Setiap tahun, perusahaan riset dan media seperti Infovesta, Kontan, Investor Daily, Bloomberg dan bahkan sekarang Asosiasi Perencana Keuangan mengeluarkan daftar reksa dana terbaik. Tujuan dari publikasi tersebut biasanya ada 2, pertama memberikan apresiasi kepada para Manajer Investasi yang telah berkinerja baik. Kedua, memberikan referensi kepada investor produk reksa dana yang bisa dijadikan sebagai pertimbangan.
Dalam semua publikasi tersebut, biasanya selalu dicantumkan disclaimer bahwa kinerja masa lalu tidak menjadi jaminan akan terulang di masa mendatang. Meski demikian, karena dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki dianggap memiliki kredibilitas dan basis pembaca yang luas, biasanya daftar tersebut selalu dijadikan pertimbangan utama oleh para investor.
Pembahasan dalam artikel ini tidak dalam posisi memperdebatkan apakah urutan juara atau cara yang digunakan sudah tepat atau kurang tepat. Sebab saya yakin mereka sudah mengusahakan yang terbaik dengan mempertimbangkan semua aspek yang ada. Selain itu, ada juga konflik kepentingan karena dulu saya juga bekerja di Infovesta sehingga ikut merumuskan metode penilaian terhadap reksa dana 😀 .
Tujuan dari pembahasan artikel saya kali ini adalah untuk menguji apakah misalkan suatu reksa dana bagus pada tahun ini selanjutnya juga akan bagus pada tahun berikutnya. Ibaratnya Yesterday Champion juga akan menjadi Tomorrow Winner. Jika ternyata hasil ini teruji maka ibaratnya dalam memilih reksa dana cukup memilih yang tahun lalu paling bagus karena selanjutnya dia juga akan menjadi reksa dana paling bagus tahun depan.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada 2 pengujian yang dilakukan. Oh ya, sebagai informasi, pengujiannya difokuskan pada reksa dana saham. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Menguji Konsistensi Reksa Dana Saham Return Ranking 1
Pengujiannya sangat sederhana, tidak ada rumus, ratio atau teori. Tinggal dilihat dari tahun ke tahun, reksa dana yang menjadi peringkat pertama dari sisi returnnya.
Tahun | Reksa Dana Saham Peringkat I Return | Return (%) |
2002 | Schroder Dana Prestasi Plus | 32.26 |
2003 | Schroder Dana Prestasi Plus | 78.83 |
2004 | Batavia Dana Saham | 66.57 |
2005 | Dana Pratama Ekuitas | 43.78 |
2006 | Emco Mantap | 114.39 |
2007 | Emco Mantap | 102.37 |
2008 | Panin Dana Maksima | -36.10 |
2009 | Pratama Saham | 170.63 |
2010 | Panin Dana Maksima | 102.10 |
2011 | Emco Mantap | 23.93 |
2012 | SAM Indonesian Equity Fund | 39.72 |
2013 | Millenium Equity | 71.76 |
2014 | Dana Pratama Ekuitas | 47.66 |
2015 | Kharisma Kapital Prima | 15.41 |
Sumber : http://www.infovesta.com
Dari pengujian pertama di atas, terlihat hanya 2 kali yaitu 2002 – 2003 untuk Schroder Dana Prestasi Plus dan 2006 – 2007 untuk Emco Mantap (Dulu Makinta Mantap) terjadi fenomena Yesterday Champion = Tomorrow Winner. Sisanya reksa dana juara 1 selalu berbeda dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari 13 tahun berurutan, hanya 2 kali terjadi atau kalau dihitung probabilitasnya 2 / 13 = 15%. Artinya kalau 2016 ini anda beli reksa dana Kharisma Kapital Prima, peluang dia untuk menjadi reksa dana nomor 1 adalah 15%.
2. Menguji Peringkat Return Reksa Dana Saham secara berkelompok
Kalau logika dari pengujian nomor 2 ini adalah investor tidak apa-apa tidak mendapat reksa dana dengan return tertinggi atau ranking 1. Tapi paling tidak kalau yang tahun ini masuk 10 besar, diharapkan tahun depan bisa masuk ke 10 besar lagi. Berarti yang dilihat bukan lagi peringkat tertinggi tapi perbandingan peringkat tahun ini dengan tahun lalu dan seterusnya.
Dengan cara ini, pengujiannya mau tidak mau harus menggunakan perhitungan yang agak teoritis. Kalau diingat2, pada waktu kuliah dulu dalam mata kuliah statistik, pernah dibahas tentang suatu teori yang disebut Uji Korelasi Rank Order Spearman.
Korelasi atau hubungan adalah suatu indikator perhitungan statistik yang menyatakan hubungan antara a dengan b. Angka korelasi berkisar dari -1 sampai dengan +1.
- Negatif artinya hubungan antara indikator A dan B bersifat terbalik
- Positif artinya hubungan antara A dan B bersifat searah
- Angka korelasi di bawah 0 – 0.5 baik positif ataupun negatif disebut lemah
- Angka 0.5 – 1 baik positif atau negatif disebut kuat
- Jika angkanya tepat 0, maka antara A dan B tidak ada hubungan sama sekali.
Misalkan diperoleh Korelasi antara IHSG dengan Reksa Dana Saham adalah +0.8. Artinya hubungan antara kinerja IHSG dengan Reksa Dana Saham adalah Kuat dan Positif. Dalam interpretasi bahasa sehari-hari, kalau IHSG naik maka Reksa Dana Saham juga akan naik dengan tingkat yang mendekati.
Misalkan jika Korelasi IHSG dengan Reksa Dana Pendapatan Tetap adalah -0.1. Artinya hubungan antara kinerja IHSG dengan Reksa Dana Pendapatan Tetap adalah Lemah dan Negatif. Dalam bahasa sehari-hari, pergerakan IHSG dan reksa dana pendapatan tetap bisa tidak searah atau bahkan berlawanan arah, tapi hubungannya amat lemah yang berarti investor tidak perlu melihat IHSG untuk memprediksi kinerja reksa dana pendapatan tetap.
Perhitungan korelasi untuk 2 indikator bisa dilakukan menggunakan rumus statistik atau menggunakan fungsi CORREL di Microsoft Excel. Namun ketika menghitung peringkat metode korelasi menjadi tidak bisa digunakan. Untuk itulah dibuat Korelasi Rank Order Spearmen. Sesuai namanya, “Rank Order”, korelasi Spearman ini memang digunakan untuk menguji seberapa kuat hubungan antara peringkat reksa dana pada 1 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Rumus perhitungan indikator ini dapat diperoleh di internet ataupun buku mata kuliah statistik.
Sebagai ilustrasi, peringkat return reksa dana pada tahun 2005 – 2006 adalah sebagai berikut :
Sumber : http://www.infovesta.com, diolah
Jika dilihat secara sekilas, pada dasarnya dari 10 reksa dana saham dengan return tertinggi di 2005, 7 di antara masuk ke 10 besar di 2006 kembali. Mereka yaitu Dana Pratama Ekuitas, TRIM Kapital, BNP Paribas Ekuitas, Rencana Cerdas, Manulife Dana Saham, Phinisi Dana Saham, dan Panin Dana Maksima. 3 reksa dana saham lain yaitu Batavia Dana Saham, Arjuna dan AXA Citra Dinamis keluar dari 10 besar.
Dari perbandingan di atas, gampangnya jika kamu beli reksa dana saham yang returnnya masuk 10 besar, maka akan ada kemungkinan 70% reksa dana tersebut kembali masuk 10 besar di tahun mendatang, meskipun urutannya mungkin sudah tidak sama.
Perhitungan Korelasi Spearman dari periode 2005 – 2006 menghasilkan angka +0.69. Secara statistik, hubungan antara peringkat 2005 dengan 2006 adalah Kuat dan Positif.
Apakah angka korelasinya selalu kuat? Tidak juga. Berikut ada perbandingan peringkat untuk tahun 2008 – 2009
Sumber : http://www.infovesta.com, diolah
Dari 10 besar, hanya ada 4 reksa dana saham yang berhasil mengulangi masuk peringkat 10 besar yaitu Panin Dana Maksima, Panin Dana Prima, Grow-2-Prosper dan Batavia Dana Saham. Dengan mengacu pada logika sebelumnya, berarti jika angka ini yang digunakan sebagai acuan, maka ada kemungkinan 40% reksa dana saham yang masuk 10 besar tahun ini akan masuk 10 besar lagi tahun depan.
Berdasarkan perhitungan uji korelasi rank order spearman untuk 2008 – 2009 adalah sebesar +0.23. Dalam bahasa statistik disebut Lemah dan Positif.
Nilai Korelasi Rank Order Spearman dari waktu ke waktu adalah sebagai berikut :
Uji Korelasi Rank Order Spearman Peringkat Reksa Dana Saham Periode 2005 – 2015
Berdasarkan hasil pengujian di atas, kita bisa melihat bahwa 12 kali pengamatan terhadap Uji Korelasi Rank Order Spearman:
- 2 Kali masuk kategori Kuat dan Positif
- 6 Kali masuk kategori Lemah dan Positif
- 2 Kali masuk kategori Lemah dan Negatif
- 4 x hampir mendekati 0
- Nilai Korelasi Spearman semakin Lemah dan waktu ke waktu meskipun masih positif
Melihat hal tersebut, kesimpulan saya adalah bahwa menggunakan peringkat return di masa lalu merupakan indikator yang kurang bagus karena hubungan antara peringkat tahun ini dengan tahun lalu sangat lemah. Dengan angka korelasi mendekati 0, artinya reksa dana dengan return nomor 1 bisa muncul tiba-tiba dan tidak diperkirakan sebelumnya. Dengan demikian, bisa jadi hasil pemeringkatan / rating yang dikeluarkan selama ini bukan referensi yang bagus dalam arti kinerjanya benar-benar bisa tidak terulang di masa depan.
Untuk itu daripada membeli reksa dana saham dengan harapan bisa menjadi nomor 1 atau masuk 10 besar, lebih mudah cari reksa dana yang lebih konsisten mengalahkan IHSG.
Demikian artikel kali ini, semoga bermanfaat.
Penyebutan produk investasi (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk instrumen tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.
Facebook : https://www.facebook.com/rudiyanto.blog
Twitter : https://twitter.com/Rudiyanto_zh
New Blog : www.ReksaDanaUntukPemula.com
Sumber Gambar : Istockphoto
Sumber data : Infovesta
Saya baru mau investasi di reksadana dengan menyisihkan gaji bulanan.
hmm.. apakah pada dasarnya semua reksadana itu aman ? tidak seperti bermain di saham?
analisa diatas itu menurut saya untuk mengetahui reksadana yg paling menguntungkan yah?
terimakasih
LikeLike
Wah,artikel yang luar biasa seperti biasa pak rudi.
Tulisan yg ada tidak hanya sekedar opini namun juga dilengkapi dengan data2 yg valid,sehingga sangat membantu bagi orang-orang yang kemungkinan bisa membaca data tersebetu dengan presepsi yg berbeda..
Sukses terus pak!
LikeLike
@contohlah
Pada dasarnya reksa dana dan saham adalah produk investasi dan bukan merupakan mainan.
Analisa di atas bukan untuk mengetahui reksa dana yang paling menguntungkan, tapi membahas kemungkinan suatu reksa dana bisa mengulangi kinerjanya di masa mendatang.
Terima kasih
LikeLike
Dear Pak Rudiyanto,
Terimakasih telah memberi banyak ilmu yang sangat mudah dimengerti, sangat jarang orang yg bisa menyampaikan bahasa keuangan dengan semudah ini:) sukses terus pak!
Saya sedang melakukan penelitian skripsi mengenai reksadana dari sudut pandang investor, saya tertarik mengenai artikel diatas yg bapak sampaikan dan ingin memasukkan case tersebut dalam penelitian skripsi saya, namun saya kesulitan utuk mendapatkan data top performance 10 tahun kebelakang, bagaimana saya mendapatkannya?
Terimakasih
LikeLike
@Eshita
Salam Ibu Eshita,
Untuk data tersebut kalau mau gampang ya harus berlangganan di http://www.infovesta.com.
Kalau mau cari satu per satu bisa di website OJK. http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2015/02/03/panduan-mencari-data-harga-reksa-dana/
Memang ada perubahan website, tapi harusnya masih tetap bisa dicari.
Semoga bermanfaat
LikeLike