Kalau Unit Link Vs Reksa Dana tentu sudah sering dibahas dalam berbagai forum, media, baik yang online maupun yang media cetak. Umumnya, para investor akan lebih disarankan untuk membeli investasi dan proteksi secara terpisah untuk memaksimalkan fungsi investasi dan proteksi. Namun di satu sisi, umumnya unit link menawarkan manfaat rider dan perlindungan asuransi yang komplit. Oleh karena itu, hingga saat ini, masih sulit untuk mengatakan Unit Link atau Reksa Dana + Asuransi mana yang lebih baik, banyak pendapat pro kontra yang beredar.
Seiring dengan perkembangan Zaman, Manajer Investasi dan para pelaku dalam industri reksa dana juga semakin kreatif. Daripada terjebak pada argumentasi mana yang lebih baik, sebagian Manajer Investasi berusaha mengembangkan produk baru untuk memaksimalkan manfaat investasi dan proteksi bagi calon investor. Sehingga berkembanglah yang disebut dengan Investment Link. Dimana Investment Link (kata yang saya karang sendiri) ini saya artikan sebagai Reksa Dana yang memberikan Manfaat Asuransi. Seperti apa Investment Link yang bagus dan apa tantangan untuk produk Investment Link di Indonesia?
Dalam kesempatan ini saya juga ingin mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa kepada umat yang menjalankannya. Mohon maaf Lahir dan Batin.
Pada dasarnya Unit Link adalah salah satu dari variasi produk asuransi dimana produk tersebut menggabungkan Asuransi dengan Investasi. Unit Link umumnya ketika dipasarkan, lebih mengutamakan pada fitur asuransi dibandingkan investasinya. Hal ini bisa dilihat dari penawaran yang biasanya menyebutkan besaran Uang Pertanggungan dan Segala manfaat asuransi tambahan seperti rumah sakit, penyakit kritis bahkan asuransi untuk rider (istilah agen asuransi untuk pertanggungan kepada pihak keluarga). Pemberian manfaat pertanggungan juga beragam, ada yang hingga usia 65 – 70 tahun ada pula yang sampai pada 99 tahun. Tergantung jenis dan perusahaan asuransinya.
Sementara itu, Investasi dalam unit link umumnya sering dalam “ILUSTRASI”. Dengan menggunakan beberapa asumsi, calon pemegang polis diberikan gambaran apabila hasil pengembangan investasi sesuai dengan asumsi akan mencapai tertentu pada akhir masa pertanggungan. Umumnya angka tersebut cukup fantastis dibandingkan jumlah uang yang disetorkan, sehingga orang mau mengambil produk unit link tersebut. Bisa tercapai atau tidaknya angka tersebut itu hal lain lagi. Berhubung pengetahuan saya tentang asuransi terbatas, jika ada yang kurang tepat, silakan dikoreksi. Bagi anda yang sudah membeli unit link selama bertahun-tahun juga bisa sharing disini apakah pengembangan hasil investasi telah sesuai dengan perkiraan yang ada dalam “ilustrasi” yang diberikan sejak awal.
Investment Link
Investment Link adalah produk reksa dana (investasi) yang memberikan manfaat asuransi bagi pemegang unit penyertaannya. Perbedaannya, produk ini lebih memberikan penekanan pada Investasi dibandingkan fitur asuransinya. Salah satunya dapat kita lihat dimana amat jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali, suatu reksa dana dijual dengan menggunakan “ilustrasi”. Sebab sebagai produk investasi, adalah melanggar aturan apabila memberikan indikasi return kinerja masa mendatang bagi investor.
Manfaat asuransi diberikan kepada investor dengan beberapa persyaratan seperti minimum investasi hingga nominal tertentu dan harus di investasikan selama kurun waktu tertentu. Belakangan, produk semacam ini telah dikembangkan oleh beberapa Manajer Investasi di Indonesia, hanya saja mungkin belum terlalu diketahui / dipahami oleh umum. Selain itu, dalam pandangan saya, konsep asuransi yang ditawarkan juga masih belum terlalu jelas atau menjawab kebutuhan pemegang unit penyertaan.
Sebagai contoh, kebutuhan asuransi untuk perorangan dapat saya kategorikan sebagai berikut:
- Asuransi Jiwa, memberikan manfaat / Uang Pertanggungan (UP) apabila tertanggung meninggal dunia. Idealnya uang pertanggungan harus setara / menggantikan penghasilan yang diberikan oleh tertanggung kepada keluarga semasa hidupnya. Perhitungan UP dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya seperti metode Human Live Value (HLV) yang membagi antara gaji tahunan tertanggung dengan bunga deposito yang berlaku. Misalnya Gaji per tahun 100 juta, Deposito 5%, maka UP yang ideal untuk orang tersebut adalah Rp 100 juta / 5% = Rp 2 M.
- Asuransi Kecelakaan, merupakan asuransi yang memberikan manfaat uang penggantian apabila tertanggung mengalami kecelakaan. Dalam Jamsostek umumnya Asuransi Jiwa dan Kecelakaan sudah dicover. Pada produk unit link, meskipun kedua asuransi ini berbeda, umumnya Jiwa dan Kecelakaan sudah dibundel jadi satu.
- Asuransi Kesehatan, memberikan manfaat uang penggantian apabila tertanggung masuk Rumah Sakit atau menjalani Operasi, dan Rawat Inap. Asuransi kesehatan sebetulnya juga sudah terdapat dalam Jamsostek atau bagian dari tunjangan perusahaan. Besaran uang penggantian untuk Asuransi Kesehatan berbeda sesuai dengan premi yang diambil dan kondisi kesehatan dari tertanggung. Jika anda mengambil asuransi kesehatan untuk kantor, besaran premi dan manfaat juga dapat disesuaikan / ditawar apabila jumlah pesertanya banyak.
- Asuransi Penyakit Kritis, merupakan asuransi yang memberikan manfaat uang penggantian apabila tertanggung dideteksi menderita penyakit kritis. Besaran uang pertanggungan amat tergantung pada besaran premi yang diambil, dan seberapa kritis penyakit yang diderita. Sebab untuk beberapa jenis penyakit yang baru pada tahap awal, belum tentu ada penggantian.
- Asuransi Pendidikan, merupakan asuransi yang menjadi favorit para orang tua yang mendahulukan kepentingan anaknya. Di permukaan, manfaat asuransi ini seperti memberikan manfaat perencanaan cash flow dalam bentuk distribusi cashflow pada masa anak masuk sekolah. Namun jika dibaca dengan lebih cermat, manfaat yang paling besar dari asuransi ini sebetulnya ada pada asuransi jiwa atas orang tua dari anak tersebut. Jika orang tua meninggal, maka uang pertanggungan diharapkan masih mencukupi kebutuhan pendidikan anak. Jadi pada dasarnya asuransi pendidikan adalah asuransi jiwa ditambah dengan distribusi kas pada tahun anak masuk sekolah. Besaran uang kas yang didistribusikan pada saat anak masuk sekolah sebenarnya jika kita bisa melakukan perencanaan yang cermat dan manajemen uang yang baik serta disiplin, sebetulnya tidak terlalu sulit untuk dilakukan.
Berdasarkan kategori saya di atas, maka sebetulnya suatu Investment Link dikatakan baik apabila bisa menggabungkan reksa dana dengan Asuransi Jiwa, Kecelakaan dan Penyakit Kritis. Sebab 3 musibah itulah yang menurut paling bisa mempengaruhi tercapai atau tidaknya tujuan keuangan seseorang. Asuransi Kesehatan menurut saya bersifat opsional karena sudah terdapat dalam tunjangan kantor jika kita menjadi pegawai atau bisa dibeli melalui kartu kredit (saya sering mendapat penawaran asuransi ini melalui telemarketing). Sekarang permasalahannya apakah sudah ada reksa dana yang memberikan 3 manfaat asuransi sekaligus? Rasa-rasanya masih belum ada.
Tantangan Investment Link di Indonesia
Untuk membuat Investment Link yang ideal di Indonesia tentu sangat sulit, sebagai produk investasi yang memberikan bonus asuransi, fungsi investasinya harus berjalan pertama terlebih dahulu. Dengan kata lain performance reksa dana sangat penting. Apakah anda tertarik untuk membeli reksa dana yang memberikan manfaat asuransi jika kinerja reksa dana tersebut hanya medioker atau bahkan di bawah rata-rata? Jadi bagi MI yang ingin meluncurkan produk ini, saran saya sebaiknya MI atau produk reksa dana tersebut sudah memiliki kinerja historis yang cukup lumayan atau sekelompok investor yang memang sudah percaya dengan kinerja produk Manajer Investasi tersebut. Jangan dibalik.
Tantangan kedua adalah bagaimana memberikan manfaat asuransi yang bersaing dengan Unit Link. Produk asuransi dalam unit link sangat bervariasi dan bisa customized sesuai dengan kondisi masing-masing pemegang polis. Anda bisa membuat polis dengan uang pertanggungan Rp 100 juta, Rp 1 M atau bahkan Rp 10 M, tergantung pada kondisi kesehatan, usia, dan tentu pula premi yang sesuai dengan kemampuan kocek anda. Hal demikian agak sulit untuk diterapkan di Investment Link. Sebab, investor reksa dana bervariasi dari anak yang masih kecil dan dibelikan atas nama orang tuanya, mahasiswa baru lulus hingga pensiunan yang sudah berusia renta. Membelikan asuransi untuk semua orang saja sudah menjadi satu masalah tersendiri belum lagi membuat uang pertanggungan yang sama untuk setiap orang yang tentu jika dihitung secara individual, besaran preminya bisa berbeda-beda.
Tantangan ketiga adalah penepatan biaya dan siapa yang membayarnya. Untuk semua manfaat dan bonus tentu ada harga yang harus dibayar. Besaran biaya yang dibayar tentu tergantung pada kesepakatan antara Manajer Investasi dengan perusahaan asuransi. Soal yang membayar, bisa saja dari Manajer Investasi yang menyisihkan keuntungannya atau dari investor itu sendiri yang dibayarkan melalui biaya pengelolaan reksa dana. Dalam hal perusahaan asuransi mendapat persentase tertentu dari biaya pengelolaan, tentu disini terjadi ketidakadilan. Sebab jika ada investor yang tidak insurable karena sudah diluar kriteria asuransi, namun secara tidak langsung investor tersebut juga ikut membayar premi asuransi tersebut.
Tantangan Keempat adalah kesesuaian antara bonus dengan kebutuhan. Seperti yang sudah dibahas, kebutuhan orang untuk asuransi sama bervariasinya dengan kebutuhan orang akan reksa dana. Jika orang yang ingin berinvestasi jangka menengah, dia bisa memilih jenis reksa dana campuran atau pendapatan tetap. Sama halnya juga dengan orang yang berpendapatan Rp 100 juta per tahun dengan Rp 200 juta per tahun, kebutuhan akan uang pertanggungan asuransi tentunya juga berbeda-beda. Apakah lebih baik bagi investor tersebut untuk membeli produk reksa dana dan asuransi yang terpisah tapi disesuaikan dengan kebutuhan, atau membeli Unit Link atau Investment Link yang menggabungkan kedua fungsi tersebut namun ternyata tidak maksimal kedua-duanya?
Dari analisis saya, sepertinya Investment Link masih sulit untuk menggantikan fungsi Unit Link di Indonesia dalam waktu dekat. Bukan saja dari sisi operasional, akan tetapi juga kenyataan bahwa amat sulit untuk memenuhi kebutuhan setiap orang yang berbeda-beda. Namun, sulit bukan berarti tidak bisa. Tinggal bagaimana kreatifitas MI dalam membuat dan memasarkan produk tersebut. Demikian tulisan ini saya sharing, semoga bermanfaat bagi anda semua.
Penyebutan produk investasi (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

Tinggalkan Balasan ke chakepp Batalkan balasan