Tidak terasa sudah lebih dari 1 tahun saya mengisi blog ini. Ada topik yang saya sharing berdasarkan kondisi yang sedang berlangsung, ada pula yang memang merupakan suatu siklus yang berulang-ulang. Nah, kebetulan topik kali ini adalah topik yang membahas tentang suatu siklus yang berulang-ulang yaitu Window Dressing.
Window Dressing adalah suatu fenomena di pasar modal, dimana umumnya harga saham akan meningkat pada akhir tahun. Karena sudah terjadi selama bertahun-tahun, maka ada potensi kejadian tersebut bisa berulang lagi pada tahun ini sehingga bisa dimanfaatkan oleh investor untuk mendapatkan keuntungan.Bagi anda yang ingin memahami lebih jauh tentang window dressing, dapat membaca artikel lama di:
Dengan melanjutkan statistik terdahulu, potensi window dressing berdasarkan data 10 tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Berdasarkan statistik, maka besar sekali kemungkinan window dressing masih berpeluang terjadi pada akhir tahun ini. Secara rata-rata jika investasi dilakukan 2 bulan (investasi di Akhir Oktober dan Di Jual di Akhir Desember) lebih besar dibandingkan hasil investasi 1 bulan (Investasi di Akhir November dan dijual di Akhir Desember). Meski demikian dalam beberapa kali kesempatan, terkadang IHSG juga merugi di bulan November dan baru kemudian positif di bulan Desember sehingga beberapa kali investasi pada bulan Desember lebih tinggi dibandingkan investasi dalam 2 bulan.
Oleh karena itu, bagi investor yang mempercayai bahwa window dressing akan terjadi tahun ini, bisa “memberanikan” diri untuk melakukan investasi. Kegiatan investasi bisa dilakukan dengan cara sekaligus pada akhir Oktober atau bertahap pada akhir Oktober dan November dan baru mencairkannya pada akhir Desember untuk mendapatkan potensi keuntungan dari fenomena ini.
Mudah2an akhir tahun 2011 ini bisa menjadi Happy Ending bagi pasar modal di Indonesia dan Window Dressing bisa menjadi salah satu harapan yang menopang kenaikan bursa saham. Semoga artikel ini bermanfaat.
Penyebutan produk investasiĀ (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang.
Pak Rudiyanto , saya mau menanyakan metode Sharpe , Jensen dan Treynor.
Saya mendapat pertanyaan seperti ini :
1. Manakah yang lebih baik dalam mengukur kinerja Reksadana Saham?
2. Apakah ada perbedaan hasil dalam mengukur kinerja dari 3 metode tersebut ?
Thx pak..
LikeLike
@Adrianus
Pak Adrianus, silakan lihat di http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2011/09/26/kinerja-reksa-dana-di-tengah-gejolak-pasar/#comment-65324
LikeLike