investasi dana pensiun tidak di reksadana tetapi di Deposito yang secara perhitungan memberikan return dibawah inflasi sehingga tidak akan menghasilkan pendapatan yang memadai saat pensiun nanti. Kemauan menghindari risiko, dengan penempatan di Deposito, justru menimbulkan risiko lain yang sering tidak terlihat, yaitu kegagalan memenuhi target keuangan saat pensiun.

    Like

  17. dear pak rudi:
    saya dan suami (32 dan 33thn) sama2 bekerja dengan penghasilan sekitar 9,5 jt setiap bulan,3 org anak umur 6thn ,2thn,dan 5 bulan, punya cicilan KPR 500rb/bln, , dana talangan haji 1,3jt/bln, sewa rmh 6jt/thn gaji pembantu 1,2jt/bln, asuransi pendidikan dan kesehatan anak no 3 350rb/bln, sisanya untuk belanja, bayar hutang pd ortu dan rencana tabungan berupa emas 1 gr yg dbeli tiap bulan, dan saat ini sama sekali tidak punya tabungan.
    dlm wkt dekat suami sy akan menerima warisan kira2 sebesar 2M, sy berencana menginvestasikan sebagian uang untk membeli kebun kelapa sawit dan karet, sebagian untuk membeli franchise (tp blm tau usaha apa), beli mobil baru krn mobil yg skrg sdh tua sehingga lbh sering menguras uang untuk ke bengkel, membeli asuransi pendidikan untuk anak pertama dan kedua. mohon sarannya berapa persen dan kemana uang tersebut diinvestasikan mengingat kami sm sekali tidak punya pengalam bisnis, dan apakah perlu salah satu dari kami untuk berhenti bekerja dan menjalankan bisnis, terimakasih.

    Like

  18. @bunda abim
    Salam Bunda Abim,

    Supaya nasihatnya lebih jelas, apakah anda bisa merinci semua pendapatan dan pengeluaran anda setiap bulannya baik yang saat ini ada dan ataupun yang masa depan akan ada. Contoh:
    Pendapatan Rp xx per Bulan
    Pengeluaran:
    KPR Rp xx
    Dana Talangan Haji Rp xx
    dll Rp xx

    Sebab informasi di atas tidak lengkap. Dan untuk biaya yang per tahun, bisa langsung kamu bagi 12, asumsinya kamu sisihkan setiap bulan.

    Kemudian karena anak anda 3 dan masih kecil, tentu akan ada biaya2 di masa depan yang akan datang. Jadi sebaiknya kamu buat perkiraan juga seperti biaya sekolah, playgroup, dll.

    Tujuan dari itu adalah untuk mengetahui apakah sebetulnya gaji anda cukup atau tidak setiap bulannya. Baru setelah itu, dana warisan anda punya bayangan sebaiknya diapakan.

    Saya tunggu informasinya. Terima kasih.

    Like

  19. Dear pak rudi,
    Sebelumnya terimakasih infonya.
    Saya perbaiki Pendapatan saya dan suami 10,6 jt / bulan
    Pengeluaran:
    Belanja : 2.500.000.-
    Dana Talangan Haji : 1.300.000.-
    KPR : 500.000.-
    Listrik/Telepon : 250.000.-
    Asisten RT : 1.200.000.-
    Asuransi pendidikan : 350.000.-
    Belanja Mertua ( Janda ) : 500.000.-
    Bayar Utang Ke Ortu : 700.000.-
    Sewa rumah : 500.000.-
    Tabungan : 700.000.-
    Rencana Sekolah anak : 300.000.-
    Rencana Asuransi Anak 1 dan 2 : 700.000.-
    BBM dan pemeliharaan : 300.000.-
    Dana Cadangan : 1.500.000.-

    Dan saat ini kami sama sekali tidak punya tabungan, mungkin bapak heran bagaimana mgkn tidak punya tabungan, tahun 2010 km menjadi korban penipuan yg menyebabkan seluruh tabungan kami saat itu ditambah kredit bank selama 3 thn lenyap, jd br bln agustus ini kami selesai mencicil kredit tsb.
    Selain untuk membeli kebun dan franchise sy jg berniat untuk berinvestasi melalui reksa dana, mnrt bpk jenis reksadana spt apa yg cocok, dan berapa banyak?
    Terimakasih sblmnya atas jwbnnya.

    Like

  20. @bunda abim
    Yth Bunda Abim,

    Terima kasih sudah melengkapi informasi yang dibutuhkan.

    Pertama-tama saya turut prihatin dengan kejadian penipuan yang anda alami. Semoga kejadian membawa hikmah bagi kita semua untuk berhati-hati dalam semua tindakan yang kita ambil.

    Kemudian, terkait pertanyaan anda, Kalau saya analisa secara sederhana, Pendapatan gabungan 10,6 juta. Kemudian jika jika dana cadangan yang kamu maksud adalah uang cash yang dipegang dan bukan merupakan uang yang disisihkan setiap bulannya, maka total pengeluaran anda per bulan adalah Rp 9,8 juta. Berarti sisanya Rp 800 rb.

    Jika dana cadangan adalah uang yang disisihkan berarti total pengeluaran anda adalah Rp 11,3 juta atau anda defisit Rp 700rb setiap bulan.

    Untuk diskusinya, skenario yang saya ambil adalah skenario terburuk dimana anda minus 700rb setiap bulan. Jika saya jadi anda, dimana saya mendapat warisan 2 M, maka yang saya lakukan adalah
    1. Menyisihkan uang untuk dana darurat, 11,3 juta x 12 = Rp 270 juta. Atau bisa juga sampai Rp 300 juta. Uang ini akan saya taroh di Deposito Breakable yang bunganya maksimal. Maksudnya Deposito breakable, anda mendapat rate setinggi bunga deposito namun bisa dicairkan sewaktu-waktu.

    2. Jika memang membeli mobil adalah kebutuhan, maka anggaplah anda membeli Inova. Karena tidak tahu harga pasaran, anggap saja Rp 250 juta. Namun setelah itu anda harus bersiap2 dengan pengeluaran tambahan Rp 1 juta per bulan untuk BBM, Parkir dan Tol. Angka itu MINIMAL. Dengan demikian total pengeluaran anda per bulan naik dari Rp 11,3 juta menjadi Rp 12,3 juta. Dan defisit anda menjadi 1,7 juta (penghasilan 10,6)

    3. Di atas disebutkan ada utang ke Orang Tua yang dicicil setiap bulan, karena mendapat rezeki kalau menurut saya sebaiknya juga dibagikan juga ke orang tua, katakanlah Rp 250 juta. Kemudian utang anda lunas, sehingga pengeluaran berkurang 700rb menjadi Rp 11,6 juta. Defisit menjadi Rp 1 juta per bulan.

    Setelah melakukan 3 hal di atas, maka uang Rp 2 M anda tinggal 1,2 M. (300 + 250 +250 = 800 Juta). Sampai disini masalah anda masih ada satu masalah yaitu defisit 1 juta setiap bulannya. Itupun dengan asumsi, semua pengeluaran tambahan seiring dengan anak anda yang semakin besar tersebut sudah anda perhitungkan dalam biaya anda.

    Jadi yang harus dilakukan adalah bagaimana supaya uang Rp 1,2 M tersebut bisa menutupi defisit yang anda alami dan mencapai keinginan anda seperti investasi kebun, franchaise atau reksa dana.

    Dengan asumsi bunga 5% net per tahun, uang Rp 1,2 M di deposito akan menghasilkan Rp 5 juta per bulan. Jika anda mencari jalan yang paling aman, yaitu tetap bekerja di pekerjaan yang sudah ada, lifestyle tetap dijaga karena banyak orang yang hidup sederhana bisa lepas kontrol ketika mendapat uang dalam jumlah besar, maka uang tersebut cukup didepositokan saja, hidup keluarga anda sudah nyaman. Sebab penghasilan akan bertambah menjadi Rp 10,6 juta + 5 Juta = Rp 15,6 juta per bulan.

    Jalur yang agak mengandung risiko adalah anda menginvestasikan dana tersebut ke reksa dana. Dengan berinvestasi di reksa dana, anda dan suami anda tetap dapat melanjutkan pekerjaan anda yang sekarang dan membiarkan Manajer Investasi fokus bekerja mengembangkan dana tersebut. Namun ada risiko naik turun harga yang harus anda pahami dan siap hadapi.

    Jalur yang menurut saya sangat berisiko adalah anda berbisnis. Sebab menurut saya bisnis adalah investasi yang returnnya paling tinggi tapi modalnya juga paling banyak. Sebab kita tidak hanya mencurahkan uang, tapi juga waktu, tenaga dan pikiran. Bagi kita-kita yang sudah terbiasa bekerja dan mendapat gaji, berbisnis merupakan salah satu pilihan besar dalam hidup. Dimana pilihan tersebut bisa mengubah hidup kita secara drastis, antara menjadi pengusaha kaya raya atau kehilangan modal karena gagal berbisnis. Jadi jika investasi kebun dan franchaise adalah sesuatu yang BENAR-BENAR anda idam-idamkan dari dulu-dulu, maka anda bisa melakukannya. Tapi jika anda melakukannya hanya karena kebetulan ada kelebihan uang dan seseorang yang anda kenal menawarkan kepada anda dan menjanjikan hasil investasi tinggi, maka saran saya sebaiknya kamu pikir2 lagi.

    Apabila investasi kebun dan franchaise ternyata tidak membutuhkan nilai hingga Rp 1,2 M, anda mau bagi antara bisnis riil dan reksa dana juga sebetulnya terserah. Pesan saya, jangan berbisnis hanya karena anda memiliki kelebihan uang saja, lakukanlah sesuatu yang memang anda kuasai dengan baik.

    Jika memang ahlinya dalam menjadi karyawan orang dan nyaman dengan kondisi tersebut, maka tetaplah jadi karyawan. Jika anda memang ingin sekali menjadi pengusaha tapi tidak pernah kesampaian, maka lakukanlah meskipun tidak mendapatkan warisan tersebut. Dimana ada usaha disitu ada jalan.

    Kesimpulan saya, amankan dana darurat, ganti mobil, bayar utang, dan tetapkan mau tetap kerja atau berusaha. Mudah-mudahan setelah semua anda lakukan, anda bisa memutuskan sendiri mau diapakah uang tersebut.

    Demikian sharing saya, semoga bermanfaat. Anda juga bisa berkonsultasi dengan perencana keuangan independen untuk pendapat yang lebih profesional. Disini saya sekedar memberikan pendapat dari salah satu sudut pandang saja.

    Like

  21. terimakasih banyak pak Rudi atas sarannya, cukup membuka wawasan dan pola pikir saya dan saran bapak akan jadi bahan pertimbangan, terimakasih 🙂

    Like

  22. Pak Rudi Yth.
    Boleh minta sarannya untuk karyawan swasta seperti saya. Umur 32 th, belum ada rencana menikah. Hidup dengan ortu. Gaji per bulan 16 juta. Penyisihan penghasilan per bulan Rp 4 juta untuk biaya operasional di rumah, biaya operasional pribadi bulanan Rp 3-5 juta. Investasi di beberapa reksadana (kebanyakan equity sekitar 20juta dan sisanya reksadana terproteksi sekitar 75juta) dan juga saham secara langsung (saham LQ45 – nilai investasi sekitar 50-60juta). Tidak memiliki aset signifikan seperti rumah atau kendaraan. Asuransi di unit link per tahun 3,6 juta (sudah jalan 6 tahun). Adapun pembelian di reksadana tidak ada tujuan hanya sebagai tabungan.
    Pertanyaan saya :
    1. Bagaimana saya meningkatkan atau memaksimalkan nilai aset saya ?
    2. Saya berencana membeli rumah dengan cara KPR (namun rumah yang ingin dibeli adalah di daerah Jakarta Pusat, Barat atau Utara dimana harganya sudah tinggi sekali) dan memikirkan DP yang berat karena berarti harus mengorbankan / menguras seluruh aset saya. Ada saran untuk hal ini ?
    3. Bilamana seseorang bersertifikasi CFP, bagaimana org tersebut dapat memaksimalkan gelar tersebut untuk mendapatkan penghasilan tambahan ?

    Terima kasih banyak Pak Rudi.

    Like

  23. @William
    Malam Pak William,

    Terima kasih atas kesediaan anda sharing informasi keuangannya. Kalau perkiraan saya, setiap bulannya anda bisa menyisihkan setidaknya Rp 5 juta untuk diinvestasikan, angka yang tidak kecil menurut saya. Namun itu karena anda tidak mencicil rumah atau kendaraan. Sebenarnya kalau tinggal dengan orang tua juga tidak masalah. Kalau rumahnya sudah bagus, nyaman, homie dan hubungan dengan keluarga juga baik, kenapa tidak?

    Uang yang bisa kamu hemat bisa kamu pakai untuk membuat pesta pernikahan yang mewah, jalan-jalan keluar negeri, memiliki hobi yang mahal atau sekadar berfoya-foya.

    Berkaitan dengan pertanyaan anda:
    1. Yang kamu lakukan sudah benar, “mempekerjakan” uang kamu di reksa dana dan saham adalah cara untuk meningkatkan nilai aset. Kalau memaksimalkan, itu kamu fokuskan semua di satu instrumen yang kamu yakin “cuan”nya paling tinggi dan paling kamu pahami.

    2. Kalau keberatannya adalah soal harga yang terlalu mahal bisa pertimbangkan untuk beli apartement secara KPA.
    Tapi kalau keberatannya adalah aset yang sudah dikumpulkan di investasi terpaksa harus dijual untuk bayar DP, berarti itu masalah prioritas. Mau punya tempat tinggal sendiri atau tidak. Kalau tinggal dengan orang tua juga it’s ok seperti komentar saya di atas ya tidak usah dipaksakan untuk punya tempat tinggal sendiri.

    3. Umumnya perencana keuangan dibayar dari biaya konsultasi, komisi atas penjualan produk investasi (meskipun mungkin tidak semua mengakuinya), sebagai pembicara, honor menulis artikel, royalti menulis buku, atau terkadang sebagai EO sekaligus pembicara yang mengorganisasi suatu event seminar atau talkshow. Sertifikasi CFP itu sifatnya mendukung, tapi lebih penting lagi punya skill untuk melakukan hal di atas dengan baik sehingga mendapat bayaran yang pantas. Kalau menurut saya gaji di tempat kerja anda sudah lumayan, belum lagi ada penghasilan dari THR, Insentif dan Bonus. Kalau kerja dengan baik, siapa tahu kenaikan gajinya lumayan. Atau bisa dapat softloan dari kantor untuk cicilan rumah / apartement juga sudah baik. Sebab dengan bunga KPR / KPA sekarang, bunga yang dibayarkan sudah seharga tempat tinggalnya, jadi bisa hemat bunga pinjaman saja sudah cukup kok. Plus bos anda tidak usah ketar-ketir anda kehilangan fokus karena sibuk dengan pekerjaan tambahan di luar.

    Semoga bermanfaat.

    Like

  24. @dwiky
    Siang Pak Dwiky,

    Ada pak, selama ini investasi reguler hanya didasarkan pada kemampuan keuangan. Misalkan mampunya menyisihkan Rp 1 juta per bulan, maka disisihkan jumlah yang segitu. Padahal yang lebih tepat adalah investasi reguler harusnya disesuaikan dengan kebutuhan. Misalkan untuk kebutuhan pendidikan anak, butuh Rp 500 rb per bulan, untuk kebutuhan pensiun Rp 250rb per bulan, maka totalnya cukup Rp 750 rb per bulan.

    Demikian pak, semoga bermanfaat.

    Like

  25. Hallo pak Rudi, saya Selvi sekarang umur 20 tahun dari Riau, tujuan saya sewaktu umur 35 tahun, saya bisa menghasilkan pendapatan sampingan 10juta per bulan selama 20 tahun kedepannya

    Saya mau tanya berapa yang harus disisihkan setiap bulan dan dana ini sebaiknya disisihkan kemana ya deposito/investasi/dll supaya 15 tahun lagi bisa menghasilkan dana yang seperti saya inginkan ? Kalau deposito bagusnya bank apa yang bapak rekomendasikan ? Kalau investasi investasi dalam bentuk apa ? Terimakasih

    Like

  26. @Selvi
    Salam Ibu Selvi,

    Untuk tujuan keuangan anda, dengan asumsi bunga deposito bank nantinya adalah 6% net per tahun, maka anda harus punya Rp 2 M supaya mendapat bunga Rp 120 juta per tahun atau Rp 10 juta per bulan.

    Untuk mencari tahu bagaimana supaya bisa dapat Rp 2 M 15 tahun kemudian bisa baca http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2014/08/10/3-langkah-menjadi-investor-reksa-dana-bagi-pemula/

    Anda juga bisa mensimulasikan sendiri besarnya kebutuhan jika mengumpulkannya via deposito atau investasi. Silakan dicoba, semoga bermanfaat.

    Like

  27. Pak Rudi yang baik,
    .
    Sy sekadar ingin ucapkan: semoga Bapak Rudi selalu diberi kesehatan dan rezeki oleh Tuhan YME. Selalu behagia untuk pak Rudi dan keluarga.
    Ulasan problem solving pak Rudi gampang dicerna, rasional, mengena dalam pola perilaku kehidupan sehari-hari. Terima kasih banyak Pak Rudi.

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s